Rumah Sakit Umum Daerah dr Haulussy Ambon telah menyiapkan ruangan isolasi yang dapat digunakan untuk merawat warga yang diduga atau positif menderita penyakit Covid-19 yang disebabkan vorus korona baru.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS - Rumah Sakit Umum Daerah dr Haulussy Ambon telah menyiapkan ruangan isolasi yang dapat digunakan untuk merawat warga yang diduga atau positif menderita penyakit Covid-19 yang disebabkan vorus corona baru. Tim khusus yang sudah dibentuk juga telah melakukan simulasi penanganan pasien. Namun, alat pelindung diri yang tersedia masih jauh di bawah kebutuhan.
Kepala Sub Bagian Umum dan Humas RSUD dr Haulussy Ambon N Rumra kepada Kompas di Ambon pada Selasa (3/3/2020), mengatakan, alat pelindung diri yang tersedia saat ini terdiri atas 14 pasang baju dan celana, 12 pasang sepatu, 90 masker, serta 18 kacamata. "Dibutuhkan sekitar 200 paket alat pelindung diri. Jumlah yang ada kurang memadai," kata Rumra.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat untuk diajukan pengadaan ke Jakarta. Di Maluku tidak ada toko yang menjual alat pelindung diri dari virus corona. Proses pengadaannya paling cepat empat hari. Hingga Selasa petang, belum ada jawaban pasti mengenai rencana pengadaan itu. "Prosesnya di Jakarta. Kalau barang itu dijual di Ambon, pasti sudah kami beli," katanya.
Dibutuhkan sekitar 200 paket alat pelindung diri. Jumlah yang ada kurang memadai (Rumra)
Ia mengatakan, sejauh ini belum ada pasien terduga atau pun positif menderita Covid-19 dirawat di rumah sakit itu. Sejak virus itu merebak, seorang pemuda dari Kabupaten Kepulauan Tanimbar pernah diduga terjangkit. Itu terlihat dari gejala kesehatan serta riwayat perjalanannya ke luar negeri. Setelah spesimen orang itu diperiksa di Jakarta tiga pekan lalu, hasilnya negatif.
Menurut Rumra, kurang memadainya alat pelindung diri itu akan membuat kerja dokter dan tenaga medis lainnya tidak maksimal. Bahkan, mereka juga dapat terjangkit virus yang penyebarannya sangar cepat itu. Hal ini akan membuat kondisi semakin sulit. "Tim sudah siap bekerja. Kami berharap proses pengiriman alat pelindung diri dipercepat," ucapnya.
Pola hidup
Sementara itu, Sekretaris Kota Ambon, AG Latuheru meminta masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat. "Contoh gampang adalah senantiasa mencuci tangan dengan mengunakan sabun dan air yang mengalir setelah berpergian," kata Latuheru dalam siaran pers yang diterima Kompas pada Selasa petang.
Untuk mempercepat proses sosialisasi kepada masyarakat, Pemerintah Kota Ambon telah menggelar pertemuan yang melibat semua ketua rukun tetangga, tokoh agama, dan pemuda. Selain untuk sosialisasi cara pencegahan, juga dilakukan konsolidasi untuk menangkal hoaks terkait isu Covid-19. Hoaks semakin meresahkan masyarakat.
Pantauan Kompas di Ambon, sebagian besar warga di jalanan tidak mengenakan masker meski mereka tahu bahaya virus tersebut. Kondisi serupa juga terlihat di pasar. Ada yang mengaku tidak memiliki masker sementara ada yang sengaja tidak menggunakan masker. "Corona belum sampai Ambon jadi tidak apa," ujar Ongen Pasalbessy (34) warga.
Dalam penerbangan dari Ternate, Maluku Utara, ke Ambon pada Selasa siang, banyak penumpang tidak mengenakan masker. Selama penerbangan lebih kurang 1,5 jam, banyak penumpang yang terbatuk-batuk. Penumpang tampaknya belum terlalu peduli dengan kondisi itu. Sementara petugas maskapai di bandara sebagian besar mengenakan masker.
Setelah diumumkan ada warga Indonesia yang positif terjangkit virus, harga masker di Ternate naik mendadak. Harga satu lembar masker yang sebelumnya Rp 1.400 naik menjadi Rp 5.000. Stok masker di beberapa apotek ludes.