Sebanyak 973 warga dari sejumlah kampung di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, meninggalkan tempat tinggal mereka sejak Jumat (6/3/2020).
Oleh
FABIO COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Sebanyak 973 warga dari sejumlah kampung di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, meninggalkan tempat tinggal mereka sejak Jumat (6/3/2020). Warga mengungsi ke Timika karena merasa ketakutan dengan teror dari kelompok kriminal bersenjata dekat areal tambang PT Freeport Indonesia tersebut.
Hal ini disampaikan Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw saat dihubungi dari Jayapura, Sabtu malam.
Paulus mengatakan, ratusan warga mengungsi karena trauma dengan kejadian yang sama pada awal November 2017. Saat itu, kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyandera sekitar 300 warga setempat, hingga akhirnya mereka dibebaskan tim gabungan Polri dan TNI pada 17 November 2017.
”Ratusan warga ini meminta bantuan kepada kami untuk mengungsikan mereka ke Timika. Mereka takut tak akan mendapatkan pasokan makanan akibat teror KKB,” ucap Paulus.
Paulus menuturkan, mayoritas dari ratusan warga yang mengungsi ke Timika adalah anak-anak. Tim gabungan Polri dan TNI yang mengawal proses evakuasi ratusan pengungsi dengan menggunakan bus ke Timika berjalan lancar dan aman.
Ratusan warga ini meminta bantuan kepada kami untuk mengungsikan mereka ke Timika. Mereka takut tak akan mendapatkan pasokan makanan akibat teror KKB.
Ia pun mengaku telah mengunjungi Tembagapura bersama Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Herman Asaribab pada Sabtu pagi. Dari pantauan, situasi di Tembagapura masih kondusif dan belum terjadi kontak senjata dengan KKB.
”Dengan keluarnya ratusan warga dari kampung-kampung, kami akan menghadapi kelompok tersebut lebih mudah. Tim gabungan akan menindak tegas mereka secepatnya,” ucap Paulus.
Wakil Bupati Mimika John Rettob mengatakan, warga mengungsi karena merasa trauma dan ketakutan mendengar bunyi senjata.
”Rata-rata para warga berprofesi sebagai pendulang emas di sekitar Mil 50 dekat area kerja PT Freeport. Saat ini, warga telah berada di rumah kerabatnya di Timika,” lanjutnya.
John pun berharap, pihak KKB segera meninggalkan daerah Tembagapura agar warga setempat dapat kembali ke tempat tinggalnya.
Dari data Bidang Humas Polda Papua, aparat Polsek Tembagapura bersama satuan tugas lainnya mengungsikan ratusan warga tersebut dari Tembagapura ke Timika pada Jumat sekitar pukul 18.00 WIT.
Warga diteror
Warga mengungsi karena merasa takut dengan aksi KKB yang terus meneror wilayah Tembagapura selama beberapa hari terakhir.
Kelompok dengan pimpinan Joni Botak dan rekannya, Lekagak Telenggen, itu menyerang aparat keamanan yang sedang berpatroli dan Markas Polsek Tembagapura sejak akhir Februari lalu.
Perbuatan mereka menyebabkan satu anggota Brimob meninggal pada Jumat (28/2/2020) dan satu anggota lainnya mengalami luka akibat terkena rekoset atau serpihan peluru pada Senin, 2 Maret.
Agus Beanal, salah seorang tokoh masyarakat Tembagapura, menyampaikan apresiasinya atas upaya pihak kepolisian yang telah mengungsikan ratusan warga Distrik Tembagapura ke Timika.
”Kami mengucapkan terima kasih kepada aparat keamanan. Kasihan warga, terutama anak-anak, yang sangat ketakutan dengan teror kelompok tersebut,” ujar Agus.
Sementara itu, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka, Sebby Sambom, saat dihubungi menyatakan, sebanyak 33 kelompok pasukan telah berada di Tembagapura untuk menyerang aparat TNI dan Polri.
”Kami akan terus berjuang hingga PT Freeport meninggalkan Tembagapura. Mereka tidak berhak atas kekayaan alam bangsa Papua,” kata Sebby.