Menko Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menilai, keputusan Pemerintah Arab Saudi menangguhkan kunjungan calon jemaah umrah ke negaranya merupakan keputusan terbaik untuk menanggulangi penyebaran Covid-19.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
PANGKAL PINANG, KOMPAS — Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menilai, keputusan Pemerintah Arab Saudi menangguhkan kunjungan calon jemaah umrah ke negaranya merupakan keputusan terbaik untuk menanggulangi penyebaran Covid-19. Indonesia pun akan menghormati kebijakan tersebut.
Menurut Mahfud, kebijakan yang diambil Pemerintah Arab Saudi bertujuan untuk kebaikan semua pihak. ”Karena ini kebijakan negara lain, kita tidak boleh ikut campur. Sebaliknya, kita harus menghormatinya,” kata Mahfud.
Bahkan kebijakan ini juga berpengaruh pada dirinya. ”Dua minggu lagi, saya akan umrah. Namun, karena kebijakan ini, mungkin saya tidak jadi berangkat,” kata Mahfud.
Menurut dia, jika ada warga yang sudah telanjur berangkat, diharapkan segera kembali ke Tanah Air. ”Kalau sudah berangkat, ya pulang saja,” katanya.
Larangan sementara kedatangan calon jemaah umrah dari semua negara, termasuk Indonesia, ke Arab Saudi dialami calon jemaah umrah asal Palembang, Sumatera Selatan. Kebijakan itu membuat 112 calon anggota jemaah umrah yang dijadwalkan berangkat ke tanah suci pada hari ini tertahan di Singapura.
Tour Leader Prabu Tour Baitussalam, Eef Romain, mengatakan, ke-112 calon anggota jemaah umrah asal Palembang yang gagal berangkat ke Arab Saudi berasal dari lima perusahaan travel. Mereka tertahan di Bandara Internasional Changi Singapura karena adanya larangan berkunjung oleh Pemerintah Arab Saudi.
Eef menuturlan, pelarangan kunjungan ke Arab Saudi itu baru mereka terima saat dirinya dan jemaah sudah lepas landas dari Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang pada Kamis pagi. Namun, pihak maskapai sudah memberikan kompensasi, seperti memberikan makanan dan penginapan, serta pemulangan kembali ke Palembang. ”Kami akan kembali ke Palembang pada Jumat sore,” katanya.
Akan sangat berbahaya jika jemaah umrah tetap diizinkan masuk di dalam kondisi masih mewabahnya Convid-19.
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Muhyiddin Junaidi mengatakan, pihaknya memaklumi keputusan Pemerintah Arab Saudi. Mereka mempunyai alasan dan bukti yang kuat terkait larangan tersebut.
Menurut dia, akan sangat berbahaya jika jemaah umrah tetap diizinkan masuk di dalam kondisi masih mewabahnya Convid-19. Jika ada yang terjangkit, akan menular ke jemaah yang sedang beribadah.
Bayangkan, jika mereka kembali ke negaranya, akan lebih banyak lagi orang yang terjangkit. ”Menghindari hal negatif lebih diutamakan daripada mencari keuntungan semata, ungkap Muhyiddin. Dirinya pun berharap agar calon jemaah umrah mengambil hikmah dari kebijakan ini.