Jalur Neraka Menuju Tambang Emas
Sejak Januari lalu, tujuh penembakan ditengarai terjadi akibat ulah kelompok kriminal bersenjata di Papua. Tak hanya mengusik warga, tetapi juga menewaskan aparat. Mereka juga terus beraksi saat kunjungan MPR.
Berondongan tembakan sekitar pukul 09.00 WIT, Rabu (4/3/2020), memecah keheningan situasi di kawasan Mile 69, jalan akses ke lokasi tambang milik PT Freeport Indonesia di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua.
Di kala itu, sejumlah pimpinan parlemen tengah meninjau areal tambang Grasberg, yang hanya sekitar 10 kilometer atau 30 menit perjalanan dari lokasi penembakan.
Hampir tiga hari sebelum kedatangan pimpinan parlemen ke Papua, situasi secara khusus di Tembagapura sedang tak bersahabat. Hal itu akibat ulah kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.
Di kala itu, sejumlah pimpinan parlemen tengah meninjau areal tambang Grasberg, yang hanya sekitar 10 kilometer atau 30 menit perjalanan dari lokasi penembakan.
Catatan Kompas berdasarkan data Polda Papua dan Kodam XVII/Cenderawasih, sejak Januari lalu, ada tujuh penembakan yang ditengarai melibatkan KKB di Nduga, Intan Jaya, Nabire, Mimika, dan Keerom. Akibatnya, satu anggota Brimob, satu warga, dan empat simpatisan KKB tewas. Selain itu, ada dua anggota Brimob, dua prajurit TNI AD, dan lima warga sipil yang terluka.
Terakhir, penyerangan terjadi terhadap truk Kodim 1701/Jayapura yang berada di daerah Kampung Kibay, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom, Sabtu (29/2/2020). Dua anggota TNI terluka dalam peristiwa ini. Sebelumnya, Jumat sore lalu, Bharatu Doni Priyanto, anggota Brimob, tewas tertembak saat patroli di area Jipabera, Kampung Opitawak, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika (Kompas, 2 Maret 2020).
Baca Juga: Di Bawah Bayang-bayang Teror Penembakan di Papua
Teror yang ditengarai dilakukan KKB masih terus terjadi. Kini giliran mobil Polsek Tembagapura kembali diserang di Kampung Utikini, Kabupaten Mimika, Papua, Senin (2/3/2020). Berdasarkan data Polres Mimika, penyerangan terjadi pukul 08.00 yang membuat tangan seorang polisi terkena serpihan peluru. ”Anggota kami tidak mengalami luka berat,” kata Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw, kemarin. Akibat aksi kelompok tersebut, penembakan terjadi lagi di dekat lokasi penembakan Bharatu Doni Priyanto, Jumat lalu.
Bahkan, info terakhir, KKB diduga kuat mengetahui agenda kunjungan tersebut sehingga mereka terus melancarkan aksinya.
Atas dasar itu, sehari sebelum kedatangan pimpinan parlemen, Kepala Polda Papua menyarankan agar kunjungan ditunda sampai kondisi kondusif. Namun, tekad pimpinan parlemen sudah bulat. Gangguan keamanan nyatanya tak membuat surut wakil rakyat itu. Agenda kunjungan tetap harus berjalan sesuai rencana semula.
”Kami sebenarnya agak khawatir dengan kedatangan rombongan Bapak Ketua MPR. Namun, prinsipnya kami setuju dengan bapak-bapak kita bahwa negara tidak boleh kalah dengan kelompok-kelompok itu,” ujar Paulus saat ditemui Kompas di Bandara Mozes Kilangin, Mimika.
Kami sebenarnya agak khawatir dengan kedatangan rombongan Bapak Ketua MPR. Namun, prinsipnya kami setuju dengan bapak-bapak kita bahwa negara tidak boleh kalah dengan kelompok-kelompok itu.
Kunjungan ke areal tambang Freeport hanya menjadi salah satu dari serangkaian kegiatan dalam perjalanan rombongan pimpinan MPR, DPR, dan DPD di Papua selama dua hari, mulai Selasa hingga Rabu (4/3/2020). Kawasan lain yang turut ditinjau adalah Wamena dan Jayapura.
Hadir di dalam rombongan, di antaranya Ketua MPR Bambang Soesatyo, Wakil Ketua MPR Arsul Sani, Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat, Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad, Wakil Ketua DPD Sultan B Najamudin, Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel, anggota DPD Daerah Pemilihan (Dapil) Papua Yorrys Raweyai, serta Direktur Utama Freeport Indonesia Tony Wenas.
Turut mendampingi secara langsung, Kapolda dan Kepala Badan Intelijen Daerah (Kabinda) Papua Brigadir Jenderal Abdul Haris Napoleon.
