Panen Bawang Putih Lokal Bisa Diandalkan Menambah Persediaan Nasional
Panen bawang putih lokal diklaim pemerintah mampu menambah persediaan nasional. Bersama rencana impor, persediaan bawang putih ke depan diyakini tidak akan terkendala.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·3 menit baca
SOLO, KOMPAS — Panen bawang putih lokal diklaim pemerintah mampu menambah persediaan nasional. Bersama rencana impor, persediaan bawang putih ke depan diyakini tidak akan terkendala.
”Kami sudah hitung (stok) bawang putih sebenarnya masih ada 84.000 ton-120.000 ton,” ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat melepas operasi pasar bawang putih di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Kamis (13/2/2020).
Syahrul menambahkan, stok bawang putih akan bertambah dari panen bawang putih lokal yang diperkirakan terjadi pada akhir Februari hingga akhir Maret. Produksinya diperkirakan mencapai 50.000 ton. ”Dengan begitu, sampai dua hingga tiga bulan ke depan (stok) tidak ada masalah,” katanya.
Syahrul mengklaim tidak ada kelangkaan bawang putih. Lonjakan harga yang terjadi, dikatakannya, dipengaruhi kepanikan publik. Pemicunya, kekhawatiran warga terkait munculnya virus korona di negara penghasil bawang putih seperti China.
”Cuma ada kepanikan-kepanikan. Mungkin juga distributornya memperlambat suplai. Akhirnya, seakan-akan terjadi kekurangan bawang putih,” katanya.
Akan tetapi, menurut Syahrul, impor bawang putih tetap terbuka dilakukan. Pasokannya tidak harus didatangkan dari China. ”Kita bisa ambil dari India. Amerika Serikat juga boleh,” kata Syahrul.
Syahrul mengimbau semua pihak agar tidak perlu terlalu panik. Untuk mengendalikan harga bawang putih, Kementerian Pertanian (Kementan) sudah menggelar operasi pasar di pasar-pasar di sejumlah daerah. ”Kita coba masuk ke pasar-pasar inti untuk menetralisir loncatan (harga),” katanya.
Berdasarkan pantauan Kompas di Pasar Gede, harga bawang putih sudah berangsur turun pada Kamis. Empat hari yang lalu, pedagang masih menjual bawang putih eceran seharga Rp 60.000 per kilogram. Kini, harganya turun menjadi Rp 45.000 per kg.
”Tiga hari ini, harga cabai rawit merah juga turun dari Rp 70.000 per kg menjadi Rp 50.000 per kg. Harga cabai merah besar dan merah keriting juga turun, dari Rp 60.000 per kg sekarang jadi Rp 40.000 per kg,” ujar Samini, pedagang di Pasar Gede.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi mengatakan, operasi pasar telah digelar di beberapa daerah, seperti Jakarta, Sumatera Barat, Jambi, Solo, dan Yogyakarta. Di Solo dan Yogyakarta disiapkan 12 ton bawang putih. Harganya Rp 30.000 per kg. Ada juga pasokan cabai rawit merah dan cabai merah keriting sebanyak 10 ton.
”Yang kami inginkan harga bawang putih bisa turun menjadi Rp 30.000 per kg, cabai rawit merah Rp 35.000 per kg, dan cabai merah keriting Rp 30.000 per kg. Kita upayakan terus-menerus. Mulainya hari ini dan akan dilanjutkan sampai harga itu tercapai,” tuturnya.
Yang kami inginkan harga bawang putih bisa turun menjadi Rp 30.000 per kg, cabai rawit merah Rp 35.000 per kg, dan cabai merah keriting Rp 30.000 per kg. Kita upayakan terus-menerus. Mulainya hari ini dan akan dilanjutkan sampai harga itu tercapai.
Ketua II Perkumpulan Pengusaha Bawang Putih dan Aneka Umbi Indonesia (Pusbarindo) Valentino mengatakan, sudah ada 10 perusahaan anggota Pusbarindo yang mendapat rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH) bawang putih dari Kementan. Pihaknya berharap Kementerian Perdagangan segera menerbitkan surat persetujuan impor sehingga impor bisa segera dilakukan.
Valentino mengatakan, impor bawang putih direncanakan tetap dari China. Alasannya, China mampu memenuhi persyaratan good agricultural practices (GAP). Sejauh ini, bawang putih bukan media penularan virus korona. Jika lancar, pihaknya memperkirakan dua hingga tiga minggu setelah pemesanan bawang putih impor sudah masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dan Tanjung Perak, Surabaya.
”Kami sudah menghimbau supaya pemerintah jangan menunda merilis RIPH. Harapannya agar kelangkaan bawang putih tidak berulang di setiap awal tahun,” katanya.