Musim kering telah tiba di Riau. Di beberapa daerah mulai muncul kebakaran lahan. Kebakaran melanda Pulau Rupat, Kecamatan Rupat, Bengkalis, dan Kepulauan Meranti.
Oleh
SYAHNAN RANGKUTI
·3 menit baca
PEKANBARU, KOMPAS — Di saat Jakarta mengalami hujan berlebih dan kebanjiran, sebagian wilayah Provinsi Riau sudah memasuki musim kering. Kekeringan yang berlangsung sejak sepekan terakhir telah memunculkan kebakaran di tiga wilayah, yaitu Pelalawan, Bengkalis, dan Kepulauan Meranti.
”Pagi ini terpantau 20 titik panas di Riau. Setidaknya lima di antaranya titik api atau kebakaran. Lima titik kebakaran berada di Bengkalis dan Kepulauan Meranti,” kata prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Pekanbaru, Sanya Gautami, di Pekanbaru, Selasa (25/2/2020).
Secara terpisah, Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Riau Komisaris Besar Sunarto mengungkapkan, salah satu lokasi kebakaran di Bengkalis adalah di Dusun Teluk Kumbang, Desa Sukarjo Mesim, Kecamatan Rupat, Pulau Rupat, Bengkalis. Kebakaran melanda kawasan semak belukar di lahan gambut. ”Saat ini sedang dilakukan upaya pemadaman oleh petugas di lapangan,” katanya.
Sunarto menambahkan, untuk pemadaman kebakaran di Rupat, pihaknya mengirim 11 sukarelawan pemadam kebakaran hutan dan lahan ke Pulau Rupat pada Senin (24/2/2020). Setelah bermalam di Kota Dumai, pada Selasa pagi, para sukarelawan sudah memasuki Pulau Rupat.
Pagi ini terpantau 20 titik panas di Riau. Setidaknya lima di antaranya titik api atau kebakaran.
”Kami berharap diterjunkannya para sukarelawan ke lokasi kebakaran dapat membantu proses pemadaman di sana. Mereka akan bergabung dengan tenaga pemadam yang sudah lebih dulu berjibaku memadamkan kebakaran,” tambah Sunarto.
Menurut Sunarto, 11 sukarelawan yang dikirim ke Pulau Rupat merupakan angkatan pertama dari pelatihan oleh Posko Sukarelawan Pemadam Karhutla Riau. Posko sukarelawan yang digagas oleh Polda Riau itu diresmikan pada akhir Januari 2020 oleh Gubernur Riau Syamsuar.
Sebelum diterjunkan di lokasi kebakaran, para sukarelawan telah mendapat pelatihan dasar-dasar pemadaman api di lahan gambut oleh instruktur berpengalaman sejak 8 Februari. Instruktur berasal dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau serta Manggala Agni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Materi yang diajarkan adalah pengenalan alat pemadam dan kiat memadamkan api di lahan gambut.
Selain 11 sukarelawan angkatan pertama, ungkap Sunarto, pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan Universitas Lancang Kuning (Unilak), Pekanbaru, untuk misi serupa. Pada Selasa pagi, sebanyak 250 mahasiswa dan karyawan Unilak mengikuti pelatihan pemadaman kebakaran di kampus itu.
Rektor Unilak Junaidi mengatakan, pelatihan buat sukarelawan pemadam kebakaran merupakan implementasi dari kerja sama (MOU) antara Unilak dan Polda Riau dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan pada 30 Januari 2020.
”Unilak berkomitmen melakukan pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Kami mendorong mahasiswa dan sivitas akademika memiliki spirit sukarelawan dalam penanggulangan karhutla. Ini tanggung jawab kita semua,” kata Junaidi.
Siaga darurat
Secara terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau Edwar Sanger mengakui titik kebakaran berada di Pulau Rupat, Bengkalis, dan Pulau Rangsang, Kabupaten Kepulauan Meranti. Pada saat ini, anggota tim darat dari Manggala Agni, TNI, Polri, BPBD Riau, BPBD Bengkalis dan Meranti, masyarakat peduli api, serta tim pemadam grup PT Riau Andalan Pulp and Paper sedang mengupayakan pemadaman.
Lokasi kebakaran, menurut Edwar, berada di sisi kanan dari arah Pelabuhan Roro Dumai-Pulau Rupat di Tanjung Kapal. Lokasi kebakaran ini berbeda dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang berada di sisi kiri.
”Inilah kesulitan kami menghadapi kebakaran. Lokasi kebakaran selalu berpindah ke lokasi baru,” kata Edwar.
Edwar mengungkapkan, Pemerintah Provinsi Riau menyadari kondisi kekeringan di Riau pada 2020 akan lebih panjang dibandingkan dengan 2019. Potensi kebakaran menjadi lebih besar apabila tidak cepat diantisipasi.
Untuk antisipasi kebakaran itu, kata Edwar, Gubernur Riau Syamsuar telah menetapkan status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan Riau 2020 sejak 11 Februari. Status Siaga akan berlangsung sampai 31 Oktober 2020.
”Status Siaga Darurat Karhutla diikuti dengan pembentukan Posko Siaga Darurat Karhutla. Komandan satgas dipegang langsung oleh Gubernur Riau. Saat ini tugas satgas masih diambil alih Pemprov Riau sampai seluruh struktur inti dari TNI dan Polri terisi,” tutur Edwar.