Penyediaan Air Minum dan Sanitasi untuk Perluas Akses Air Bersih di Sidoarjo
Pemerintah desa di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, didorong memanfaatkan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat untuk memperluas akses air bersih.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·2 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Pemerintah desa di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, didorong memanfaatkan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat untuk memperluas akses air bersih. Saat ini, cakupan pelayanan air bersih perusahaan daerah air minum setempat masih rendah, sebesar 37 persen.
Pelaksana Tugas Bupati Sidoarjo Nur Achmad Syaifuddin mengatakan, program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (pamsimas) di wilayahnya berlangsung sejak 2014. Sampai 2018, pamsimas yang diselenggarakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah menjangkau 45 desa di 10 kecamatan.
”Tahun 2019, Sidoarjo mendapat bantuan program pamsimas untuk 34 desa yang tersebar di sembilan kecamatan. Selain itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo juga membantu program pamsimas di tujuh desa lainnya,” ujar Nur Achmad, Rabu (19/2/2020), di Sidoarjo.
Program pamsimas di 34 desa yang diselenggarakan Kementerian PUPR menghabiskan anggaran Rp 6,8 miliar. Sementara program pamsimas yang diselenggarakan Pemkab Sidoarjo menghabiskan anggaran Rp 1,7 miliar. Pemerintah desa sebagai pengelola program juga berpartisipasi dengan menyediakan investasi sebesar 20 persen dari kebutuhan anggaran.
Program pamsimas bermanfaat bagi masyarakat yang belum memiliki akses air bersih ideal, bisa karena belum terjangkau pelayanan PDAM Delta Tirta atau masyarakat masih mengandalkan pembelian air bersih eceran.
Buruknya akses terhadap air bersih berpotensi menurunkan derajat kesehatan masyarakat. Bagi pasangan usia subur menjadi rentan melahirkan anak tengkes. Masyarakat yang kesulitan mengakses air bersih juga terancam rentan terserang beragam penyakit.
Kepala Dinas Perumahan, Cipta Karya, dan Tata Ruang Sidoarjo Sulaksono mengatakan, dalam program pamsimas, sumber air bersih berasal dari sumur bor. Air bersih akan dikelola kelompok pengelola sistem penyediaan air minum dan sanitasi yang anggotanya masyarakat desa setempat.
”Saat ini, pengguna program pamsimas di Sidoarjo masih kecil jumlahnya. Kendalanya beragam, seperti sulitnya mencari sumber air dan pengelola program,” kata Sulaksono.
Saat ini pengguna program pamsimas di Sidoarjo masih kecil jumlahnya. Kendalanya beragam, seperti sulitnya mencari sumber air dan pengelola program.
Sulaksono mencontohkan program pamsimas di salah satu desa di Kecamatan Jabon. Program tersebut awalnya berjalan dengan baik. Di tengah perjalanan, masalah terjadi karena kualitas air bersih dari sumur bor mulai menurun. Air berubah payau karena instrusi air laut.
Kabupaten Sidoarjo merupakan daerah dataran rendah di delta Sungai Brantas. Wilayah Sidoarjo bagian utara berada di pesisir Selat Madura sehingga air tanahnya rawan terintrusi air laut. Terkait penyediaan sumber air bersih, Dinas Perumahan, Cipta Karya dan Tata Ruang Sidoarjo tengah menjajaki kerja sama dengan PDAM Delta Tirta.
Harapannya, PDAM bisa memasok sumber air, sedangkan PUCKTR menyediakan infrastruktur jaringan pipa ke rumah-rumah warga. Melalui sinergi tersebut, diharapkan kebutuhan air bersih masyarakat bisa terpenuhi. Sebab, air bersih memiliki peran penting dalam kehidupan manusia.