Jabar Sambut Sembilan Warga Pascakarantina di Natuna
Sembilan warga Jawa Barat yang selesai menjalani observasi di Natuna dipulangkan pada Sabtu (15/2/2020). Kepulangan warga seusai pemeriksaan dan pengawasan terkait virus korona tipe baru itu difasilitasi Pemprov Jabar.
Oleh
Machradin Wahyudi Ritonga
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Sembilan warga Jawa Barat yang telah selesai menjalani karantina dan observasi di Natuna, Kepulauan Riau, dipulangkan pada Sabtu (15/2/2020). Kepulangan warga Jabar seusai menjalani pemeriksaan dan pengawasan terkait virus korona tipe baru tersebut difasilitasi Pemerintah Provinsi Jabar menggunakan jalur darat dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan telah menyiapkan kendaraan untuk mendampingi warga tersebut. Sebelumnya, mereka mendapat pengawasan khusus di Pulau Natuna dari awal Februari untuk memastikan kondisi kesehatan dan memastikan mereka bersih dari virus korona.
Berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan, dari proses observasi selama 14 hari, sebanyak 238 warga negara Indonesia (WNI) yang dikarantina itu dinyatakan sehat dan bisa kembali berkumpul dengan keluarga. Dari awal Februari, mereka melakukan serangkaian kegiatan dengan pengawasan penuh dari petugas kesehatan. Mereka berasal dari Bandung, Depok, Bogor, dan Tasikmalaya.
”Mereka dinyatakan sehat dan berangkat dari Natuna, Sabtu ini. Kami menyambut gembira kedatangan mereka karena dinyatakan sehat,” ujar Kamil, Sabtu.
Karantina tersebut dilakukan berdasarkan standar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sehingga dipastikan mereka tidak terpapar virus yang telah merenggut ribuan jiwa dari berbagai berlahan dunia. Kamil berharap wabah virus korona yang mulai tersebar di beberapa negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand, itu tidak sampai ke Indonesia.
”Kami sudah menyiapkan penjemputan dengan kendaraan, lalu berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk memastikan mereka tiba di rumah masing-masing dari Jakarta,” ujar Kamil.
Kepala Dinas Kesehatan Jabar Berli Hamdani menambahkan, Kementerian Kesehatan telah menjalankan pemeriksaan sesuai standar sehingga bisa menjamin kesehatan seluruh warga yang dikarantina. Karena itu, mereka tidak akan mendapat pemeriksaan lanjutan oleh dinas kesehatan dari daerah terakhir.
”Saudara-saudara kita ini sudah menjalani (pemeriksaan dan pengawasan terkait virus korona tipe baru) sesuai prosedur, pastinya kesehatan lebih dijamin. Mereka sudah dinyatakan negatif,” ujarnya.
Saudara-saudara kita ini sudah menjalani (pemeriksaan dan pengawasan terkait virus korona tipe baru) sesuai prosedur, pastinya kesehatan lebih dijamin. Mereka sudah dinyatakan negatif.
Sebagai antisipasi persebaran virus korona, setiap perangkat kesehatan di daerah diminta meningkatkan kewaspadaan. Berli menginstruksikan setiap jajaran dinas kesehatan untuk melakukan pemantauan secara proaktif terhadap isu dan laporan terkait.
Berdasarkan informasi yang dihimpun WHO, hingga Selasa (11/2/2020) tercatat lebih dari 43.000 kasus dengan kematian lebih dari 1.000 jiwa. Di kawasan Asia Tenggara, Singapura menjadi negara di luar China dengan kasus virus korona terbanyak, yakni mencapai 45 kasus. Berikutnya di Thailand terdapat 33 kasus yang terjangkit virus itu.
Untuk mengantisipasi semakin tersebarnya virus korona, WHO tidak merekomendasikan perjalanan bagi warga yang mengalami gangguan kesehatan. Di samping itu, setiap fasilitas kesehatan juga diminta menyiagakan petugas dan meningkatkan standar pencegahan infeksi.
”Saat ini, kami fokus terhadap ancaman sesungguhnya, yaitu potensi wabah korona di waktu yang akan datang,” kata Berli.