Aksi tembak
Situasi Tembagapura yang tidak kondusif akibat kehadiran KKB terpaksa harus dihadapi anggota kepolisian dan TNI setempat di tengah kunjungan para wakil rakyat yang terhormat itu. Pengamanan di pos-pos sepanjang jalan tambang pun diperkuat dan dipertebal dalam beberapa lapis.
Kapolda menyebut, ada sekitar 200 anggotanya berjaga di sepanjang jalan tersebut. Pengawalan rombongan pimpinan parlemen pun diperketat mulai dari Timika, hingga Grasberg, wilayah PT Freeport. Rombongan berangkat menggunakan kendaraan bus antipeluru Iveco pada pukul 06.30.
Perjalanan terasa mulus sampai rombongan tiba di Grasberg pukul 09.00. Bertepatan dengan itu, Kapolda mendapatkan laporan bahwa terjadi aksi tembak yang dilakukan oleh KKB di bawah pimpinan Jony ”Botak” dan Lekagak Telenggen di Mile 69.
Paulus menyebut, motif penyerangan mereka di tengah kunjungan pimpinan parlemen, di antaranya ingin menunjukkan eksistensi mereka agar negara-negara lain juga ikut membela, selain juga ingin menguasai Freeport Indonesia.
”Mereka hanya membunyikan tiga kali (tembakan), kemudian hasil monitoring, mereka sudah tidak di situ lagi. Mereka juga pasti khawatir karena kekuatan kami yang menebal untuk mengawal rombongan, kan, besar,” kata Paulus.
Agenda kunjungan pun tetap dituntaskan. Dari puncak tambang Grasberg dengan ketinggian 4.285 meter di atas permukaan laut (mdpl), sejumlah pimpinan parlemen menandatangani ikrar kebangsaan, yang berisi komitmen mereka menghadirkan solusi komprehensif bagi masa depan tanah Papua dengan pendekatan keadilan, kesejahteraan, dan kebudayaan.
Tak gentar
Bambang menyampaikan, seluruh pimpinan sejak di Jakarta sepakat agar tetap menjalankan kegiatan di Papua sesuai rencana, apa pun yang terjadi. Ia juga telah berkomunikasi dengan Kepala BIN Budi Gunawan, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kapolri Jenderal (Pol) Idham Azis agar pengamanan diperketat selama kunjungan.
Baca juga: Jaminan Keamanan Penentu Tuntasnya Trans-Papua
”Jadi, walau awalnya pihak keamanan merekomendasikan agar kami menunda perjalanan, kami sepakat untuk tetap meneruskan rencana perjalanan. Saya sendiri tidak terlalu khawatir. Kita tidak boleh kalah dan kehilangan nyali meski ada ancaman dari kelompok kriminal separatis bersenjata. Kami ingin sekaligus menunjukkan bahwa MPR siap menyatukan kegelisahan sejumlah anak bangsa di Papua akibat ulah para kelompok kriminal itu,” kata Bambang.
Dalam kunjungan ke Freeport, Bambang menjelaskan, tujuan kedatangannya adalah ingin memastikan secara langsung aktivitas penambangan pascaakuisisi saham 51 persen. Pengambilalihan saham mayoritas oleh Indonesia itu sekaligus membuktikan kedaulatan bangsa atas kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi Indonesia, sebagaimana amanah Pasal 33 Ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Ini bagian komitmen menunjukkan bahwa kami memiliki kepedulian, serta ingin melihat secara langsung, memastikan, tambang ini punya potensi yang besar untuk kemakmuran sebesar-besarnya bagi masyarakat Indonesia, terutama Papua.
”Ini bagian komitmen menunjukkan bahwa kami memiliki kepedulian, serta ingin melihat secara langsung, memastikan, tambang ini punya potensi yang besar untuk kemakmuran sebesar-besarnya bagi masyarakat Indonesia, terutama Papua,” kata Bambang.
Yorrys Raweyai, yang kelahiran Serui, Papua, pun menambahkan bahwa negara tak boleh kalah oleh kelompok separatis. Apabila negara lemah, menurut dia, maka itu akan menjadi kekuatan bagi mereka untuk semakin menggencarkan aksinya.
”Kalau kami tidak ke sana (Freeport) karena alasan gerakan kelompok separatis, ini peluang untuk mereka mem-blow up bahwa benar terjadi persoalan di negeri ini. Bahwa karena mereka melakukan tekanan begini, akhirnya kami pergi. Memangnya dia itu siapa? Ini negara. Kita tidak akan kalah dengan separatis, apa pun, tak ada urusan. Itu prinsip kita,” kata Yorrys.