Antisipasi Virus Korona, Santri Pemenang Lomba Robotik di Malaysia Diperiksa
RS Ngudi Waluyo, Blitar, Jawa Timur, memeriksa kondisi kesehatan 12 santri Pondok Pesantren Mambaus Shalihin 2 yang baru saja pulang dari Malaysia mengikuti lomba robotik sebagai antisipasi penyebaran virus Covid-19.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BLITAR, KOMPAS — Rumah Sakit Ngudi Waluyo di Wlingi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, memeriksa kondisi kesehatan 12 santri Pondok Pesantren Mambaus Shalihin 2 yang baru saja pulang dari mengikuti lomba robotik internasional di Malaysia. Pemeriksaan dilakukan untuk mengantisipasi para santri terinfeksi virus korona Covid-19.
Direktur RS Ngudi Waluyo, Endah Woro Utami, Rabu (12/2/2020), mengatakan, hasil pemeriksaan kesehatan terhadap 12 santri menyatakan bahwa semuanya sehat. Pemeriksaan dilakukan pada Selasa (11/2/2020). ”Kondisi kesehatannya baik, sehat semua. Tidak ada yang mengalami gangguan, flu atau demam tidak ada,” ujarnya.
Menurut Woro, para santri sebenarnya sudah lolos dalam pemeriksaan dan pengecekan di Bandara Juanda saat tiba di Tanah Air. Untuk meyakinkan kondisi kesehatan mereka sekaligus upaya preventif, dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter begitu mereka tiba di Blitar. Pemeriksaan dilakukan mulai dari suhu tubuh hingga paru.
Hal ini dilakukan karena Malaysia menjadi salah satu negara yang ditemukan kasus positif Covid-19. ”Pemeriksaan fisik. Untuk pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan karena pemeriksaan laboratorium hanya untuk mereka yang suspect. Sementara para santri ini tidak dalam kondisi suspect, tidak ada keluhan sehingga yang dilakukan hanya screening pemeriksaan fisik, mulai dari suhu tubuh sampai pemeriksaan paru,” ucapnya.
Demikian pula setelah para santri itu kembali ke rumah masing-masing, pemantauan tetap dilakukan. Pihak rumah sakit telah memberikan pemahaman kepada orangtua santri mengenai apa yang harus dilakukan jika mendapati gejala mencurigakan pada anak-anaknya selama masa inkubasi (dua pekan) untuk kemudian melaporkannya kepada petugas.
Woro menyatakan kesiapannya memeriksa warga yang baru pulang dari luar negeri, termasuk para tenaga kerja Indonesia. Blitar merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak pekerja migran. Jumlah pekerja migran asal Kabupaten Blitar lebih dari 3.000 orang.
Jumlah pekerja migran asal Kabupaten Blitar lebih dari 3.000 orang.
”Kalau mereka datang pasti kami periksa. Kami sudah memberitahukan ke masyarakat kalau mengalami keluhan seperti itu untuk langsung datang ke rumah sakit,” kata Woro yang menyatakan bahwa sejauh ini belum ada TKI yang datang untuk memeriksakan diri. RS Ngudi Waluyo menyiapkan belasan ruang isolasi dan membentuk tim khusus.
Di Malaysia, delegasi Pondok Pesantren Mambaus Shalihin itu menjadi juara dalam tiga kategori, yakni Soccer Close, Soccer Junior Class, dan Line Follower, serta pemenang kedua dalam dua kategori, yakni Sumo dan Amfibious Solar Vehicle. Turnamen World Robotic for Peace itu berlangsung di Universitas Teknologi Malaysia di Johor Bahru pada 7-8 Februari.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Kuspardani membenarkan tentang upaya screening terhadap para santri. Menurut Kuspardani, pemantauan dilakukan untuk warga yang baru datang dari negara yang ditemukan kasus positif korona. ”Syukurlah, sejauh ini sehat semua,” katanya.
Pemerintah Kabupaten Blitar, Rabu ini, juga mengirimkan 10.000 masker untuk para tenaga kerja migran di luar negeri, seperti Hong Kong dan Taiwan. Upaya ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian pemerintah daerah terhadap warganya yang berada di luar negeri.