Sejak Singapura menaikkan status peringatan perjalanan dari hijau menjadi oranye akibat virus korona, kedatangan dan keberangkatan penumpang di pelabuhan internasional Kota Batam, Kepulauan Riau, turun hingga 40 persen.
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
BATAM, KOMPAS — Sejak Singapura menaikkan status peringatan perjalanan dari hijau menjadi oranye akibat virus korona, kedatangan dan keberangkatan penumpang di pelabuhan internasional Kota Batam, Kepulauan Riau, turun hingga 40 persen.
Pantauan Kompas di Pelabuhan Batam Centre, pintu internasional dengan penumpang terbesar di Batam, Kamis (13/2/2020) siang, jumlah pengunjung di lantai dasar lengang. Kondisi serupa terlihat di pintu kedatangan dan keberangkatan penumpang.
Di pintu kedatangan, misalnya, jumlah penumpang yang turun berkisar 20-30 orang. Kapal datang dalam rentang 10-20 menit. Menurut petugas keamanan, penumpang feri itu biasanya lebih dari 80 orang.
Awalnya, penurunan sekitar 20 persen. Sekarang berkisar 30-40 persen, terutama sejak Singapura menaikkan status (peringatan perjalanan) menjadi oranye. (Nika Astaga)
Kepala Operasional Pelabuhan Batam Centre Nika Astaga mengatakan, penurunan jumlah penumpang sebenarnya sudah terjadi sejak dua minggu lalu. Namun, sejak adanya peningkatan status peringatan perjalanan di Singapura, jumlah penumpang semakin berkurang.
”Awalnya penurunan sekitar 20 persen. Sekarang berkisar 30-40 persen, terutama sejak Singapura menaikkan status (peringatan perjalanan) menjadi oranye,” kata Nika ketika ditemui di kantornya.
Menurut Nika, di hari biasa, jumlah penumpang datang dan berangkat sekitar 5.000 orang per hari. Sekarang berkisar 3.000 orang per hari. Sementara itu, untuk Sabtu dan Minggu, normalnya 7.000-10.000 per hari, sekarang hanya 5.000 orang.
Nika menjelaskan, penurunan penumpang 20 persen di awal merupakan dampak pelarangan masuknya turis China dan Korea Selatan ke Singapura. Adapun turis kedua negara itu masuk ke Batam via Singapura. Sementara penurunan hingga 40 persen saat ini dipicu oleh warga asal Singapura enggan bepergian.
Meskipun jumlah penumpang menurun, kata Nika, jumlah keberangkatan dan kedatangan kapal tidak berkurang, yaitu 77 perjalanan sehari. Pelabuhan ini melayani perjalanan ke Singapura dan Malaysia.
Pengawasan
Semua penumpang kapal di Pelabuhan Batam Centre telah memiliki kartu kewaspadaan kesehatan. Kartu itu dibagikan keagenan kapal saat membeli tiket di Singapura atau Malaysia. Menjelang memasuki pintu kedatangan, petugas mengumpulkan bagian kartu yang telah diisi penumpang.
Kemungkinan suhu yang terpantau tinggi dipengaruhi barang bawaannya. (A Achmad Zein)
Di pintu kedatangan, petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Batam memindai suhu tubuh penumpang. Salah satu penumpang suhu tubuhnya sempat terpantau 39 derajat. Namun, setelah dicek lebih lanjut dengan termometer temporal, suhu tubuhnya normal.
”Kemungkinan suhu yang terpantau tinggi dipengaruhi barang bawaannya,” kata petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Batam, A Achmad Zein.
Kepala Kantor Pelabuhan Kelas I Batam Achmad Farchanny mengatakan, pihaknya menerapkan kewaspadaan tinggi seiring peningkatan status peringatan perjalanan di Singapura.
Di Batam ada enam pintu internasional, yaitu lima pelabuhan dan satu bandara dengan jumlah kedatangan 9.000-10.000 orang per hari.
Semua penumpang yang melakukan perjalanan ke negara terjangkit virus korona baru, termasuk Singapura dan Malaysia, diwajibkan mengisi kartu kewaspadaan kesehatan. Kartu yang terdiri atas dua bagian itu sebagiannya diserahkan kepada petugas di pintu kedatangan internasional.
Kartu tersebut, kata Farchanny, untuk memantau kondisi kesehatan penumpang yang baru kembali dari negara yang positif terjangkit virus korona baru. Jika penumpang yang memegang kartu mengalami gejala mirip korona setelah keluar dari pintu internasional, petugas kesehatan memberikan pengawasan lebih.
”Penumpang yang ada bersama penumpang saat perjalanan juga bisa dilacak dengan kartu itu. Data yang diisi sesuai dengan dokumen manifes perjalanan,” katanya.
Selain itu, pemindaian terhadap semua penumpang terus dilakukan. Di tiap-tiap pintu internasional, ada empat petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Batam dan dua petugas bantuan dari Dinas Kesehatan Batam.
Di tiap-tiap pintu internasional disediakan ruang observasi terhadap penumpang yang suhu tubuhnya tinggi atau menunjukkan gejala mirip korona baru. Ambulans juga tersedia di pelabuhan dan bandara jika penumpang harus dirujuk ke rumah sakit.
Farchanny mengatakan, sejauh ini di Kepulauan Riau ada tujuh terduga virus korona baru yang memegang kartu kewaspadaan kesehatan. Rinciannya, satu di Batam, enam di Tanjung Pinang, dan satu di Tanjung Balai Karimun. Yang di Batam negatif, sedangkan di dua daerah lainnya sedang menunggu hasil pemeriksaan.
”Mereka diduga pernah berkontak dengan pasien positif korona di Singapura meskipun tidak menunjukkan gejala. Petugas sudah mengambil SWAP mereka untuk diperiksa. Selama menunggu hasil, aktivitas mereka dibatasi agar tidak berkontak dengan orang banyak,” ujar Farchanny.