Manado Marina Bay Senilai Rp 1 Triliun Rampung Akhir 2020
Berbagai fasilitas wisata, seperti hotel, pusat perbelanjaan, dan dermaga ”yacht” dan ”cruise”, dibangun PT Pelindo IV di fasilitas baru Manado Marina Bay, Sulut, yang ditargetkan rampung akhir 2020.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — PT Pelindo IV mengucurkan dana Rp 1 triliun untuk membangun pelabuhan Manado Marina Bay demi menopang sektor pariwisata Sulawesi Utara. Berbagai fasilitas wisata, seperti hotel, pusat perbelanjaan, dan dermaga yacht dan cruise, direncanakan selesai dibangun akhir 2020.
Pembangunan dimulai dengan seremonial, Kamis (13/2/2020), diiringi peletakan batu pertama di tepi dermaga Pelabuhan Manado oleh Direktur PT Pelindo IV Farid Padang dan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey. Setelah itu, Olly segera bertolak ke Jakarta untuk melapor pada Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo bahwa pembangunan akan segera dimulai.
Farid mengatakan, sebagian dari dana Rp 1 triliun yang digunakan untuk membangun Manado Marina Bay (MMB) berasal dari dana internal perusahaan, sedangkan sebagian lainnya kerja sama dengan investor. ”Salah satunya adalah PT PP sebagai bentuk sinergi BUMN sekaligus investor. Ada juga dari swasta untuk fasilitas pendukung,” katanya.
Sulut yang disebut akan menjadi satu dari lima Bali Baru terus menarik minat wisata mancanegara.
MMB yang dibangun di sisi selatan Pelabuhan Manado akan dikhususkan bagi tujuan pariwisata. Ini merupakan tindak lanjut dari penetapan Manado-Bitung-Likupang sebagai Destinasi Superprioritas oleh Kementerian Pariwisata.
Karena itu, MMB akan memiliki empat sampai lima dermaga khusus yacht dengan kolam pelabuhan berkedalaman sekitar 6 meter. ”Ada juga dermaga khusus cruise, tapi akan dibangun lebih jauh dari daratan karena butuh kedalaman setidaknya 9 meter,” kata Farid.
Farid menambahkan, MMB yang didirikan dermaga seluas 1.600 meter persegi dan area susun 2.150 meter persegi juga akan terintegrasi dengan berbagai fasilitas pendukung pariwisata, seperti ruang pameran, pelataran kuliner, anjungan pelabuhan, dan hotel setinggi 24 lantai. Pembangunan hotel itu adalah inisiatif PT Pelindo IV dan PT PP. Belum ada investor perhotelan yang masuk.
Farid berharap, MMB nantinya dapat meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dan Nusantara ke Manado dan Sulut. Kapal yacht dan cruise yang masuk ke MMB nantinya dapat membawa wisatawan ke beragam tujuan wisata bahari, seperti Bunaken, Manadotua, Siladen, dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang.
”Pengembangan destinasi wisata sudah jadi tugas dari Pak Presiden Joko Widodo. Jadi, kami targetkan pembangunan MMB selesai akhir 2020,” katanya.
Meski demikian, area Taman Nasional Bunaken yang juga pusat konservasi tidak memiliki pelabuhan yang dapat disinggahi kapal-kapal besar. Keadaan ini berbeda dengan KEK Likupang yang telah direncanakan memiliki pelabuhan yacht dan cruise.
Tepat waktu
Olly Dondokambey mengatakan, tidak lama lagi Sulut akan segera memiliki pelabuhan pariwisata berskala internasional. Posisi Sulut yang berada di bibir Pasifik sangat mendukung untuk menjadikannya destinasi wisata.
Olly pun berjanji akan mendukung penuh pembangunan MMB. Sebab, segala sarana dan prasarana pariwisata akan menunjang program pariwisata di Sulut. Ia yakin, industri meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE) di Sulut akan semakin berkembang.
”Tahun ini akan ada dua kegiatan bertaraf internasional yang diselenggarakan di Sulut. Nanti saat MMB sudah jadi, peserta acara-acara internasional yang digelar Sulut di masa depan akan dapat memanfaatkannya,” kata Olly.
Untuk itu, ia berharap pembangunan MMB dapat berjalan cepat dan selesai tepat waktu. Dengan demikian, masyarakat Sulut dapat segera menikmati manfaat pariwisata yang dihadirkan MMB. Pemprov Sulut pun menegaskan, berbagai aturan telah dibuat agar roda pariwisata lancar berputar.
”Untuk mengecek yacht yang datang ke sini, Dirjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan sudah memiliki kantor wilayah di Sulut. Kantor Imigrasi statusnya juga sudah kelas I. Pemprov juga sudah punya regulasi yang tetap untuk memudahkan kapal-kapal asing singgah di Manado,” kata Olly.
Sulut yang disebut akan menjadi satu dari lima Bali Baru terus menarik minat wisatawan mancanegara. Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, sebanyak 129.587 wisatawan mancanegara singgah di ”Bumi Nyiur Melambai” sepanjang 2019. Jumlah ini meningkat dari 122.100 orang pada 2018.
Selama Desember 2019, Sulut menyambut kedatangan 10.743 wisatawan mancanegara. Sebanyak 88,94 persen atau 9.555 di antaranya berasal dari China. Namun, memasuki Februari 2020, pemprov menutup pintu pariwisata bagi wisatawan mancanegara China.
Terkait hal itu, Kepala Dinas Pariwisata Manado Lenda Pelealu mengatakan, sektor pariwisata Manado ikut terpukul. Sebab, setiap bulan, 90 persen wisatawan mancanegara yang menempati hotel-hotel dan memanfaatkan jasa pusat selam di Manado adalah wisatawan asal China.
”Jadi harus ada alternatif pariwisata. Diversifikasi pasar juga diperlukan, misalnya dengan promosi ke wisatawan dari Jerman dan Singapura,” kata Lenda.