Penumpang yang Dirujuk ke RSBP Batam Dirawat di Ruang Isolasi
Seorang penumpang dari Malaysia yang dirujuk ke Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam dirawat di ruang isolasi. Petugas telah mengambil sampel usap tenggorokan pasien dan dikirimkan ke Jakarta untuk diteliti lebih lanjut.
Oleh
Yola Sastra
·4 menit baca
BATAM, KOMPAS — Seorang penumpang dari Malaysia yang dirujuk ke Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam dirawat di ruang isolasi. Petugas telah mengambil sampel usap tenggorokan pasien dan dikirimkan ke Jakarta untuk diteliti lebih lanjut.
Kepala Dinas Kesehatan Batam Didi Kusmarja, Jumat (14/2/2020), mengatakan, pihaknya menunggu hasil penelitian terhadap sampel usap tenggorokan pasien. Jika negatif, pasien akan keluar dari ruang isolasi dan dirawat seperti pasien biasa.
”Tadi malam (Kamis, 13/2/2020), sampel swab-nya sudah diambil. Tadi pagi sudah dikirim ke Jakarta untuk diteliti di Balitbang Kesehatan Kemenkes. (Selama) 1 x 24 jam sudah keluar hasilnya,” tutur Didi. Menurut Didi, kondisi pasien sekarang sudah membaik dan tidak demam lagi setelah mendapatkan penanganan dari dokter.
Kamis (13/2/2020) sore, seorang penumpang dari Malaysia yang turun di Pelabuhan Batam Centre dirujuk ke Rumah Sakit BP Batam. Penumpang laki-laki itu terpantau petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Batam menunjukkan gejala mirip pengidap virus korona baru.
Didi melanjutkan, selain yang dirujuk, ada satu lagi penumpang dari Malaysia yang juga terpantau demam. Namun, ia tidak menunjukkan gejala lain yang mirip dengan infeksi virus korona baru sehingga tidak masuk kriteria.
”Kami memberikan health alert card atau HAC. Petugas dinas memantau ke rumahnya setiap hari. Dia tidak dianjurkan keluar rumah atau istilahnya karantina lokal. Kalau tidak ada gejala selama 14 hari, berarti dia aman. Kalau ada, akan dirujuk dan diisolasi di rumah sakit,” tutur Didi.
Kata Didi, negara terjangkit ialah yang telah terjadi kasus penularan dari manusia ke manusia di internal. Malaysia dan Singapura merupakan dua dari tiga belas negara yang positif terjangkit.
Kepala Bidang Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Batam Romer Simanungkalit mengatakan, penumpang dari Malaysia itu turun di pelabuhan pada Kamis (13/2/2020) sekitar pukul 16.00.
Menurut Romer, ketika melewati alat pemindai di pintu kedatangan, penumpang itu terpantau mengalami suhu tubuh tinggi. Setelah diobservasi lebih lanjut, penumpang juga mengalami gejala mirip dengan pengidap korona baru, yaitu demam hingga batuk.
”Kami memutuskan merujuknya ke RSBP Batam untuk penanganan lebih lanjut. Akan dievaluasi ada tidak kemungkinan terinfeksi Covid-19,” kata Romer.
Menurut Romer, penumpang yang dirujuk itu merupakan warga negara Indonesia. Ia baru pulang dari Johor, Malaysia, setelah sekitar tiga minggu bekerja di sana. Belum diketahui penumpang ini warga Batam atau bukan. Ditambahkan Romer, penumpang yang dirujuk itu belum ditetapkan sebagai
suspect. ”Ia disebut sebagai pasien dalam pengawasan,” kata Romer.
Kami memutuskan merujuknya ke RSBP Batam untuk penanganan lebih lanjut. Akan dievaluasi ada tidak kemungkinan terinfeksi Covid-19.
Sepuluh orang
Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Riau Tjetjep Yudiana mengatakan, sejauh ini ada sepuluh orang yang statusnya dalam pengawasan atau pernah dalam pengawasan terkait virus korona baru, termasuk dua orang di Batam yang baru kembali dari Malaysia itu. Tujuh dari sepuluh orang itu telah dinyatakan negatif virus korona baru.
Sepuluh orang itu merupakan tiga orang di Batam, Tanjung Pinang (6), dan Tanjung Balai Karimun (1). Satu dari tiga orang yang dalam pengawasan di Batam dinyatakan negatif karena diketahui mengidap tuberkulosis. Enam orang yang sempat dalam pengawasan di Tanjung Pinang juga dinyatakan negatif.
Sebelumnya, Pemerintah Singapura mengeluarkan notifikasi kepada Pemerintah Indonesia agar warga yang kembali dari Singapura dipantau kesehatannya selama masa inkubasi karena dikhawatirkan pernah kontak dengan suspect korona baru pada 30 Januari 2020.
Meskipun tidak menunjukkan gejala mirip infeksi virus korona baru, mereka sempat diobservasi di rumah dan dilarang keluar rumah. Setelah sampel usap tenggorokan mereka diperiksa di laboratorium, kata Tjetjep, hari ini mereka dinyatakan negatif oleh Balitbang Kesehatan Kemenkes.
”Enam orang yang di Tanjung Pinang sudah jelas negatif. Hari ini, kami undang RT/RW dan tetangga agar mereka bisa diterima sebagaimana warga biasa. Warga tidak usah khawatir. Jika tidak disosialisasikan untuk meyakinkan mereka sehat, kami takut terjadi diskriminasi,” tutur Tjetjep.
Sementara itu, satu orang yang dalam pengawasan di Tanjung Balai Karimun menunggu hasil laboratorium. Ia masih dirawat di ruang isolasi rumah sakit karena mengalami gejala mirip dengan infeksi virus korona, seperti panas, batuk-batuk, dan sesak napas, sepulang dari Johor, Malaysia.
”Johor sebenarnya bukan masuk wilayah terjangkit. Namun, untuk memberikan rasa aman, (kami) lebih sensitif, kami coba ambil sampelnya. Sekarang (orang dalam pengawasan itu) masih di rumah sakit, dirawat di ruang isolasi,” tutur Tjetjep.