Rumah Sakit Rujukan di DIY Ditambah, Masyarakat Punya Alternatif
Jumlah rumah sakit rujukan di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menangani pasien terduga Covid-19 ditambah. Penambahan ini menjadi alternatif bagi keluarga pasien untuk memilih lokasi rumah sakit terdekat.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Jumlah rumah sakit rujukan di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menangani pasien terduga Covid-19 ditambah. Jika sebelumnya hanya ada dua rumah sakit, kini empat rumah sakit disiapkan untuk menangani pasien positif terduga Covid-19 sesuai dengan standar.
”Ada empat rumah sakit rujukan di DIY. Ini sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan yang terakhir,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Pembajun Setyaningastutie dalam konferensi pers, Kamis (5/3/2020), di kantor Gubernur DIY, Kota Yogyakarta.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) awalnya hanya menetapkan dua rumah sakit rujukan untuk penanganan infeksi Covid-19. Dua rumah sakit itu adalah Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito di Kabupaten Sleman dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati di Kabupaten Bantul.
Namun, Kemenkes kemudian menetapkan tambahan dua rumah sakit rujukan di DIY. Menurut Pembajun, dua rumah sakit tambahan itu adalah RSUD Wates di Kabupaten Kulon Progo dan RSUD Kota Yogyakarta.
Pembajun memaparkan, empat rumah sakit tersebut ditunjuk menjadi rumah sakit rujukan karena memiliki sarana dan prasarana untuk penanganan Covid-19. Salah satu sarana penting yang harus dimiliki rumah sakit rujukan penanganan pasien Covid-19 adalah ruang isolasi.
”Di RSUD Panembahan Senopati ada 4 ruang isolasi, di RSUD Wates ada 4 ruangan isolasi, dan RSUD Kota Yogyakarta mempunyai 10 ruangan isolasi,” ungkap Pembajun.
Selain ruang isolasi, rumah sakit-rumah sakit tersebut juga memiliki tenaga medis yang berkompetensi menangani pasien terduga Covid-19.
Menurut Pembajun, selain ruang isolasi, rumah sakit-rumah sakit tersebut juga memiliki tenaga medis yang berkompetensi menangani pasien terduga Covid-19. Pembajun menyebutkan, rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 harus memiliki dokter spesialis paru atau dokter spesialis penyakit dalam yang memiliki kompetensi untuk merawat pasien dengan gangguan paru-paru.
”Salah satu alasan kenapa empat rumah sakit itu diminta menjadi rumah sakit rujukan adalah ketersediaan dokter spesialis paru atau dokter spesialis penyakit dalam yang cukup kompetensinya untuk merawat pasien paru,” papar Pembajun.
Selain menyiapkan empat rumah sakit rujukan, Dinkes DIY juga meminta dinkes di kabupaten/kota di provinsi tersebut memetakan wilayah atau kawasan yang rawan penularan infeksi Covid-19. Pemetaan wilayah itu juga harus diikuti langkah-langkah pencegahan.
”Kalau bicara virus, tidak hanya Covid-19, ada area-area tertentu harus menjadi prioritas untuk diperhatikan, contohnya pasar dan tempat berkumpul atau area pertemuan,” tutur Pembajun.
Jadi, bawalah pasien ke lokasi terdekat di antara empat rumah sakit rujukan itu.
Rumah sakit terdekat
Ketua Tim Penyakit Virus Menular RSUP Dr Sardjito, Ika Trisnawati, mengatakan, dengan adanya empat rumah sakit rujukan itu, tidak semua pasien yang diduga terinfeksi Covid-19 harus dibawa ke RSUP Dr Sardjito. Apabila ada pasien yang tempat tinggalnya jauh dari RSUP Dr Sardjito, lebih baik dia ditangani di rumah sakit rujukan terdekat untuk mengurangi risiko penularan kepada orang lain.
”Bayangkan kalau perjalanannya cukup jauh, kontak dengan orang-orang akan menjadi lebih banyak sehingga risiko menularkan ke orang lain lebih besar. Jadi, bawalah pasien ke lokasi terdekat di antara empat rumah sakit rujukan itu,” ucap Ika.
Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Banu Hermawan, mengatakan, rumah sakit itu telah menyiapkan ruang isolasi dengan total kapasitas 30 tempat tidur untuk mengantisipasi infeksi Covid-19. Dari kesemua ruang isolasi yang disiapkan, terdapat ruang isolasi utama dengan kapasitas delapan tempat tidur.
”Kami menyiapkan ruang isolasi utama dengan kapasitas delapan tempat tidur. Selain itu, kami juga menyiapkan ruang isolasi lain dengan kapasitas 22 tempat tidur,” ujar Banu.