Antisipasi Ledakan Pasien, RSUP Dr Kariadi Siap Tambah Ruang Isolasi
Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi, Kota Semarang, Jawa Tengah, menyiapkan langkah antisipatif jika terjadi situasi ledakan pasien dalam pengawasan terkait Covid-19. Seluruh ruang lantai 6 Gedung Rajawali siap digunakan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Setelah dua warga negara Indonesia terkonfirmasi positif virus korona jenis baru atau Covid-19, Senin (2/3/2020), Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi, Kota Semarang, Jawa Tengah, menyiapkan langkah preventif. Sebagai antisipasi peningkatan jumlah pasien dalam pengawasan, ruang isolasi tambahan disiapkan.
Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Dr Kariadi dokter Agoes Oerip Poerwoko di Kota Semarang, Selasa (3/3/2020), mengatakan, sebenarnya kesiapan tidak berbeda antara kini dan sebelum kasus positif Covid-19 di Indonesia. Terlebih, sejauh ini situasi masih terkendali.
”Perlakuannya sebenarnya sama, begitu juga dari sisi tenaga kesehatan. Ada kewaspadaan universal, yakni setiap pasien seolah-olah bisa menularkan penyakit. Ini sudah kami terapkan sejak awal (Januari 2020), bahkan sudah dilakukan simulasi jika ada pasien positif,” kata Agoes.
Saat ini terdapat 18 ruang isolasi, dengan rincian 14 ruang di Gedung Rajawali, 2 ruang di instalasi gawat darurat (IGD), dan 2 ruang di ruang perawatan intensif (ICU). Namun, sebagai antisipasi terjadi ledakan jumlah orang dalam pengawasan atau terduga, ruang isolasi tambahan bakal disiapkan.
”Saat ini belum menambah ruang isolasi dan tim medis pun cukup siap. Namun, jika terjadi ledakan, kebutuhan ruangan juga meningkat. Secara medis bisa disiasati dengan kohorting, artinya satu ruangan khusus kasus yang sama, satu lantai. Namun, mudah-mudahan tidak terjadi,” lanjut Agoes.
Ia menambahkan, pihak RSUP Dr Kariadi juga telah mengikuti rapat terkait antisipasi Covid-19 yang dipimpin Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pada Jumat (28/2/2020). Gubernur menjanjikan akan melengkapi 10 rumah sakit, termasuk RSUP Dr Kariadi yang menjadi rujukan terkait Covid-19 di Jateng.
Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUP Dr Kariadi, Baskoro Nurdopo, menjelaskan, jika pada satu kondisi dikatakan outbreak atau terjadi ledakan jumlah pasien, lantai 6 Gedung Rajawali RSUP Dr Kariadi seluruhnya akan digunakan untuk ruang isolasi. Kapasitas ruangan tambahan tersebut lebih dari 40 unit.
Hingga Selasa, total sudah ada 15 pasien dalam pengawasan di RSUP Kariadi dan 10 orang di antaranya telah dinyatakan negatif (satu meninggal). Sementara lima orang masih dalam perawatan. Pada Selasa terdapat tujuh pasien yang memeriksakan diri di IGD, sebagian di antaranya sehabis umrah.
Agoes menuturkan, dari ketujuh pasien baru tersebut, lima orang tak ada gejala sama sekali sehingga dipulangkan dan masuk kategori orang dalam pemantauan. ”Sementara itu, satu orang akan dirawat karena mengalami demam dan batuk, sedangkan satu lagi belum diputuskan, tetapi dalam kondisi baik,” katanya.
Tim gerak cepat
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Moch Abdul Hakam mengatakan, kewaspadaan ditingkatkan menyusul adanya dua kasus positif Covid-19 di Indonesia. Posko Tim Gerak Cepat di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Semarang, yang beroperasi sejak akhir Januari, dioptimalkan guna mendeteksi orang dengan gejala.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan yang mendeteksi penumpang dari luar negeri dengan thermal scanner. ”Begitu peringatan pada thermal scanner berbunyi, tim bersiap. Petugas medis dari 29 rumah sakit di Kota Semarang dikerahkan secara bergantian,” katanya.
Hakam menjelaskan, 29 rumah sakit tersebut siap melayani pemeriksaan kesehatan bagi warga yang merasakan sejumlah gejala yang mengarah pada Covid-19. Begitu pula 37 puskesmas di Kota Semarang yang menjadi sarana pelayanan kesehatan terdekat di masyarakat.