Warga jangan reaktif terhadap pengumuman Kasus 1 dan Kasus 2 Covid-19. Respons proaktif kepala daerah dan jajarannya terhadap situasi kedaruratan ini juga akan membuat warga tenang
Oleh
TIM KOMPAS
·4 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta masyarakat tidak panik menyikapi pengumuman dua kasus positif Covid-19 di Indonesia. Kepala daerah juga perlu membuat pernyataan yang menenangkan masyarakat berkait pencegahan penyebaran Covid-19.
Kepanikan dikhawatirkan akan menimbulkan efek domino yang kontraproduktif terhadap perekonomian dan keamanan. Salah satu contoh kepanikan adalah warga berbondong-bondong membeli masker dan cairan pembersih tangan instan sehingga terjadi kelangkaan di pasar.
Mendagri menyampaikan hal itu seusai menghadiri Puncak Kegiatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-70 Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan HUT Ke-58 Perlindungan Masyarakat di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Selasa (3/3/2020).
Kalau panik akan menimbulkan efek domino yang kontraproduktif. Masyarakat takut keluar, tidak bekerja, dan ekonomi tidak jalan
”Saya kira tidak perlu panik. Kita tahu pemerintah sudah berupaya dengan segala kemampuan yang ada. Begitu koordinasi jaringan kesehatan oleh Menteri Kesehatan. Termasuk juga kepala daerah sudah melakukan langkah-langkah, terutama untuk preventif,” kata Tito.
Tito menambahkan, masyarakat tidak perlu panik, apalagi Indonesia pernah berhadapan dengan flu burung, SARS, MERS, demam berdarah, malaria, dan lainnya. Dalam kesempatan itu, Tito juga menolak usulan DPR tentang pembentukan Tim Khusus Cegah Virus Korona.
”Sampaikan saja secara terbuka karena yang paling penting adalah tidak membuat masyarakat panik. Kalau panik akan menimbulkan efek domino yang kontraproduktif. Masyarakat takut keluar, tidak bekerja, dan ekonomi tidak jalan,” kata Tito.
Menurut Tito, masyarakat tidak perlu panik lalu memborong kebutuhan pokok. ”Kita semua cukup. Pemerintah menjamin ketersediaan kebutuhan pokok. Bekerja seperti biasa justru memperkuat daya tahan negara kita,” ujar Tito. Menurut Tito, usulan DPR sudah dijawab dengan cara komunikasi-komunikasi dalam konteks instansi ke instansi.
Menteri Kesehatan, misalnya, sudah mengontak semua rumah sakit terkait prosedur operasional standar yang harus dilakukan. ”Saya juga minta teman-teman kepala daerah agar tidak mengeluarkan pernyataan yang membuat masyarakat bingung dan panik. Buat pernyataan yang menenangkan bahwa ini bisa kita atasi. Kita sudah sering berhadapan dengan permasalahan, bahkan jauh lebih berat,” kata Tito.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah meminta warga NTB tetap tenang. ”Kalau panik atau gaduh, yang rugi kita semua, apalagi kita (NTB) daerah pariwisata. Jangan menyebar kepanikan sehingga jadi kisruh,” kata Zulkieflimansyah.
Terkait dengan antisipasi, Zulkieflimansyah sudah menginstruksikan agar dinas kesehatan berkoordinasi dengan semua kabupaten kota untuk memberikan sosialisasi dan informasi yang benar tentang korona. ”Kalau memang ada yang terjadi, kami akan antisipasi dengan cara yang baik,” kata Zulkieflimansyah.
Persediaan terjamin
Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno pun mengimbau warga agar tidak panik dan berbelanja secara berlebihan, terutama masker, bahkan melakukan penimbunan. Praktik penimbunan termasuk tindakan pidana dan dapat ditindak oleh penegak hukum.
”Kami segera berkoordinasi dengan Polda Sumbar untuk menindaklanjuti kelangkaan masker. Kalau bisa, nanti ada penindakan terhadap orang yang kedapatan menimbun masker,” kata Irwan Prayitno di Padang.
Dari Dampit, Kabupaten Malang, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengimbau masyarakat tidak panik, apalagi sampai belanja melebihi kebutuhan biasanya karena khawatir wabah Covid-19.
”Saya mengimbau warga Jawa Timur jangan belanja berlebihan. Saya ingin menyampaikan Jawa Timur insya Allah aman,” ujarnya. Menurut Khofifah, jajaran Kementerian Kesehatan telah menangani Kasus 1 dan Kasus 2 dengan baik, termasuk terhadap orang yang pernah bersinggungan dengan mereka.
Pemerintah Provinsi Jatim sendiri telah berkoordinasi dengan Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (Asprindo) guna memastikan ketersediaan bahan kebutuhan pokok di Jatim. ”Terima kasih Asprindo juga sudah menyampaikan pernyataannya. Saya juga telah koordinasikan bahwa stok sembako di Jawa Timur sangat aman,” ujarnya.
Hal serupa dilakukan Pemerintah Kota Tegal, Jawa Tengah, dan Pemerintah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Wakil Wali Kota Tegal Mohamad Jumadi memastikan persediaan kebutuhan pokok di Kota Tegal masih aman. Masyarakat diimbau untuk tidak berbelanja secara berlebihan.
Adapun Kepala Bidang Perdagangan dan Promosi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Cirebon Dadang Heryadi di Cirebon mengingatkan, aksi borong akan membuat harga naik dalam waktu singkat sehingga merugikan masyarakat berpenghasilan rendah. ”Ketersediaan bahan pokok aman karena harganya hampir semuanya normal,” kata Dadang.
Rasa kedaruratan
Kepekaan terhadap situasi krisis idealnya melingkupi kepemimpinan di daerah dalam menghadapi situasi saat ini agar masyarakat tenang. Rasa kedaruratan dalam menghadapi kondisi ini juga dinilai mesti muncul mulai dari kepala daerah dan terus mengalir ke jajaran di bawahnya, termasuk dinas kesehatan setempat.
”Kalau tidak ada kepekaan itu, apa pun perbaikan (secara) nasional (hasilnya akan) begitu saja,” kata Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah Robert Endi Jaweng.(ZAK/JOL/WER/IKI/RAM/INK/JUM/XTI/DKA/FLO)