Kawasan Pantai Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, Aceh yang pernah hancur dihantam gelombang tsunami kini dibenahi menjadi lokasi wisata. Sejumlah taman dan pusat kuliner dibangun.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS – Pemerintah Kota Banda Aceh mulai membenahi kawasan bekas tsunami yang selama ini terbengkalai sebagai lokasi wisata baru bagi warga. Kegiatan wisata diharapkan menjadi roda penggerak ekonomi warga dan membuka lapangan pekerjaan baru.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Aceh Zainal Arifin mengatakan Banda Aceh memiliki potensi wisata yang besar mulai dari wisata religi, edukasi tsunami, kuliner hingga seni budaya. Menurut Zainal semakin bagus pengelolaan wisata semakin ramai pengunjung. "Semakin banyak wisatawan devisa negara juga semakin besar," kata Zainal, Senin (9/3/2020).
Seiring perkembangan kota, kawasan Ulee Lheue yang pernah hancur karena tsunami mulai ramai kembali. Pada sore hari banyak warga mengunjungi pantai itu untuk menikmati suasana matahari tenggelam. Warga sekitar memanfaatkan banyaknya orang yang menikmati pantai dengan berjualan kuliner dan pakaian.
Oleh karena itu pemerintah membenahi kawasan taman di pantai. Salah satu taman yang dibenahi adalah Taman Meuraxa. Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman meresmikan Taman Meuraxa di Pantai Ulee Lheue pada Minggu sore. Peresmian taman itu dimeriahkan penampilan musik lokal.
Taman itu merupakan bagian dari pembenahan Pantai Ulee Lheue sebagai lokasi wisata. Sebuah pusat kuliner yang diberi nama “Ulee Lheue Park” juga telah dibangun menghadap ke laut. Pembangunan pusat kuliner ini menelan anggaran Rp 10,4 miliar. Pusat kuliner itu direncanakan mulai beroperasi pada akhir tahun ini.
Rencananya para pedagang kuliner di tepi jalan arah pelabuhan akan direlokasi ke sana. Pada akhir pekan, di taman itu juga digelar pertunjukan seni dan musik.
"Ulee Lheue ini akan kita kembangkan terus fasilitas wisatanya. Taman kita aktifkan lagi sebagai ruang hiburan publik dan wisatawan luar," kata Aminullah. Mantan Direktur Bank Aceh itu juga menyatakan kehadiran taman yang nyaman akan membuat persaudaraan warga kian erat.
Ulee Lheue juga merupakan jalur utama bagi wisatawan yang hendak dan kembali dari Pulau Weh, Sabang menuju Bandara Sultan Iskandar Muda. Keberadaan pusat kuliner itu diharapkan juga menarik wisatawan yang berkunjung ke Sabang.
Pembangunan kawasan wisata dilakukan karena aktivitas wisata dapat menggerakkan ekonomi warga.
Aminullah mengatakan, pembangunan kawasan wisata dilakukan karena aktivitas wisata dapat menggerakkan ekonomi warga. Semakin banyak perputaran uang warga maka roda ekonomi pun semakin bergairah. Untuk menarik minat pengunjung, Pemerintah Kota Banda Aceh juga akan mengadakan kegiatan seni budaya setiap akhir pekan.
Sebagai ibu kota provinsi, Banda Aceh menjadikan wisata sebagai salah satu sektor unggulan penghasilan daerah. Sebab, Banda Aceh tidak memiliki lahan pertanian dan hutan. Dengan luas kota 61 kilometer persegi hampir tidak ada lahan tanpa bangunan. Warga banyak berprofesi sebagai pegawai negeri, pedagang, dan pekerja swasta. Adapun jumlah penduduknya yang mencapai 260.000 jiwa tersebar di 9 kecamatan.
Oleh sebab itu objek wisata dibenahi dan kegiatan wisata diperbanyak. Kunjungan wisatawan ke Banda Aceh pun meningkat. Pada 2014 total kunjungan ke Banda Aceh mencapai 236.032 orang. Pada 2019, meningkat hampir dua kali lipatnya menjadi 504.000 kunjungan.
Aminullah menuturkan kegiatan wisata itu telah mendorong pertumbuhan usaha seperti kuliner dan kerajinan tangan. Dalam tiga tahun terakhir jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah di Kota Banda Aceh tumbuh. Pada 2019 nya 12.012 unit, naik dari 10.944 unit pada 2018, dan 9.591 unit pada 2017. Usaha mikro, kecil, dan menengah ini umumnya kuliner. "Wisata ini memberikan efek ganda. Dampaknya menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran," ujar Aminullah.
Sofyan (50), salah-satu pedagang makanan ringan di sekitar taman mengaku sangat senang atas beroperasinya kembali taman itu dan beberapa lokasi wisata lainnya di kawasan dekat pelabuhan itu. "Kami pedagang kecil sangat berterimakasih dengan dioperasikan taman wisata ini. Semakin ramai pengunjung semakin banyak pembeli,” kata Sofyan.
Feriadi (34) warga Banda Aceh mengatakan dirinya kerap mengunjungi Ulee Lheue bersama keluarga. Di pantai itu dia bisa menemani anaknya mandi di laut sembari menikmati kuliner lokal. Kehadiran mobil kedai kopi membuat dia betah di sana.