Setelah sepuluh jam, banjir di wilayah timur Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, berangsur surut. Banjir luapan Daerah Aliran Sungai Cisanggarung itu merendam ribuan rumah.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Setelah sepuluh jam, banjir di wilayah timur Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, berangsur surut. Banjir luapan Daerah Aliran Sungai Cisanggarung itu merendam ribuan rumah.
Hingga Senin (17/2/2020) pukul 12.00, banjir dengan ketinggian 30 sentimeter sampai 50 cm masih menggenangi sekitar 430 rumah di Blok Pon, Desa Babakan Losari Lor, Kecamatan Pabedilan.
”Air masuk ke rumah (Minggu) pukul 10.00. Hujannya deras. Kami tidak tidur karena khawatir," ujar Liana (39), warga RT 003 RW 002 Blok Pon. Di rumah itu, Liana tinggal bersama lima anggota keluarga, termasuk tiga anak-anak.
Menurut dia, daerahnya sudah menjadi langganan banjir setiap musim hujan. Paling parah, banjir 2018 yang membuat warga mengungsi. ”Ini mengganggu aktivitas warga,” ujar Liana yang terpaksa libur jualan buku tulis.
Air menggenangi Babakan Losari Lor setelah merendam tujuh desa dari empat kecamatan. Daerah itu adalah Desa Tanjung Anom, Cilengkrang, Tonjong, Cilengkrang Girang di Kecamatan Pasaleman; Jatiseeng Kidul dan Ciledug Wetan di Kecamatan Ciledug; dan Tawangsari di Kecamatan Losari. Ketinggian air semalam tercatat 60-80 cm.
Rumah yang terendam 2.000-3.000 unit dengan warga terdampak sekitar 10.000 orang.
Air berangsur surut pada Senin siang atau lebih dari sepuluh jam di seluruh daerah terdampak. ”Rumah yang terendam 2.000-3.000 unit dengan warga terdampak sekitar 10.000 orang. Air mulai surut,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon Dadang Suhendra.
Air berasal dari luapan DAS Cisanggurung dan anak sungainya, seperti Sungai Cijangkelok dan Ciberes. ”Debit air yang kencang membuat enam klep (pintu air) rusak sehingga rumah warga terendam. Klep jebol tersebar di Jatiseeng, Babakan Losari Lor, dan Ciledug Wetan,” katanya.
Untuk mengantisipasi dampak banjir di Cirebon bagian timur, pihaknya telah menyiapkan posko bencana di kantor Kecamatan Ciledug. Tahun 2018, banjir paling parah menerjang 38 desa di enam kecamatan di Cirebon bagian timur. Tiga warga meninggal dan 50.000 orang terdampak.
Jajaran Kepolisian Resor Kota Cirebon bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon juga membantu warga memperbaiki saluran pembuangan yang tersumbat sampah. Sumbatan itu memperlambat surutnya air.
Kepala Polresta Cirebon Komisaris Besar M Syahduddi mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan puskesmas setempat untuk memeriksa kesehatan warga. ”Korban banjir umumnya mengeluh gatal, nyeri, dan demam,” ungkapnya.