Kunjungan Turis Asing ke Tiga Candi di Jateng dan DIY Turun 30 Persen
Penyebaran virus korona memukul sektor pariwisata dalam negeri, termasuk di tiga candi di wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Kunjunga turis asing di Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko anjlok 30 persen.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Jumlah wisatawan asing di Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko yang berada di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam dua bulan terakhir turun 30 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu. Hal ini sebagai dampak mewabahnya virus korona di sejumlah negara.
”Dengan melihat kondisi saat ini, kemungkinan dampak ini akan berlangsung lama. Maka, jumlah wisatawan asing di tiga candi kemungkinan tidak akan memenuhi target,” ujar Sekretaris Perusahaan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWCPRB) Emilia Eny Utari, Sabtu (7/3/2020).
Target total wisatawan asing di tiga candi tersebut pada 2020 mencapai 500.000 pengunjung. Berkurangnya kunjungan wisatawan mancanegara terutama terjadi pada turis dari negara-negara Asia, seperti Jepang, Korea Selatan, dan China. Kebanyakan turis yang datang saat ini berasal dari negara-negara Eropa.
Emilia mengatakan, penutupan bandara dan berhentinya aktivitas penerbangan dari sejumlah maskapai asing menjadi faktor pemicu penurunan kunjungan. Selain itu, pelarangan wisatawan dengan kapal pesiar memasuki wilayah Jateng dan DIY juga menjadi faktor pemicu lainnya. Hal ini antara lain terjadi pada kapal pesiar Viking Sun, yang semula dijadwalkan merapat di Semarang pada Jumat (6/3/2020), dan dijadwalkan mengunjungi Candi Borobudur.
Kendati demikian, dia pun juga memahami sikap pemerintah daerah yang menolak kedatangan kapal tersebut. ”Kedatangan ribuan wisatawan asing memang berisiko dan berpotensi menimbulkan penyebaran virus korona,” ujarnya.
Dari kapal pesiar Viking Sun yang memiliki total penumpang 1.300 orang, dijadwalkan ada 133 orang yang semula diagendakan berkunjung ke Candi Borobudur. Namun, akhirnya, kunjungan itu dibatalkan karena kapal tersebut tidak diizinkan merapat di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Selama 2020, sebenarnya dijadwalkan ada 24 rombongan kapal pesiar untuk berwisata di Candi Borobudur. Namun, pada Februari lalu, satu rombongan telah batal datang. Adapun selama Maret-April 2020, enam rombongan kapal pesiar sudah membatalkan rencana kunjungannya ke Candi Borobudur. Padahal, rencana kedatangan rombongan kapal pesiar biasanya disampaikan pihak biro perjalanan setahun sebelumnya.
Menyikapi kondisi tersebut, Emilia mengatakan, pihaknya akan berupaya menggenjot jumlah wisatawan domestik untuk menutupi kekurangan capaian jumlah wisatawan asing. Demi menarik kunjungan wisatawan dalam negeri tersebut, PT TWCPRB akan melakukan upaya dan strategi tertentu, seperti menampilkan aneka atraksi hiburan dan memberlakukan diskon tiket kunjungan di hari-hari tertentu.
Secara terpisah, General Manager Taman Wisata Candi Borobudur I Gusti Putu Ngurah Sedana mengatakan, jumlah wisatawan asing pada Januari 2019 terdata 13.398 orang, sedangkan pada Januari 2020 masih meningkat menjadi 15.603 orang. Namun, pada Februari 2020, jumlah wisatawan asing terdata hanya mencapai 11.506 orang, berkurang jauh dari Februari 2019 yang sebanyak 16.642 orang.
Putu mengatakan, pihaknya masih menerima kunjungan wisatawan asing dari negara-negara Asia, seperti Jepang dan China. Namun, mereka adalah warga yang sebelumnya sudah tinggal lama, bekerja, atau kuliah di Indonesia. Namun, jumlah wisatawan dari Asia ini relatif sedikit dan turis mancanegara saat ini lebih didominasi turis dari negara-negara Eropa.
Tidak hanya wisatawan asing, keengganan bepergian karena khawatir tertular penyakit Covid-19 juga terjadi pada wisatawan domestik. Siti Fatmawati, petugas pengelola Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Bumiharjo, di Kecamatan Borobudur, mengatakan, satu rombongan dari sebuah SMP di Jakarta tiba-tiba membatalkan rencana kunjungan ke Balkondes Bumiharjo.
Pembatalan ini diberitahukan mendadak, sehari setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan adanya dua WNI positif Covid-19. ”Padahal, waktu itu, saya sudah memesan sejumlah makanan kepada warga sekitar untuk kebutuhan rombongan wisatawan dari SMP tersebut,” ujarnya.