logo Kompas.id
NusantaraTren Kematian Babi di Bali...
Iklan

Tren Kematian Babi di Bali Turun

Tren kematian babi di Bali menurun. Hingga kini, peneliti masih berjuang menemukan vaksin untuk mengatasi demam babi Afrika atau African swine fever.

Oleh
AYU SULISTYOWATI
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/gKhaNEgmszk0Sg5r7OL7-bk3N4k=/1024x575/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2FIMG_20200204_194439_094_1580817011.jpg
KOMPAS/AYU SULISTYOWATI

Petugas kesehatan hewan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Denpasar, Selasa (4/2/2020), membantu menyemprotkan disinfektan ke kandang babi milik peternak. Penyemprotan ini bagian dari upaya pencegahan dan penyebaran wabah demam babi Afrika yang positif terjangkit di Bali.

BADUNG, KOMPAS — Kematian babi secara mendadak masih melanda Bali. Hanya saja, rata-rata kematian menurun per hari dari 25 ekor pada Desember 2019 menjadi kisaran 3 ekor. Penurunan jumlah kematian ini terutama terjadi di Kabupaten Badung, tempat ditemukan paling banyak kasus kematian babi.

Hingga Kamis (13/2/2020), jumlah kematian babi di Badung terdata 837 ekor. Total lebih dari 1.100 babi di enam kabupaten di Bali mati sejak Desember 2019. Peternak babi dan pemerintah setempat hingga kini masih menunggu hasil uji laboratorium sampel darah kematian babi. Mereka juga menunggu  rekomendasi dari pusat untuk langkah selanjutnya.

Editor:
Siwi Yunita
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000