Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengatakan, wabah Covid-19 yang menyebar di sejumlah negara mulai berdampak pada perekonomian Sumut. Insentif diharapkan.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengatakan, wabah Covid-19 yang menyebar di sejumlah negara mulai berdampak pada perekonomian Sumut. Kunjungan pariwisata di kawasan Danau Toba mulai terpengaruh. Insentif pariwisata diharapkan dapat mendongkrak kunjungan wisatawan Nusantara. Aktivitas ekspor dan impor juga turut terdampak.
”Kita banyak impor dan ekspor ke China. Adanya korona ini sangat berdampak pada perekonomian Sumut,” kata Edy di Medan, Jumat (28/2/2020).
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut Ria Telaumbanua menjelaskan, penyebaran virus korona mulai berdampak pada pariwisata di Sumut meskipun tidak signifikan. Insentif pariwisata yang dikucurkan pemerintah pusat diharapkan bisa mendongkrak kunjungan wisata, khususnya wisatawan domestik.
Jumlah wisatawan asal China yang berkunjung ke Sumut, ujar Ria, berada di urutan ketiga setelah Malaysia dan Singapura. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada periode Januari-November 2019, wisatawan China yang berkunjung ke Sumut 7.823 orang atau sekitar 3,3 persen dari total kunjungan turis asing ke Sumut yang berjumlah 236.198 orang.
Ria mengatakan, penerbangan tujuan Bandara Silangit di kawasan Danau Toba menjadi salah satu destinasi yang mendapat insentif pariwisata. Hotel di kawasan pariwisata itu pun mendapat insentif untuk menarik kunjungan wisata.
”Kami menyambut baik rencana pemberian insentif. Kami akan fokus menggaet wisatawan Nusantara, bukan wisatawan asing. Hal itu untuk mengurangi risiko penyebaran virus korona,” katanya.
Jemaah umrah
Jemaah umrah yang akan berangkat dari Medan meminta kejelasan nasib mereka setelah ada larangan kunjungan umrah oleh Pemerintah Arab Saudi. ”Kami hanya mendapat informasi dari media massa bahwa Arab Saudi memberlakukan larangan kunjungan. Kami belum tahu nasib kami ke depan,” kata Nurni Damiris (58), calon jemaah umrah dari Medan.
Nurni seharusnya berangkat pada Minggu (1/3/2020). Ia berangkat bersama keluarga, tetangga, dan temannya dengan jumlah rombongan 53 orang dari Sumut dan 53 orang dari Aceh melalui Biro Travel Jejak Umroh. Mereka pun berkumpul di salah satu rumah calon jemaah untuk membicarakan rencana ke depan.
Nurni mengatakan, mereka sudah mempersiapkan semua kebutuhan untuk umrah. ”Kami memasak rendang, sambal teri, dan keripik. Semua barang yang akan kami bawa sudah dikemas di koper,” ujarnya.
Kami memasak rendang, sambal teri, dan keripik. Semua barang yang akan kami bawa sudah dikemas di koper.
Rahmawati Aida Putri (40), warga Kota Subulussalam, Aceh, mengatakan, ia berangkat ke Medan untuk memastikan informasi pembatalan umrah. ”Rombongan kami sudah banyak yang membeli tiket pesawat dari Aceh ke Medan. Namun, kami batalkan setelah mendengar pembatalan umrah,” katanya.
Calon jemaah umrah pun berharap mereka mendapat kejelasan apakah uang mereka dikembalikan atau ada penjadwalan ulang. Mereka sudah membayar biaya Rp 25 juta per orang yang dicicil selama enam bulan.
Direktur Biro Travel Jejak Umroh Budi Satria mengatakan, agen perjalanan terancam merugi akibat kebijakan pelarangan umrah oleh Arab Saudi. Sampai sekarang, mereka juga belum mengetahui langkah apa yang harus dilakukan untuk menghadapi persoalan itu.
”Kami hanya berfokus melakukan sosialisasi kepada calon jemaah umrah. Soal bagaimana kebijakan ke depan, kami masih menunggu informasi selanjutnya,” katanya.
Budi menambahkan, pihaknya sudah membayarkan kebutuhan jemaah umrah yang akan berangkat hingga dua minggu ke depan. Pembayaran itu antara lain untuk visa, tiket pesawat, hotel, dan transportasi lokal. Mereka pun berharap dalam waktu dekat ada kejelasan tentang siapa yang harus menanggung dampak kerugian itu.