Jateng Optimalkan Deteksi dan Pengawasan bagi Pelaku Perjalanan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyiapkan langkah strategis mengantisipasi penyebaran virus korona jenis baru di wilayah tersebut. Salah satunya dengan mengoptimalkan deteksi dan pengawasan terhadap pelaku perjalanan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Setelah dua warga negara Indonesia terkonfirmasi positif virus korona jenis baru atau Covid-19, Senin (2/3/2020), Pemerintah Provinsi Jawa Tengah langsung menyiapkan sejumlah langkah. Deteksi dan pengawasan pada pelaku perjalanan dimaksimalkan.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo, Senin sore, mengatakan, langkah-langkah taktis dan strategis disiapkan. Upaya itu berupa peningkatan pengawasan terhadap pelaku perjalanan dari negara daerah terjangkit melalui pintu masuk Jateng, yakni Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang, Bandara Internasional Adi Soemarmo Boyolali, dan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Pengawasan dilakukan, antara lain, dengan optimalisasi fungsi alat deteksi tubuh dan pemberian kartu kewaspadaan kesehatan bagi penumpang yang berasal dari negara atau daerah terjangkit oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kementerian Kesehatan. ”Lalu, optimalisasi pemeriksaan, observasi, isolasi, dan rujukan jika ditemukan penumpang dengan ciri-ciri penderita,” ujar Yulianto.
Pemprov Jateng, lanjut Yulianto, juga meningkatkan sosialisasi promotif dan preventif kepada masyarakat. Selain itu, pihaknya menerbitkan surat edaran kepada bupati/wali kota dan pemimpin fasilitas kesehatan untuk lebih meningkatkan kesiapsiagaan.
Adapun empat rumah sakit utama yang menjadi rujukan apabila ada warga terdeteksi atau positif korona baru adalah RSUP Dr Kariadi Semarang, RSUD Tugurejo Semarang, RSUD dr Moewardi Solo, dan RSUD Margono Soekarjo Purwokerto.
”Jika terjadi ’ledakan’ jumlah pasien terduga atau positif Covid-19, disiapkan satu rumah sakit khusus milik Pemprov Jateng. Melakukan upgrade rumah sakit yang ada,” kata Yulianto.
Menurut Yulianto, surat edaran kepada direktur rumah sakit se-Jateng terkait kesiapsiagaan dalam penanganan penyakit infeksi emerging, termasuk korona baru, juga telah dikeluarkan pada 28 Februari 2020. Surat edaran itu, antara lain, berisi arahan penambahan ruang isolasi, penyiapan sumber daya manusia dan sarana prasarana, serta sosialisasi terkait prosedur standar operasi (SOP).
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang dokter Ariyanti mengatakan, pengawasan berupa deteksi di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang dioptimalkan. Semua penumpang dari luar negeri diperiksa suhu tubuhnya dengan alat thermal scanner.
”Apabila dalam pengawasan visual terlihat tak sehat, akan kami periksa suhu dengan alat thermometer infrared, juga pemeriksaan lainnya seperti tekanan darah. Untuk situasi khusus, perlu screening lebih ketat lagi dan ditambah pemeriksaan lainnya,” kata Ariyanti.
Adapun pemeriksaan penumpang di Bandara Internasional Ahmad Yani antara lain dengan thermal scanner dan alat dry aero fogger (untuk disinfeksi virus di kabin pesawat) oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang. Selain itu, juga telah dilakukan simulasi penanggulangan wabah korona di bandara.
Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam keterangannya mengimbau masyarakat tidak panik dan tetap beraktivitas seperti biasa. Selain itu, warga diimbau selalu menjaga kesehatan dengan mencuci tangan sesering mungkin. Ia juga menyarankan warga mempelajari virus korona, cara penyebaran dan pencegahannya.
Apabila mendapati gejala flu dan demam, masyarakat agar memeriksakan ke fasilitas kesehatan terdekat. ”Pemerintah sudah melakukan langkah antisipasi dan penanganan, termasuk isolasi berstandar WHO. Seluruh pintu masuk ke Indonesia, terutama Jateng, saya pastikan telah diperketat dengan thermal scanner untuk deteksi dini,” kata Ganjar.