Lagi, Warga Palembang Dirawat di Ruang Isolasi Sepulang Umrah
RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang kembali merawat seorang warga Palembang di ruang isolasi, berinisial F (77). Pasien mengalami sesak napas, batuk, tetapi tak mengalami panas tinggi setelah pulang dari umrah pekan lalu.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Rumah Sakit Umum Pusat Dr Mohammad Hoesin, Palembang, kembali merawat seorang warga Palembang di ruang isolasi, berinisial F (77). Pasien mengalami gejala sesak napas dan batuk, tetapi tidak mengalami panas tinggi setelah pulang dari menunaikan ibadah umrah pekan lalu.
Dengan demikian, saat ini ada dua pasien dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr Mohammad Hoesin (RSMH). Keduanya mengeluh sakit setelah pulang dari Arab Saudi untuk beribadah umrah.
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Yusri, Kamis (5/3/2020), menerangkan, F dibawa ke ruang isolasi pada Rabu (4/3/2020) malam. Dia merupakan pasien rujukan dari RS Hermina Palembang.
Saat dibawa, F mengalami gejala batuk dan sesak napas. Selain itu, dia juga mengalami darah tinggi. Berdasarkan diagnosis tersebut, F dibawa ke RSMH untuk mendapatkan perawatan lanjutan.
F diketahui pulang dari umrah seminggu lalu dan kemudian menjalani perawatan di RS Hermina. ”F merupakan anggota jemaah umrah berisiko tinggi karena sudah memasuki usia lanjut,” kata Yusri.
Yusri menerangkan, saat ini sampel darah dan usap tenggorokan dari F sudah dibawa ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Jakarta untuk diteliti. Hasilnya akan diketahui dua hari setelah sampel dikirim. Setelah hasil pertama selesai, akan dilakukan pengiriman sampel kedua untuk diteliti kembali.
Hasilnya akan diketahui dua hari setelah sampel dikirim.
Sebelumnya RSMH telah merawat pasien MY di ruang isolasi sejak Selasa (3/3/2020). Menurut Yusri, saat ini keadaan MY membaik. MY sudah bisa bangun, duduk, dan tampak sehat. Hanya saja pihaknya belum bisa mengeluarkan MY dari ruang isolasi karena masih menunggu hasil laboratorium dari Balitbangkes.
Apabila dinyatakan negatif terpapar virus korona, MY tidak lagi dirawat di ruang isolasi. ”Bahkan, karena kondisinya sudah kembali pulih, bisa saja dia diperbolehkan pulang,” kata Yusri.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menegaskan, sampai saat ini belum ada warga Sumsel yang positif terjangkit SAR-CoV-2. Bahkan, Herman mendapatkan laporan bahwa penelitian pertama sampel MY dinyatakan negatif SAR-CoV-2.
Untuk itu, Herman berharap masyarakat tidak khawatir berlebihan, tetapi tetap waspada. Kekhawatiran yang berlebihan bisa berdampak pada sulitnya warga mendapatkan pasokan logistik. Namun, Herman mengatakan, sampai saat ini wabah Covid-19 belum melumpuhkan perekonomian di Sumsel.
Kepala Polda Sumsel Inspektur Jenderal Priyo Widyanto menyampaikan sampai saat ini belum ada indikasi penimbunan masker. Kelangkaan terjadi karena adanya warga yang memborong masker.
Adapun ketersediaan masker di sejumlah fasilitas kesehatan masih aman. ”Di rumah sakit dan puskesmas, masker masih tersedia,” ungkapnya.
Pihaknya juga tengah menyelidiki pabrik masker di Sumsel. Berapa jumlah yang diproduksi dan dipasarkan ke mana saja diselidiki untuk memastikan tidak terjadi penyelewengan.