Wali Kota Balikpapan Sambut Warga yang Dipulangkan dari China Tanpa Masker
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi menyambut warga yang telah menjalani masa observasi dan dinyatakan bebas dari virus korona tipe baru tanpa menggunakan masker. Ia juga berbincang dengan mereka secara dekat.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi menyambut warga Balikpapan dan sekitarnya yang telah menjalani masa observasi dan dinyatakan bebas dari virus korona tipe baru di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu (16/2/2020) pagi. Ia menerima mereka tanpa menggunakan masker dan berbincang secara dekat.
Sebanyak lima mahasiswa yang sudah melalui tahap observasi selama 14 hari di Natuna, Kepulauan Riau, itu disambut Wali Kota Balikpapan di bandara. Mereka terdiri dari 1 warga Balikpapan, 2 warga Penajam Paser Utara, 1 warga Kutai Barat, dan 1 warga Kutai Kartanegara.
Dalam kesempatan itu, Rizal menyambut mereka tanpa menggunakan masker dan berbincang secara dekat. Ia ingin memastikan kepada warga lain bahwa para mahasiswa itu dalam kondisi sehat karena sudah mendapat surat keterangan sehat dari Kementerian Kesehatan.
”Alhamdulillah, semua sudah kembali dan dalam kondisi sehat. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir,” kata Rizal.
Selama masa observasi, para mahasiswa itu menjalani perkuliahan jarak jauh secara daring. Mereka masih mengerjakan dan mendapatkan tugas dari dosen melalui situs kampus.
”Selama di Indonesia, saya belajar secara daring sampai ada pengumuman resmi dari kampus terkait kapan bisa kembali lagi,” kata Marina Febriana Cariah (19), mahasiswa semester III Fakultas Kedokteran Universitas Hubei, China.
Fakultas Kedokteran Universitas Hubei berjarak sekitar 450 kilometer dari pusat pemerintahan kota Wuhan, tempat yang disinyalir menjadi asal Covid-19. Marina mengatakan, sebelum dievakuasi, pihak kampus melarang mahasiswa internasional keluar dari asrama. Pihak kampus juga menyediakan masker dan kebutuhan sehari-hari di asrama.
Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing juga berkomunikasi intensif hingga mereka berhasil dievakuasi ke Natuna. ”Di Natuna, kami diperiksa tekanan darah, suhu tubuh, dan berbagai pemeriksaan lain. Kami diperiksa dua kali sehari dan melakukan olahraga setiap hari,” katanya.
Teman satu kampus Marina, Fuad Ilmi (21), tetap ingin melanjutkan studi di Universitas Hubei. Ia berharap penanganan virus korona bisa dilakukan secara optimal oleh sejumlah negara yang terjangkit.
”Kalau bisa tetap melanjutkan pendidikan sampai selesai di sana. Sementara, kuliah jarak jauh terlebih dahulu tidak apa-apa,” kata Ilmy.
Jumlah warga Kalimantan Timur yang menjalani masa observasi sebanyak 14 orang. Sebanyak sembilan orang lainnya terbang dari Jakarta ke Samarinda bersama Gubernur Kaltim Isran Noor.
Sementara itu, 20 warga Kalimantan Utara juga turut dipulangkan melalui Bandara Juata, Tarakan. Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie mengatakan, biaya pemulangan mahasiswa dari Jakarta ke daerah masing-masing ditanggung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan ditalangi dulu pemerintah provinsi.
Terkait warga Kaltara yang tengah menjalani masa studi, Irianto mengatakan, pihaknya masih menunggu kebijakan lebih lanjut dari berbagai pemangku kebijakan. ”Kami menunggu lebih lanjut kebijakan universitas tempat mereka studi di China dan kebijakan Pemerintah Indonesia,” kata Irianto ketika dihubungi dari Balikpapan.