Aksi saling pukul, lempar kursi, dan teriak mewarnai tahapan pleno dengan agenda verifikasi faktual pemilih Kongres V Partai Amanat Nasional (PAN) di Kendari, Selasa (11/2/2020).
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Tahapan pleno dengan agenda verifikasi faktual pemilih Kongres V Partai Amanat Nasional berlangsung ricuh. Aksi saling pukul, lempar kursi, dan teriak di dalam ruangan pleno membuat tahapan harus dihentikan. Dinamika kongres semakin tinggi menjelang pemilihan ketua umum partai berlambang matahari ini.
Sidang pleno kongres PAN di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara, pada Selasa (11/2/2020) berubah ricuh ketika verifikasi peserta penuh dimulai. Ratusan peserta merangsek maju ke depan meja pimpinan sidang untuk melayangkan protes. Nama peserta penuh yang masuk dalam daftar pemilih diklaim dua kubu, yaitu Mulfachri Harahap dan Zulkifli Hasan.
Pimpinan sidang mengajukan menunda sidang sembari istirahat makan siang. Sejumlah peserta sidang menolak usulan tersebut dan menginginkan agar pleno verifikasi tetap berlanjut. Aksi saling dorong terjadi. Botol air mineral pun melayang ke arah kerumunan.
Aksi saling pukul dan lempar-lemparan pun terjadi. Peserta juga saling melempar kursi-kursi di dalam ruang sidang. Pendiri PAN Amien Rais yang berada di bagian depan bersama sejumlah petinggi partai lalu segera dibawa keluar oleh pihak keamanan.
Ruang kongres seketika berubah menjadi berantakan. Konsolidasi kemudian dilakukan. Polisi berupaya mensterilkan ruangan. Rapat kemudian berlanjut meski masih diselingi keributan kecil.
”Di sini saudara-saudaraku. Duduk di kursi masing-masing. Lempar-lempar stop, cukup. Ambil tempat duduk masing-masing,” ujar Zulkifli.
Presidium Sidang Ahmad Farhan Hamid mengatakan, kericuhan dimulai ketika verifikasi faktual terhadap kepesertaan dimulai. Panitia sebelumnya telah melakukam verifikasi dengan sistem daring, lengkap dengan barcode.
”Ada yang merasa nama yang masuk itu tidak sesuai, tadi kalo tidak salah dari wilayah Papua. Dari situ, ada yang protes dan mulai ribut-ribut,” ucap Hamid. ”Tapi ini biasa dinamika salam kongres. Kami tadi juga sudah kumpulkan para kandidat untuk menenangkan pemilihnya. Kami juga putuskan agar sidang diskors selama satu jam agar beristirahat sebentar,” kata Hamid.
Di sini saudara-saudaraku. Duduk di kursi masing-masing. Lempar-lempar stop, cukup. Ambil tempat duduk masing-masing.
Kongres ke V PAN kali ini diikuti oleh empat calon ketua umum. Mereka adalah Drajad Wibowo, Asnan Abnur, Mulfachri Harahap, dan petahana Zulkifli Hasan. Dua nama terakhir menguat ketika menjelang konser, dan saling klaim kemenangan. Mereka memperebutkan 590 suara dari seluruh tingkatan kepengurusan partai.
Persoalan terkait status kepesertaan kongres memang belum tuntas. Wakil Ketua Umum PAN Mulfachri Harahap yang maju sebagai calon ketua umum dalam kongres ini mengatakan, ada sejumlah pemilik suara yang masih diperdebatkan status kepesertaannya. Hal itu yang mengakibatkan tingginya dinamika selama kongres.
”Ini saya sampaikan kemarin. Kalau ini tidak diselesaikan sejak awal, ini potensi untuk menjadi masalah dan dibawa ke arena kongres,” kata Mulfachri ditemui di sela-sela kegiatan kongres.
Sekretaris panitia pengarah Kongres PAN Saleh Daulay menyampaikan, dinamika sudah terjadi sejak sidang dibuka. Peserta sidang menginginkan kejelasan status para peserta kongres. Untuk memastikan tidak ada penyusup, panitia kembali memeriksa satu per satu kartu peserta kongres.
Kepala Polda Sultra Brigadir Jenderal (Pol) Merdisyam mengatakan, aparat kepolisian terus berusaha menjaga keamanan kongres PAN yang sedang berlangsung. Saat ricuh terjadi, sesuai permintaan pimpinan sidang, aparat masuk ke dalam ruang untuk menenangkan dan mengamankan ruang sidang.
”Kami pihak keamanan tentu tidak memihak kepada pihak mana saja. Adapun kalau merasa ada yang dipukuli, kami tinggal menunggu laporan. Kaki terus siapkan anggota agar situasi berlangsung aman dan lancar,” kata Merdisyam. (NTA/JAL/IGA)