"World Heritage Day" Diusulkan Jadi Hari Libur Candi Borobudur
Beban wisatawan di Candi Borobudur. Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dinilai mulai berlebihan. Candi yang dibangun sekitar abad ke-8 itu butuh waktu untuk beristirahat dari kunjungan.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS - World Heritage Day atau hari warisan dunia yang jatuh pada 18 April, tengah diusulkan menjadi hari libur bagi kunjungan ke Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Hari libur adalah hari istirahat, saat dalam satu hari tersebut, bangunan candi tidak dikunjungi wisatawan.
Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB) Tri Hartono, mengatakan, hari libur tersebut sudah diusulkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Menurut dia, hari libur tersebut penting untuk diberlakukan, karena dalam kesehariannya, Candi Borobudur sudah menerima beban berat menerima ribuan pengunjung.
“Hari libur selayaknya diberlakukan. Candi Borobudur juga perlu ‘bernapas’,” ujarnya, Kamis (5/3/2020).
Ide tentang hari libur ini, menurut Tri, mengadopsi yang sudah diberlakukan pada pola operasional kebanyakan museum di Indonesia, yang biasanya tutup pada hari Senin. Hal ini juga meniru apa yang terjadi pada kawasan wisata belanja di Yogyakarta, Malioboro, saat semua pedagang kaki lima (PKL) di kawasan tersebut menghentikan aktivitas dagang setiap hari Selasa Wage.
Hari libur tersebut, menurut dia, akan dimanfaatkan sebagai hari untuk melakukan pembenahan, membersihkan kawasan candi dan sekitarnya.
Berdasarkan hasil koordinasi dengan pihak Taman Wisata Candi Borobudur, menurut Tri, pada hari libur tersebut kawasan candi akan tetap dibuka, tetapi akses bagi pengunjung akan dibatasi hingga di halaman candi saja. Untuk menghibur pengunjung, pada hari itu, BKB bersama Taman Wisata Candi Borobudur akan menggelar dan menampilkan atraksi hiburan.
Dengan upaya ini, Tri menuturkan, para wisatawan bisa mulai menikmati wisata di kawasan candi, tanpa harus naik ke bangunan candi. Pengunjung pun nantinya akan diberi tahu tentang titik-titik menarik untuk berswafoto, dengan memanfaatkan panorama indah dari halaman candi.
Tri mengatakan, pemberlakuan satu hari libur ini memang tidak berdampak signifikan pada beban pengunjung yang datang setiap hari. Hari libur itu juga tidak berdampak pada penurunan laju keausan batuan yang diakibatkan wisatawan.
Candi Borobudur selayaknya dilindungi karena candi ini adalah karya unggul bangsa yang tidak mungkin diperbarui.
Namun, setidaknya, satu hari libur ini diharapkan dapat memberikan pesan bahwa Candi Borobudur adalah warisan budaya yang penting untuk dijaga dan dilindungi. “Candi Borobudur selayaknya dilindungi karena candi ini adalah karya unggul bangsa yang tidak mungkin diperbarui,” ujarnya.
Secara perlahan, Tri mengatakan, pihaknya akan mencoba menyebarkan informasi perihal Candi Borobudur ke lokasi-lokasi lain. Di balai ekonomi desa (balkondes) misalnya, BKB akan menampilkan replika relief, dengan lampiran keterangannya. Informasi tentang Candi Borobudur nantinya juga akan ditampilkan di Borobudur Study Centre, yang saat ini tengah dibangun. Dengan cara ini, wisatawan nantinya akan mulai belajar menikmati pesona candi, dari kejauhan.
Hingga saat ini, lantai 9-10 Candi Borobudur masih terus ditutup. Hal itu dilakukan karena hingga sekarang belum ditemukan solusi yang tepat untuk mencegah keausan batuan.
General Manager Taman Wisata Candi Borobudur I Gusti Putu Ngurah Sedana, mengatakan, pihaknya akan mengikuti saran dan kebijakan dari BKB. Semua kebijakan tersebut dipahaminya sebagai bagian dari upaya untuk menjaga candi.
Putu memastikan, dirinya pun akan mencoba menyajikan atraksi hiburan, sehingga nantinya pengunjung tetap tertarik untuk datang, dan berkreasi di halaman candi.