Satu Pasien Isolasi di DIY Meninggal, Dipastikan Negatif Covid-19
Seorang pasien yang sebelumnya diisolasi di RSUP Dr Sardjito, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, meninggal dunia pada Kamis (5/3/2020) siang. Namun, hasil pemeriksaan sampel menunjukkan dia negatif Covid-19.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Seorang pasien yang sebelumnya diisolasi di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meninggal dunia pada Kamis (5/3/2020) siang. Hasil pemeriksaan sampel di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, pasien dinyatakan negatif dari infeksi Covid-19.
Informasi meninggalnya pasien tersebut baru diumumkan oleh manajemen RSUP Dr Sardjito pada Jumat (6/3) siang. ”Satu pasien yang dalam pengawasan itu meninggal dunia kemarin (Kamis) pukul 11.30,” kata Pelaksana Harian Direktur Utama RSUP Dr Sardjito, Rukmono Siswishanto, dalam konferensi pers, Jumat siang, di Sleman.
Pasien yang meninggal dunia itu berjenis kelamin perempuan dan memiliki inisial R. Pasien tersebut masuk ke RSUP Dr Sardjito pada Senin (2/3/2020) pukul 09.30 setelah dirujuk dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Yogyakarta. Saat masuk, pasien mengalami demam, batuk, dan sesak napas.
Beberapa hari sebelum dibawa ke rumah sakit, pasien itu diketahui baru pulang menjalankan ibadah umrah di Arab Saudi. Dalam perjalanan pulang ke Indonesia, pasien sempat transit di Malaysia. Kondisi kesehatan dan riwayat perjalanannya itu membuat pasien berada dalam pengawasan karena ada kecurigaan terjangkit Covid-19.
Rukmono memaparkan, saat pasien itu meninggal pada Kamis siang, hasil pemeriksaan di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) belum keluar. Hasil pemeriksaan sampel tersebut baru keluar pada Kamis sekitar pukul 19.30. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, pasien berinisial R itu dinyatakan negatif dari Covid-19.
”Artinya, sampai hari ini belum ada kasus positif virus korona di RSUP Dr Sardjito,” ujar Rukmono.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, pasien berinisial R itu dinyatakan negatif dari Covid-19.
Dia menambahkan, hasil pemeriksaan Balitbangkes juga menyatakan bahwa pasien yang meninggal itu tidak terinfeksi virus korona. Pemeriksaan kemungkinan infeksi virus korona juga dilakukan karena awalnya pasien tersebut juga sempat dicurigai terjangkit virus tersebut.
Dokter spesialis paru RSUP Dr Sardjito, Munawar Gani, mengatakan, pasien berinisial R itu didiagnosis mengalami pneumonia atau infeksi pada paru-paru. Namun, menurut Munawar, infeksi paru-paru yang dialami pasien tersebut bukan disebabkan oleh virus, melainkan oleh bakteri.
”Setelah dirawat dua hari, kondisi klinis pasien tersebut membaik. Yang tadinya demam, sudah tidak demam. Yang tadinya sesak napas, sudah tidak sesak napas,” kata Munawar. Namun, dalam waktu yang relatif cepat, kondisi pasien tersebut memburuk dan mengalami henti napas.
Munawar menyebutkan, berdasarkan analisis tim dokter, pasien tersebut mengalami kematian mendadak karena masalah di jantung. ”Berdasarkan pemeriksaan, pasien ini dulu pernah ada gangguan jantung,” ungkapnya.
Setelah dinyatakan meninggal, jenazah pasien dibawa pulang oleh keluarganya pada Jumat pagi, lalu diterbangkan ke daerah asalnya di Bengkulu untuk dimakamkan di sana.
Berdasarkan analisis tim dokter, pasien tersebut mengalami kematian mendadak karena masalah di jantung.
Pasien lain
Ketua Tim Penyakit Virus Menular RSUP Dr Sardjito, Ika Trisnawati, mengatakan, saat ini masih ada satu pasien dalam pengawasan yang dirawat di ruang isolasi di RSUP Dr Sardjito. Pasien itu merupakan warga negara asing (WNA) asal Jepang.
Menurut Ika, saat ini WNA Jepang itu berada dalam kondisi baik. Namun, hingga Jumat ini, hasil pemeriksaan laboratorium terkait dengan pasien tersebut belum keluar. ”Untuk pasien yang dari Jepang, mudah-mudahan dalam satu atau dua hari ini sudah ada hasil pemeriksaan laboratorium,” ujarnya.
Ika menambahkan, pasien asal Jepang itu tidak bisa berbahasa Inggris dengan lancar. Oleh karena itu, komunikasi tenaga medis RSUP Dr Sardjito dengan pasien tersebut dilakukan melalui bantuan Google Translate.
”Untuk komunikasi, karena dia tidak bisa berbahasa Inggris dengan baik, jadi kami menggunakan Google Translate. Tapi, itu sudah cukup agar bisa komunikasi dua arah, baik dengan perawat maupun dengan dokter. Jadi, tidak ada kendala bahasa,” ujar Ika.
Selain satu pasien yang masih diisolasi di RSUP Dr Sardjito, ada juga satu pasien dalam pengawasan lain yang dirawat di ruang isolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.
Kepala Subbagian Hukum, Pemasaran, dan Kemitraan RSUD Panembahan Senopati Siti Rahayuningsih mengatakan, pasien yang diisolasi itu berjenis kelamin perempuan dan berusia 63 tahun. Pasien yang baru pulang menjalankan umrah itu mengalami sesak napas, batuk, dan demam.
”Dia mengalami sesak napas dan dirawat di ruang isolasi. Dia dipisahkan dengan pasien lain,” kata Siti.
Menurut Siti, pasien tersebut masuk ke RSUD Panembahan Senopati pada Rabu (4/3). Hari Jumat ini, tim RSUD Panembahan Senopati berencana mengambil sampel dari pasien untuk dikirim ke Balitbangkes di Jakarta.
Pemeriksaan ìtu untuk menentukan apakah pasien tersebut positif terinfeksi Covid-19 atau tidak. ”Kalau sampelnya diambil hari ini, hari ini juga akan dikirim ke Jakarta untuk diperiksa,” tutur Siti.