Sejumlah upaya dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mengantisipasi masuknya wabah korona atau Covid-19 ke wilayah mereka. Kota Kediri menyiapkan sejumlah rumah sakit untuk tampung pasien korona jika ada.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS-Sejumlah upaya dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mengantisipasi masuknya wabah korona ke wilayah mereka. Langkah antisipasi yang dilakukan mulai dari menyiapkan ruang isolasi, memeriksa keberadaan masker yang akhir-akhir ini makin langka di pasaran, hingga menyosialisasikan menu sehat guna menjaga kekebalan tubuh.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan pihaknya bersama rumah sakit (RS) sudah melakukan simulasi penanganan pasien apabila sewaktu-waktu ada pasien yang terindikasi korona. Di Kota Kediri terdapat 14 RS, tiga di antaranya tipe B dan sisanya tipe C dan D.
"Kita sudah simulasi dan mengedukasi masyarakat, artinya jangan sampai panik," kata Abu saat berada di Surabaya dan dihubungi dari Malang, Rabu (4/3/2020).
Menurut Abu pihaknya berencana mengumpulkan seluruh RS di wilayahnya untuk bersama-sama ikut membantu mencari masker. Tujuannya agar masker tetap tersedia. Saat ini mencari masker di pasaran cukup sulit karena permintaan masyarakat besar.
"Kami juga sudah menyosialisasikan kepada masyarakat agar mereka membentengi diri dengan mengkonsumsi makanan yang sehat. Tujuannya agar memiliki kekebalan tubuh dan tidak mudah terserang," ucapnya.
Kami juga sudah menyosialisasikan kepada masyarakat agar mereka membentengi diri dengan mengkonsumsi makanan yang sehat
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri Fauzan Adima mengatakan ada empat RS besar di wilayahnya yang telah menyiapkan ruang khusus bagi penderita korona. Keempat RS itu adalah RSUD Gambiran sebanyak empat ruang, dan tiga lainnya yakni RS Baptis, RS Bhayangkara, dan RS Muhammadiyah masing-masing dua ruang.
Sejauh ini, kata Fauzan di Kota Kediri belum ada pasien yang dinyatakan terduga maupun positif koronam, namun empat orang dalam pengawasan d. Dari data tersebut ada empat orang memiliki KTP Kota Kediri namun tinggal di luar kota.
"Mereka baru pulang dari luar negeri dan tanpa gejala. Mereka ada yang mahasiswa, tenaga kerja migran, dan tokoh masyarakat," katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Arbani Mukti Wibowo mengatakan pihaknya berkoordinasi lebih intensif dengan berbagai pihak untuk mengantisipasi korona, mulai dari Dinas Kesehatan Jawa Timur hingga Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Dinas Kesehatan juga memantau pendatang dari luar negeri.
"Kami juga membuat surat edaran ke fasilitas kesehatan se-kabupaten Malang agar waspada terhadap pendatang yang tidak terdeteksi oleh KKP dan segera melaporkan ke Dinas Kesehatan apabila menemukan pasien dengan gejala mirip gejala infeksi virus korona," katanya melalui pesan pendek.
Upaya lain yang dilakukan, menurut Arbani adalah melakukan tindakan promotif dengan mengirim surat ke semua kecamatan untuk selalu menjaga lingkungan tetap bersih, cuci tangan, menjaga diri masing-masing (penderita batuk mengenakan masker), serta menjaga kondisi tubuh melalui olahraga teratur dan mengkonsumsi makanan sehat.
Menurut Arbani ada dua RS di wilayahnya yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai RS rujukan pasien korona, yakni RSUD Kanjuruhan dan RS Wava Husada. Sejauh ini belum ada (pasien terduga maupun positif korona di wilayahnya)," ujarnya.