Dua Pasien Masih Diperiksa di Ruang Isolasi RSUD Doris Sylvanus Kalteng
Empat pasien terduga terjangkit virus korona di Kalimantan Tengah terbukti negatif. Namun, dua pasien masih dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah Doris Sylvanus, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Empat pasien terduga terjangkit virus korona di Kalimantan Tengah terbukti negatif. Namun, dua pasien masih dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah Doris Sylvanus, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Kepala Bidang Pendidikan, Pengembangan SDM, dan Hubungan Masyarakat RSUD Doris Sylvanus Riza Syahputra mengungkapkan, dua orang dalam pengawasan itu baru pulang dari salah satu negara terjangkit virus korona di Asia. Ia enggan menyebut identitas pasien dan negara kunjungan kedua pasien itu.
”Masih dalam pengawasan dan menunggu hasil uji laboratorium di Litbangkes Kementerian Kesehatan di Jakarta. Jadi, sampai saat ini Kalteng masih bebas korona,” ungkap Riza saat ditemui Kompas di Palangkaraya, Rabu (4/3/2020).
Riza menjelaskan, pihaknya menyiapkan ruang isolasi dengan empat tempat tidur dan 15-20 orang untuk tim penanganan virus korona. Kedua pasien itu saat ini berada di ruang isolasi dan dalam pengawasan ketat.
”Ruang isolasi itu tidak bisa diakses sembarangan dan jauh dari ruangan lainnya sehingga tidak perlu khawatir terjangkit, itu sudah kami siapkan sejak korona masih terdeteksi di China,” ucap Riza.
Selain ruang isolasi, tambah Riza, pihaknya juga menyiapkan satu bangsal dengan sembilan tempat tidur sebagai cadangan jika ruang isolasi penuh. Bangsal itu, sejak 2010 sudah disiapkan untuk penanganan pasien yang terjangkit virus, seperti flu burung, flu babi, dan virus lain.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Suyuti mengungkapkan, selama virus korona terdeteksi di China, terdapat empat pasien suspect virus korona yang pernah dirawat. Namun, setelah diperiksa dan dilakukan pengambilan sampel, semua uji laboratorium menunjukkan hasil negatif.
Selain itu, lanjut Suyuti, terdapat dua mahasiswa yang pernah mengenyam pendidikan di Wuhan, China, yang juga sudah menjalani masa observasi selama 14 hari di Natuna sudah pulang ke Kalteng. Pihaknya yakin, kedua mahasiswa yang tinggal di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, dan Kota Palangkaraya itu tidak terjangkit virus korona.
”Satu-satunya cara untuk membatasi penularan memang ruang isolasi bagi yang sakit. Makanya, kami selalu meminta kesediaan pasien untuk diisolasi demi keluarga dan masyarakat, tetapi sampai saat ini semuanya terbukti negatif,” ungkap Suyuti.
Suyuti menambahkan, terdapat dua rumah sakit di Kalteng yang menjadi rujukan pasien yang terjangkit virus korona. Pihaknya bersama rumah sakit dan pemerintah di tiap kabupaten/kota memilki persediaan dan persiapan yang memadai untuk menghadapi penyakit itu.
Pneumonia
Gejala korona virus memang sangat umum dialami oleh masyarakat sehingga membutuhkan pemeriksaan dengan peralatan yang lengkap untuk mengetahui terjangkit virus mematikan tersebut atau tidak. Namun, pasien meninggal karena terjangkit virus korona pada umumnya menderita pneumonia atau peradangan seluruh tubuh.
Dari data RSUD Doris Sylvanus tahun 2019, terdapat 132 kasus pneumonia dengan jumlah yang meninggal sebanyak 20 orang pada Oktober sampai Desember. Sementara tahun 2020, selama bulan Januari terdapat 48 kasus pneumonia dengan tujuh orang meninggal. Sebagian besar yang dirawat adalah anak berusia 1-5 tahun.
Pasien terakhir yang diduga terjangkit virus korona di RSUD Doris Sylvanus pada Februari lalu pun hampir mengalami pneumonia. Salah satu dokter anak di RSUD Doris Sylvanus, Andar Sitanggang, yang menangani pasien tersebut, mengungkapkan, pasien mengalami batuk berdahak dengan dahak yang sangat banyak dan kental. Selain itu, saat dirujuk ke RS, kondisi sel darah putih pasien menurun.
”Awalnya diduga ada pneumonia, tetapi setelah diperiksa menyeluruh, tidak ada pneumonia. Jadi, pasien tersebut hanya peradangan pada saluran pernapasan atau radang tonsillitis (amandel),” kata Andar.