Waspada Virus Korona, Penapisan Suhu Tubuh Diperluas
Kantor Kesehatan Pelabuhan Surabaya memperluas penapisan suhu tubuh pada penumpang pesawat domestik di Bandar Udara Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI/AGNES SWETTA PANDIA
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS - Kantor Kesehatan Pelabuhan Surabaya memperluas penapisan suhu tubuh pada penumpang pesawat domestik di Bandar Udara Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur. Sebelumnya penapisan hanya dilakukan pada penumpang internasional dan jamaah umrah.
Kebijakan itu diambil dalam upaya mewaspadai penyebaran virus korona galur baru Covid-19 di wilayah Jatim, menyusul ditemukannya dua warga Depok yang positif terjangkit virus. Penapisan suhu tubuh pada penumpang domestik dilakukan tanpa menimbulkan kegaduhan apalagi kepanikan.
“Selain menggunakan thermal scanner (alat pemindai suhu tubuh) yang mampu mendeteksi suhu tubuh tanpa pemeriksaan badan, KKP menyebar petugas kesehatan untuk mengawasi penumpang yang kondisinya sakit atau dalam pantauan khusus,” ujar Kepala KKP Surabaya Budi Hidayat, Selasa (3/3/2020).
Sementara itu, Communication and Legal Section Head Bandara Juanda Yuristo Ardhi Hanggoro mengatakan pihaknya menyediakan hand sanitizer di terminal penumpang domestik maupun internasional. Hal itu untuk memudahkan masyarakat yang tengah berpergian menjaga kebersihan diri.
Selain menggunakan alat pemindai suhu tubuh yang mampu mendeteksi suhu tubuh tanpa pemeriksaan badan, KKP menyebar petugas kesehatan untuk mengawasi penumpang yang kondisinya sakit atau dalam pantauan khusus (Budi Hidayat)
“Hand sanitizer yang disiapkan bentuknya gel. Fungsinya membersihkan atau menghilangkan kuman pada tangan. Menjaga kebersihan diri merupakan salah satu kunci mencegah terkontaminasi virus korona galur baru,” kata Yuristo.
Pada saat yang sama, Komandan Lanudal Juanda Kolonel Laut (P) Muhammad Thohir mengatakan pihaknya tengah berupaya membantuk satuan tugas (satgas) bersama penanganan virus korona di Bandara Juanda. Pembentukan satgas ini untuk memudahkan penanganan terhadap penumpang yang terindikasi terjangkit virus.
“Di bandara ada banyak instansi oleh karena itu diperlukan koordinasi untuk memudahkan dan mempercepat upaya pencegahan penyebaran virus dan penanganan terhadap penumpang yang dicurigai terinfeksi,’ ucap Thohir.
Budi Hidayat menambahkan, antisipasi penyebaran virus korona di Jatim tidak hanya dilakukan di Bandara Juanda. Upaya serupa dilakukan di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan Pelabuhan Probolinggo. Dalam pekan ini, Kapal Pesiar Viking Sun dijadwalkan bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak.
Kapal yang bertolak dari Darwin, Australia ini membawa 1.600 orang terdiri dari 848 penumpang dan 460 awak kapal. KKP Surabaya akan memeriksa penumpang, awak kapal, termasuk barang bawaan. Setelah dipastikan kondisi mereka sehat, baru diizinkan bersandar di Surabaya.
“Pemeriksaan kesehatan di Kapal Pesiar Viking Sun akan dilakukan sebelum sandar, yakni di wilayah perairan Karang Jamuang. KKP Surabaya akan mengirimkan tim pemeriksa kesehatan ke kapal pesiar tersebut,” ujar Budi.
Tak bisa menolak
Pemerintah Kota Surabaya tidak memiliki kewenangan untuk menolak datangnya kapal Pesiar Viking Sun yang bakal bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada Jumat, (6/3/2020). Kapal berbendera Norwegia itu mengangkut sekitar 1.300 orang, baik penumpang maupun awak kapal umumnya dari Australia dan London.
Jadi sebelum mereka (penumpang kapal pesiar) mendarat, akan ada pemeriksaan semuanya secara menyeluruh (Tri Rismaharini)
Kendati demikian Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sudah menyiapkan berbagai antisipasi ketika kapal pesiar itu bersandar di Surabaya. Ia mengaku sudah intens berkomunikasi dengan Kementerian Kesehatan, Kedubes dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Koordinasi ini dilakukan sebagai langkah antisipasi dan pencegahan virus korona yang barangkali dibawa oleh penumpang kapal pesiar ini.
“Jadi sebelum mereka (penumpang kapal pesiar) mendarat, akan ada pemeriksaan semuanya secara menyeluruh,” ujar Risma.
Bahkan, Presiden UCLG Aspac ini memastikan sudah menyiapkan peralatan beserta satuan petugas (satgas) kesehatan yang bertugas memeriksa seluruh penumpang kapal pesiar yang turun di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Risma menjelaskan, sebelum bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak, kapal pesiar itu akan bersandar dulu di Pulau Karangjamuang. Di pulau itu, akan ada pemeriksaan terlebih dahulu. “Begitu ada yang demam dan gejala (virus korona), maka kapal tidak jadi mendarat. Ada tim di sana dan bukan dari Surabaya tapi kami terus konsultasikan dengan Kemenkes dan Dinas Kesehatan Provinsi. Jadi pemkot tidak boleh menolak jika tidak ada gejala,” tegasnya.
Secara terpisah, Direktur RSUD Sidoarjo Atok Irawan mengatakan pihaknya siap menerima dan merawat pasien terduga maupun yang positif terjangkit virus korona. Selain telah berpengalaman menangani pasien flu burung, RSUD Sidoarjo baru-baru ini telah merawat dua pasien yang terindikasi virus korona meskipun pada akhirnya hasil pemeriksaan menyatakan negatif.
Dua pasien itu adalah seorang tenaga kerja wanita yang baru pulang dari Hongkong dan seorang laki-laki yang baru pulang dari bepergian di luar negeri di negara terdampak virus korona. Kedua pasien dirawat di ruang isolasi khusus hingga dinyatakan negatif dan diperbolehkan pulang.
Tenaga medis yang merawat pasien di ruang isolasi mengenakan alat pelindung diri (APD) seperti kaca mata, masker, dan baju mirip astronot. Pihak rumah sakit menyediakan alat pemeriksaan medis seperti radiologi yang dipakai khusus untuk pasien di ruang isolasi dan bisa dioperasikan secara otomatis, bukan manual.