logo Kompas.id
NusantaraDilema Warga Bali Menanam...
Iklan

Dilema Warga Bali Menanam Vetiver

Masyarakat pelosok Pulau Bali di Desa Ban, Kabupaten Karangasem, mengerti rumput vetiver kuat menahan tanah agar tidak longsor. Namun, tanaman itu ”sing dadi pis” (tidak jadi uang).

Oleh
Ayu Sulistyowati
· 5 menit baca

Masyarakat pelosok Pulau Bali di Desa Ban, Kabupaten Karangasem, mengerti rumput vetiver kuat menahan tanah biar tidak longsor. Tapi, sing dadi pis (tidak jadi uang). Ya, mereka berusaha memahami arti penting selamat dari bencana tanah longsor, tetapi setidaknya juga mampu memberikan nilai manfaat lain, terutama ekonomi.

https://cdn-assetd.kompas.id/1flW1KdCtS8VOrA5ZXS5c30o78k=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2FRumah-rumah-di-Desa-Ban_87552905_1582471254.jpg
KOMPAS/AYU SULISTYOWATI

Suasana perumahan di Desa Ban, Karangasem, Bali, pada 22 Januari 2020. Mereka hidup di 80 persen tanah rawan longsor. Sekitar tahun 2010, warga menanam vetiver, rumput kuat penahan tanah longsor. Namun, mereka menganggap tidak memberi manfaat ekonomi. Daunnya tak bisa untuk pakan ternak sehingga mereka menggantinya dengan rumput gajah yang menghasilkan uang karena laku dijual jadi pakan ternak.

”Kami memang menanam vetiver. Rumput-rumput ini subur dan daunnya tinggi lebih dari 1 meter. Tapi, beberapa tahun berjalan, kami tebas dan cabut. Beberapa masih tersisa. Kami ganti dengan rumput gajah.” Itu adalah sederetan obrolan bersahutan sekitar lima warga di Dusun Pengalusan, Desa Ban, 22 Januari 2020.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000