Tari Kolosal Putri Mandalika Meriahkan Puncak Festival Bau Nyale 2020
Puluhan ribu pengunjung diperkirakan hadir dan meramaikan puncak Festival Pesona Bau Nyale di Kawasan Tanjung Aan, Kuta, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Jumat (14/2/2020) malam.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
PUJUT, KOMPAS — Puluhan ribu pengunjung diperkirakan hadir dan meramaikan puncak Festival Pesona Bau Nyale di Kawasan Tanjung Aan, Kuta, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Jumat (14/2/2020) malam. Berbagai suguhan digelar, mulai dari tarian kolosal hingga pemilihan Putri Mandalika.
Bau Nyale adalah budaya masyarakat Lombok yang diangkat dari legenda Putri Mandalika. Bau dalam bahasa Sasak (suku asli Lombok) berarti menangkap. Nyale adalah cacing laut warna-warni yang muncul sekali setahun.
”Nyale atau cacing tersebut dipercaya sebagai penjelmaan Putri Mandalika, putri yang mengorbankan dirinya untuk kedamaian negaranya. Hingga saat ini, masyarakat Lombok masih meyakini, siapa pun yang berhasil menangkap nyale akan mendapat berkah.
Festival Pesona Bau Nyale berlangsung selama tujuh hari. Sebelum acara puncak, berbagai kegiatan telah dilakukan, seperti Pemilihan Putri Mandalika pada 8 Februari di Alun-alun Tastura, Praya, Lombok Tengah.
Selain itu, akan ada lomba foto serta peresean (pertarungan di antara dua laki-laki menggunakan rotan dan perisai kulit kerbau) di Pantai Senek, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Pada 12 Februari di KEK Mandalika sudah digelar Mandalika Fashion. Pelaksanaan mencari nyale digelar pada 15 Februari sejak subuh di sekitar Pantai Mandalika.
Sejak Jumat siang, kawasan Pantai Aan yang berada sekitar 51 kilometer tenggara Mataram, ibu Kota NTB, itu sudah mulai ramai. Tidak hanya panitia dan pengisi acara yang tengah melaksanakan geladi, tetapi juga masyarakat yang membuka lapak jualan.
Akses ke lokasi acara juga terbilang mudah dicapai. Selain karena panitia memasang papan petunjuk sepanjang jalan, aksesnya sudah bagus karena merupakan bagian dari pengembangan KEK Mandalika sebagai destinasi superprioritas Indonesia.
Sekitar pukul 15.00 Wita, pengunjung mulai berdatangan. Ada yang menggunakan sepeda motor, mobil pribadi, kendaraan bak terbuka, dan bus. Begitu tiba, mereka menyebar ke sejumlah titik untuk menunggu acara dimulai. Ada yang berbelanja, ada juga yang menikmati kawasan Pantai Aan.
”Menurut saya, ini acara unik. Selain karena acara-acaranya, juga tradisi mencari nyale atau cacing yang hanya keluar sekali setahun,” kata Indra Permadi (31) dari Kota Mataram yang setiap tahun ke Festival Pesona Bau Nyale.
Tari kolosal
Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat Lalu Moh Faozal saat ditemui di Tanjung Aan mengatakan, Festival Pesona Bau Nyale 2020 mengusung tema ”Road to MotoGP 2021”. Festival ini menjadi salah satu cara mempromosikan MotoGP. Ajang balap motor paling bergengsi itu ditargetkan bisa diselenggarakan di KEK Mandalika pada 2021. Saat ini, pembangunan sirkuitnya masih berlangsung.
Tahun ini, puncak Festival Pesona Bau Nyale 2020 dilaksanakan di Tanjung Aan. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang dipusatkan di Pantai Seger, Kuta. Faozal yakin hal itu tidak akan mengurangi antusias masyarakat domestik hingga mancanegara.
Apalagi, selain bisa menyaksikan pemilihan Putri Mandalika 2020 yang akan menjadi duta wisata, pengunjung juga akan dihibur penampilan musisi Charly Setia Band dan suguhan tarian kolosal berjudul ”A Mask of Mandalika” atau Topeng Mandalika.
Festival ini menjadi salah satu cara mempromosikan MotoGP. Ajang balap motor paling bergengsi itu ditargetkan bisa diselenggarakan di KEK Mandalika pada 2021 . Saat ini, pembangunan sirkuitnya masih berlangsung. (Lalu Moh Faozal)
”Selain itu, kami juga mengadakan pelatihan sumber daya manusia pariwisata bagi siswa dan mahasiswa, termasuk pelatihan memasak bagi warga dari desa-desa di kawasan KEK Mandalika,” kata Faozal.
Sutradara dan koreografer ”A Mask of Mandalika” Lalu Suryadi Mulawarman saat dari Sasak Dance mengatakan, tarian kolosal tersebut akan dibawakan 75 penari perempuan dan laki-laki. ”Dari seluruh penari, 75 persen di antaranya siswa SMA dan SMK di Praya, Lombok Tengah,” kata Suryadi saat geladi bersih.
Tarian yang dipersiapkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB itu, kata Suryadi, sengaja melibatkan pelajar dari Lombok Tengah. ”Ini pembelajaran penting. Selama ini kan mereka hanya sebagai penonton. Sekarang, kami ingin bagaimana mereka terlibat langsung dan ke depan bisa mempelajarinya lebih lanjut,” kata Suryadi.