Hujan Abu Erupsi Merapi, Warga Kesulitan Cari Masker
Hujan abu vulkanik akibat erupsi Gunung Merapi mengguyur wilayah Boyolali, Klaten, Sukoharjo, dan Solo, Jawa Tengah, Senin (3/3/2020). Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat membagikan ribuan masker kepada warga.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·3 menit baca
BOYOLALI, KOMPAS — Hujan abu vulkanik akibat erupsi Gunung Merapi mengguyur wilayah Boyolali, Klaten, Sukoharjo, dan Solo, Jawa Tengah, Senin (3/3/2020). Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat membagikan ribuan masker kepada warga karena warga kesulitan mendapatkan masker.
Hujan abu vulkanik mulai turun sekitar pukul 07.00 di wilayah Boyolali, kemudian meluas ke wilayah Kabupaten Klaten, Sukoharjo, Solo, dan Karanganyar. Di Solo dan Sukoharjo, hujan abu turun tipis. Sementara itu, di wilayah kecamatan Tamansari, Cepogo, dan Musuk, Kabupaten Boyolali, yang berada di lereng Gunung Merapi sisi timur dan tenggara, hujan abu Merapi lebih pekat.
Di sejumlah ruas jalan di kota Solo, Sukoharjo, dan Boyolali, para pengendara tampak mengenakan masker. Laju kendaraan bermotor menambah abu beterbangan. Saat membutuhkan masker untuk menangkal dampak abu vulkanik, sejumlah warga justru mengaku kesulitan memperoleh masker.
Prihatsari (35), warga Sawit, Boyolali, mengaku telah berusaha membeli masker di apotek dan toko swalayan, tetapi tidak membawa hasil sehingga mengenakan masker kain saat berkendara menggunakan sepeda motor. ”Sejak kemarin susah cari masker karena virus korona, bukan karena hujan abu. Ini malah ditambah ada kejadian hujan abu,” katanya.
Rismayani (39), warga Gatak, Sukoharjo, juga mengaku kesulitan mendapatkan masker. Padahal, dia sudah mencoba membeli ke sejumlah toko swalayan dan tiga apotek di Sukoharjo dan Solo, tetapi semuanya habis. ”Kemarin, setelah diumumkan secara resmi ada dua orang positif terinfeksi korona, cari masker susah dapat. Lha, kok, ini tambah hujan abu,” ujarnya.
Sejak kemarin susah cari masker karena virus korona, bukan karena hujan abu. Ini malah ditambah ada kejadian hujan abu.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali membagikan 10.000 masker kepada warga dan siswa sekolah tiga kecamatan paling terdampak hujan abu yang cukup pekat di Boyolali, yaitu Kecamatan Tamansari, Cepogo, dan Musuk. Selain itu, 1.000 masker juga dibagikan kepada warga di kota Boyolali.
Di Boyolali, hujan abu juga mengguyur sejumlah wilayah kecamatan lain di Boyolali, di antaranya Mojosongo, Teras, Sawit, Banyudono, dan Ngemplak. Saat ini BPBD Boyolali masih memiliki stok cadangan sebanyak 10.000 masker. BPBD Provinsi Jawa Tengah juga berencana menambah 5.000 masker untuk masyarakat. ”Kami berharap hari ini turun hujan sehingga membersihkan abu Merapi,” katanya.
Di Solo, BPBD Solo juga membagian masker kepada para pengguna jalan. Kepala BPBD Solo Eko Prajudhi menyatakan telah membagikan 2.000 masker kepada warga. Selain itu, juga dilakukan penyemprotan air untuk membersihkan sisa-sisa abu vulkanik di jalan-jalan utama. Penyemprotan air juga dilakukan Polresta Solo menggunakan kendaraan meriam air.
Berdasarkan pantauan Kompas, sekitar pukul 14.30, hujan lebat turun mengguyur kota Solo dan wilayah Boyolali sehingga membantu membersihkan sisa-sisa abu vulkanik di jalan-jalan.
Di Sukoharjo, sejumlah kecamatan juga terdampak hujan abu vulkanik Merapi, antara lain Kartasura, Gatak, Baki, Grogol, dan Sukoharjo. Kepala BPBD Sukoharjo Sri Maryanto mengatakan, BPBD Sukoharjo membagikan 300 masker untuk pengguna jalan. Pihaknya mengimbau warga menjaga jarak dalam berkendara dan menghubungi pusat layanan kesehatan terdekat apabila mengalami sesak napas.
Di Klaten, enam kecamatan terdamak hujan abu, yaitu Ngawen, Tulung, Polanharjo, Wonosari, Delanggu, dan Jatinom. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten Sri Yuwana Haris mengatakan, BPBD Klaten membagikan 5.000 masker di wilayah kecamatan terdampak hujan abu tersebut.
Haris mengatakan, sebagian warga yang bertempat tinggal di wilayah Kawasan Rawan Bencana 3 Gunung Merapi sempat panik saat terjadi erupsi Merapi. Sebagian kelompok rentan berkumpul menuju titik kumpul di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang. ”Sempat berkumpul kelompok rentan lebih kurang ada 10 warga yang sebagian besar memiliki anak balita,” katanya.
Sementara itu, Danardewi dari Humas PT Angkasa Pura I Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, mengatakan, penutupan bandara diperpanjang dari sebelumnya pukul 09.30-13.30 menjadi ditutup sementara hingga pukul 15.30. Penutupan bandara ini akibat terdampak hujan abu vulkanik Merapi.