Kondisi Pekerja Migran yang Dirawat di Tulungagung Stabil
Kondisi kesehatan YM (52), warga Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, stabil setelah menjalani perawatan intensif di RSUD dr Iskak, Kabupaten Tulungagung.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Kondisi kesehatan YM (52), warga Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, stabil setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerahdr Iskak, Kabupaten Tulungagung. Namun, YM masih berada di dalam ruang isolasi sambil terus dipantau kesehatannya.
Saat masuk ke RSUD dr Iskak, Sabtu (8/2/2020), suhu tubuh YM di atas 38 derajat celsius, disertai keluhan nyeri tenggorokan. Berdasarkan hasil diagnosis, pasien menderita radang tenggorokan. Namun, karena yang bersangkutan merupakan pekerja migran yang baru pulang dari Korea Selatan, dia harus menjalani perawatan intensif. Korsel merupakan salah satu negara yang juga terpapar virus korona jenis baru.
Hasil foto rontgen juga tidak menunjukkan tanda-tanda pneumonia sebagai salah satu gejala terinfeksi virus korona.
Sebelum masuk RSUD dr Iskak, YM sebenarnya telah menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Kediri. YM tiba di Kediri pada 6 Februari lalu. Juru bicara RSUD dr Iskak, Muhammad Rifai, saat dihubungi dari Malang, Kamis (13/2/2020), mengatakan, pada hari kedua perawatan, suhu tubuh YM turun menjadi 36-37 derajat celsius.
Kondisi itu stabil sampai sekarang. Hasil foto rontgen juga tidak menunjukkan tanda-tanda pneumonia sebagai salah satu gejala terinfeksi virus korona.
Meski begitu, menurut Rifai, pihaknya terus memantau kondisi pasien. RSUD dr Iskak juga masih menunggu hasil uji laboratorium Kementerian Kesehatan yang diperkirakan baru selesai pada Jumat (14/2/2020).
”Kondisinya sudah sangat baik. Sudah biasa. Suhunya sekarang 36,5 derajat celsius. Cuma, kita juga harus berhati-hati, kami masih menunggu hasil swap tenggorokan. Insya Allah, besok sudah jadi,” tuturnya. YM pun diperkirakan sudah bisa keluar dari ruang isolasi Jumat besok.
RSUD dr Iskak menjadi rujukan untuk wilayah Jawa Timur bagian selatan dan barat daya. Terkait dengan wabah korona, menurut Rifai, pihaknya sudah menyiapkan peralatan dan tenaga medis jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Total ada empat ruang isolasi, termasuk di instalasi gawat darurat.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar mengirimkan 10.000 lembar masker untuk warga Blitar yang bekerja di Hong Kong, Taiwan, dan Singapura. Bantuan masker ini untuk meringankan beban warga yang masih berada di luar negeri sekaligus bentuk perhatian dari pemerintah daerah.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Blitar Haris Susianto mengatakan, pengiriman masker untuk pekerja migran di Hong Kong sudah dilakukan pada Rabu (12/2/2020). Adapun masker untuk pekerja di Taiwan dan Singapura dikirim pada Kamis ini. Tiga negara ini menjadi prioritas karena jumlah pekerja migran di tempat itu cukup besar dan temuan kasus korona di negara tersebut juga cukup banyak.
Menurut Haris, sejauh ini belum ada laporan terkait pekerja migran asal Blitar yang terinfeksi virus korona di luar negeri. Pemkab Blitar berusaha memantau keberadaan mereka dengan cara berkomunikasi dengan para sukarelawan dan komunitas pekerja di sana. ”Sejauh ini belum ada laporan, ya mudah-mudahan tidak ada,” katanya.
Jumlah pekerja migran asal Blitar cukup besar, lebih dari 4.500 orang. Mereka tersebar di sejumlah negara, meski tidak ada yang bekerja di Wuhan, China. Wuhan merupakan titik awal penyebaran virus tersebut sekaligus yang saat ini paling banyak ditemukan kasus penularannya.
Disinggung soal pemeriksaan kesehatan kepada para pekerja yang baru pulang dari luar negeri, Haris mengatakan, mereka umumnya sudah melalui pemeriksaan di bandara. Namun, apabila sampai kampung halaman terdapat keluhan kesehatan, pihaknya siap memberikan pelayanan kesehatan bekerja sama dengan pihak terkait.