Provinsi Bali menyiapkan penanganan sebaran Covid-19 sejak dari bandara hingga rumah sakit rujukan. Saat ini, setidaknya tiga rumah sakit daerah yang disiapkan untuk menampung puluhan pasien terjangkit virus korona.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Bali memastikan kesiapan infrastruktur pencegahan dan penanganan virus korona Covid-19 berjalan baik, mulai dari pendeteksian dini di pintu masuk Bali hingga penanganan kasus di rumah sakit rujukan. Detektor dan aparatur di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, serta fasilitas dan petugas di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah di Kota Denpasar, dipastikan berfungsi dan memadai.
Seusai memimpin rapat koordinasi terkait kesiapsiagaan menghadapi wabah Covid-19 di Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Selasa (3/3/2020), Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati meninjau fasilitas perawatan di RSUP Sanglah. Bersama Gubernur Bali I Wayan Koster, mereka mengecek kesiapan RSUP Sanglah sebagai satu dari tiga rumah sakit rujukan penanganan kasus Covid-19 di Bali.
Secara keseluruhan, fasilitas ruang isolasi yang tersedia di Bali saat ini ada 14 tempat.
RSUP Sanglah menyiapkan empat ruang isolasi (kapasitas 18 tempat tidur) berstandar Organisasi Kesehatan Internasional (WHO) sebagai tempat perawatan pasien yang dicurigai terjangkit Covid-19. RSUD Sanjiwani Gianyar memiliki satu ruang isolasi (10 tempat tidur) dan RSUD Tabanan dengan dua ruang isolasi (tujuh tempat tidur). Dinas Kesehatan Bali juga menunjuk RS PTN Universitas Udayana menjadi tempat isolasi jika terjadi peningkatan kasus.
Direktur RSUP Sanglah I Wayan Sudana menyatakan, saat ini ada tiga pasien yang dirawat dan diobservasi di ruang isolasi RSUP Sanglah dengan kecurigaan Covid-19 berdasarkan gejala klinis dan riwayat perjalanannya.
Ketiga pasien itu, menurut Sudana, terdiri dari dua warga negara Jepang dan satu warga Indonesia yang pulang dari Jepang. ”Dari perawatan, kondisi ketiga pasien sudah membaik. Namun, kami masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium,” kata Sudana di RSUP Sanglah, Selasa.
Wakil Gubernur Bali Tjok Ace mengatakan, fasilitas dan petugas di RSUP Sanglah sudah memenuhi standar penanganan dan perawatan pasien dengan kasus penyakit infeksi, termasuk Covid-19. ”Kami menilai sudah memadai,” katanya seusai meninjau RSUP Sanglah.
Terkait kesiapsiagaan menghadapi kasus penyakit Covid-19, pihak RSUP Sanglah pernah menggelar simulasi prosedur penanganan kasus pasien dengan dugaan penyakit Covid-19, Rabu (12/2/2020).
Koordinasi penanganan
Sebelum meninjau RSUP Sanglah dan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Tjok Ace memimpin rapat koordinasi kesiapsiagaan menghadapi Covid-19 di Ruang Praja Sabha Kantor Gubernur Bali, Selasa. Rapat koordinasi melibatkan pengelola Bandara I Gusti Ngurah Rai dan kantor otoritas bandara, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar, tiga rumah sakit rujukan di Bali, pengelola Pelabuhan Benoa, dan imigrasi.
Menurut dia, seusai dua pasien dinyatakan positif di Jakarta, Pemerintah Provinsi Bali pun menyiapkan diri. ”Meskipun jarak antara Jakarta dan Bali relatif jauh, ini sudah menyangkut Indonesia,” katanya.
Baca juga : Presiden Umumkan Kasus Korona di Indonesia
Secara keseluruhan, fasilitas ruang isolasi yang tersedia di Bali saat ini ada 14 tempat. Apabila sampai terjadi lonjakan kasus dan jumlah pasien bertambah banyak, kata Tjok Ace, Pemprov Bali akan menyiapkan satu rumah sakit khusus, yakni RS Universitas Udayana di Badung yang mampu menampung 100 pasien.
Jikalau jumlah pasien semakin banyak lagi, RSU Bali Mandara di Denpasar disiapkan sebagai tempat perawatan dengan kapasitas 200 pasien. ”Ini skenario-skenario yang kami sedang siapkan,” kata Tjok Ace.
Terkait kasus penumpang asal Selandia Baru yang pernah transit di Bali dan dinyatakan sebagai kasus positif Covid-19 di Selandia Baru, akhir Februari lalu, Suarjaya menyatakan, Dinas Kesehatan Bali sudah melacak dan menemukan sembilan orang lain yang duduk berdekatan di dalam pesawat yang sama dengan penumpang asal Selandia Baru itu. Sembilan orang itu adalah warga negara asing dan mereka masih berada di Bali.
”Semuanya asing dan kami terus memantau kondisinya. Semuanya sampai saat ini masih sehat. Namun, kami sudah berkomunikasi dan meminta mereka agar mengurangi aktivitasnya ke luar hotel. Kondisi mereka akan terus kami monitor,” ujar Suarjaya.
Pemerintah di Bali mendapatkan notifikasi tentang kondisi dan status penumpang transit asal Selandia Baru itu dari institusi kesehatan resmi di Selandia Baru. Jajaran dinas kesehatan di Bali menindaklanjuti dengan menyisir penumpang lain di pesawat yang sama. Petugas menemukan sembilan penumpang yang turun di Bali dan sampai saat ini masih berada di Bali.