PT Jasa Marga dan Badan Pengatur Jalan Tol menargetkan konstruksi Tol Probolinggo-Banyuwangi dapat dimulai tahun ini. Jika sesuai rencana, ruas tol sepanjang 172 kilometer tersebut dapat rampung pada 2025.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — PT Jasa Marga dan Badan Pengatur Jalan Tol menargetkan konstruksi Tol Probolinggo-Banyuwangi dapat dimulai tahun ini. Jika sesuai rencana, ruas tol sepanjang 172 kilometer tersebut dapat rampung pada 2025. Ruas ini akan menambah interkoneksi Tol Trans-Jawa.
Tol Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi) akan melintasi tiga kabupaten, yaitu Probolinggo, Situbondo, dan Banyuwangi di Jawa Timur. Di Probolinggo dan Banyuwangi, tol akan membentang masing-masing 30 kilometer. Sementara di Situbondo, tol membentang sepanjang 110 km.
Saat ini proses pembebasan lahan untuk wilayah Probolinggo sudah dimulai meski belum sampai pada proses pembayaran.
”Saat ini, penlok (penetapan lokasi) ruas Probolinggo dan Situbondo sudah terbit. Penlok untuk Banyuwangi ditargetkan terbit akhir bulan sehingga Maret sudah mulai proses pembebasan tanah,” ujar Direktur Utama PT Jasa Marga Probolinggo Banyuwangi Dominicus Hari Pratama.
Hari mengatakan, saat ini proses pembebasan lahan untuk wilayah Probolinggo sudah dimulai meski belum sampai pada proses pembayaran. Ia berharap dalam waktu dekat proses pembayaran dapat dilakukan sehingga lahan dapat diserahkan ke PT Jasa Marga Probolinggo Banyuwangi untuk dimulai proses konstruksi.
Proses konstruksi, lanjut Hari, akan dimulai di ruas Kraksaan, Probolinggo, tahun ini. Proses konstruksi tidak menunggu pembebasan tanah 100 persen. Apabila dirasa cukup memadai untuk konstruksi, proses tersebut dapat langsung dilaksanakan.
”Sebulan hingga dua bulan, setelah pembayaran pembebasan lahan di Probolinggo, proses pembebasan lahan untuk wilayah Situbondo akan dimulai. Namun, karena segmen ini paling panjang, pembayaran akan dilakukan secara bertahap per ruas,” ucapnya.
Hari mengungkapkan, dari 172 km total panjang Tol Probowangi, sebanyak 70 persen merupakan lahan milik warga. Adapun 30 persen sisanya merupakan milik negara, dalam hal ini Perhutani.
Tol Probowangi, menurut rencana, dibangun dengan lebar 60-70 meter. Jalan tol tersebut memiliki dua lajur di setiap arah. Tol juga akan dilengkapi tujuh akses keluar dan masuk. Akses tersebut terdapat di Kraksaan, Paiton, Besuki, Situbondo, Asembagus, Bajul Mati, dan Ketapang.
Pada tahun 2018, BPJT merasa traffic kendaraan yang melintas cukup memadai untuk dibangun jalan tol.
Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Abram Elsajaya Barus mengatakan, Tol Probowangi sudah direncanakan sejak 2007 setelah studi yang dilakukan setahun sebelumnya. Namun, rencana tersebut baru dimatangkan untuk realisasi pada tahun 2018.
”Kami mempelajari traffic (arus lalu lintas) kendaraan yang akan lewat di Tol Probowangi. Pada tahun 2018, BPJT merasa traffic kendaraan yang melintas cukup memadai untuk dibangun jalan tol. Setelah dirasa cukup, tender dimulai dan PT Jasa Marga ditunjuk untuk membangun,” ucapnya.
Hasil kajian pada 2016, arus lalu lintas tol di Banyuwangi tergolong rendah, diperkirakan hanya 4.000 per hari. Jumlah tersebut kurang ideal untuk operasional jalan tol. Sebagai pembanding, tol Malang-Pandaan melayani minimal 10.000 kendaraan per hari.
Abram mengatakan, semakin ke timur, arus kendaraan yang melintas di Jalan Tol Trans-Jawa memang menurun. Data BPJT pada 2017 menyebutkan, dalam setahun, arus di Tol Jakarta-Cikampek mencapai 205.111.304, Jakarta-Bogor-Ciawi mencapai 188.758.759, dan Surabaya-Gempol sebanyak 102.390.959.
Kendati Tol Probowangi menjadi ruas paling timur dari keseluruhan Tol Trans-Jawa, Abram optimistis arus lalu lintas dapat meningkat drastis. ”Kalau seluruh Trans-Jawa tersambung dari barat hingga timur, mungkin ada perubahan tren transportasi yang bisa mendongkrak traffic di Tol Probowangi,” ujarnya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berharap Tol Probowangi segera terealisasi agar akses menuju Banyuwangi semakin beragam. Dengan demikian, pariwisata dan industri Banyuwangi dapat meningkat sehingga ikut mendorong kesejahteraan masyarakat.