Helikopter MI-17 Ditemukan di Pegunungan Puncak Mandala Papua
Panglima Kodam XVII Cenderawasih Mayor Jenderal Herman Asaribab turun langsung mencari dan menemukan lokasi jatuhnya helikopter MI-17 di tebing Pegunungan Puncak Mandala, Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang.
Oleh
FABIO COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Panglima Komando Daerah Militer XVII Cenderawasih Mayor Jenderal Herman Asaribab turun langsung mencari dan akhirnya menemukan lokasi jatuhnya helikopter MI-17 di tebing Pegunungan Puncak Mandala, Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Senin (10/2/2020). Langkah selanjutnya ialah mengevakuasi korban melalui jalur darat.
Dalam pencarian itu, Herman ditemani Bupati Pegunungan Bintang Costan Oktemka dan Danrem 172/PWY Kolonel Binsar Sianipar. Menggunakan helikopter AS 350 B2 milik maskapai Dimonim Air, mereka menemukan lokasi puing-puing helikopter MI-17 di salah satu tebing Pegunungan Puncak Mandala sekitar pukul 09.00 WIT.
”Saya menemukan puing-puing helikopter MI-17 dari ketinggian 12.500 kaki. Langkah selanjutnya ialah mengevakuasi para korban,” kata Herman.
Sebelumnya, helikopter MI-17 bernomor registrasi HA-5138 lepas landas dari Bandara Oksibil pada Jumat (28/6/2019) pukul 11.44 WIT. Namun, 5 menit kemudian, helikopter itu dilaporkan hilang kontak pada ketinggian 7.800 kaki.
Seharusnya helikopter pengangkut logistik untuk Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia dan Papua Niugini di Pegunungan Bintang itu dijadwalkan tiba di Sentani, Kabupaten Jayapura, pukul 13.11 WIT.
Helikopter naas itu mengangkut 12 prajurit TNI. Ada tujuh awak dan lima anggota Batalyon Infanteri 725/Waroagi. Tujuh awak itu yakni Kapten Aris, Letnan Ahwar, Kapten Bambang, Sersan Kepala Suriatnae, Prajurit Satu Asharulf, Prajurit Kepala Dwi Pur, dan Sersan Dua Dita Ilham.
Adapun personel Yonif 725 yaitu Sersan Dua Ikrar Setya Nainggolan, Pratu Yanuarius Loe, Pratu Risno, Prada Sujono Kaimuddine, dan Prada Tegar Hadi Sentana.
Herman mengatakan, upaya evakuasi para korban harus dilaksanakan secara matang. Alasannya, puing-puing helikopter itu berada di area dengan kemiringan 90 derajat. Herman pun menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Daerah Pegunungan Bintang, masyarakat setempat, dan polri atas partisipasinya memberikan informasi sehingga heli itu ditemukan.
”Kami memohon dukungan warga untuk terlibat dalam misi kemanusiaan mengevakuasi para prajurit yang gugur dalam musibah ini,” katanya, menambahkan.
Wakil Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Letnan Kolonel (Inf) Dax Sianturi menegaskan, pernyataan kelompok kriminal separatis bersenjata yang telah menembak helikopter MI-17 di Distrik Oksop hanya propaganda.
”Sudah lama tidak ada pergerakan kelompok separatis bersenjata di Pegunungan Bintang,” kata Dax.
Kami memohon dukungan warga untuk terlibat dalam misi kemanusiaan mengevakuasi para prajurit yang gugur dalam musibah ini.
Rawan kecelakaan
Staf Komite Nasional Keselamatan Transportasi Perwakilan Papua Norbert Tunyanan mengatakan, Pegunungan Bintang menjadi salah satu daerah rawan kecelakaan pesawat di Papua selama beberapa tahun terakhir. Cuaca ekstrem yang tidak dapat diprediksi kerap menjadi pemicu utamanya.
Terjadi tiga kali kecelakaan pesawat sipil di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, periode 2015-2018. Insiden itu melibatkan pesawat Trigana Air jenis ATR yang mengangkut 54 orang jatuh. Pesawat ini jatuh di Distrik Okbape pada 16 Agustus 2015. Semua penumpang tewas dalam insiden ini.
Selanjutnya pesawat PK-FSO tipe C208 jenis Caravan yang dipiloti Komisaris Rio Pasaribu yang terbang dari Tanah Merah, Kabupaten Boven Digoel, menuju Oksibil, jatuh di Bukita Anem, Pegunungan Bintang, pada 12 April 2017. Rio tengah membawa bahan kebutuhan pokok. Ia meninggal dalam kejadian ini.
Ada juga pesawat Dimonim Air PK-HVQ yang mengangkut sembilan penumpang. Pesawat ini jatuh di Gunung Menuk pada 11 Agustus 2018. Satu orang selamat. Namun, delapan orang lainnya dilaporkan meninggal.
”Apabila terjadi cuaca buruk di Oksibil, pilot jangan memaksakan diri lepas landas atau mendarat untuk menghindari kecelakaan,” kata Norbert.