Kebakaran Hutan dan Lahan Mulai Muncul di Aceh, Peralatan Pemadaman Minim
Kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Aceh Jaya, Aceh, mulai terjadi. Petugas berjuang keras memadamkan api di antara sulitnya medan menuju lokasi kebakaran hingga keterbatasan sarana dan prasarana.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
CALANG, KOMPAS — Kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Aceh Jaya, Aceh, mulai terjadi. Petugas berjuang keras memadamkan api di antara sulitnya medan menuju lokasi kebakaran hingga keterbatasan sarana dan prasarana.
Sepanjang Januari hingga Maret 2020, luas lahan gambut yang terbakar di Aceh Jaya mencapai 20 hektar. Titik lahan terbakar tersebar di beberapa kecamatan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Jaya Abdul Aziz, Senin (9/3/2020), mengatakan, saat ini lokasi lahan yang sedang terbakar berada di Kecamatan Teunom. Adapun luas lahan yang terbakar diperkirakan 1 hektar. Lahan yang terbakar adalah rawa gambut yang telah ditanami sawit.
”Tim kami dibantu TNI dan Polri sedang memadamkan api,” kata Aziz.
Pemadaman dilakukan dengan menyiramkan air ke titik api. Namun, karena hanya diperkuat satu mesin pompa, proses pemadaman berjalan lambat. Sebagian petugas bahkan melakukan upaya pemadaman dengan memukul api memakai ranting.
”Hampir setiap hari ada titik (lahan) terbakar, luasnya bervariasi antara setengah hektar dan dua hektar,” ujar Aziz.
BPBD Aceh Jaya, kata Aziz, kekurangan peralatan. Mereka hanya punya tiga mesin pompa air, satu di antaranya rusak. Selain itu, dari tujuh mobil pemadam, hanya lima unit yang bisa dioperasikan. Dua lainnya rusak. Menurut Aziz, idealnya mereka punya sembilan mesin pompa untuk sembilan kecamatan.
Kondisi itu jelas menyesakkan. Alasannya, kebakaran lahan dan hutan menjadi salah satu bencana rutin di Aceh. Badan Penanggulangan Bencana Aceh mencatat, terjadi 33 kali kebakaran hutan dan lahan seluas 777 hektar pada 2018 dengan kerugian hingga Rp 51,3 miliar. Pada 2019, kebakaran hutan dan lahan terjadi 220 kali dengan kerugian Rp 2,7 miliar.
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda Blang Bintang Zakaria Ahmad mengatakan, Aceh sedang dilanda kemarau panjang. Artinya, potensi kebakaran hutan dan lahan tinggi dalam beberapa hari terakhir. Zakaria mengingatkan warga agar tidak membuka lahan dengan cara membakar.
Aceh sedang dilanda kemarau panjang. Artinya, potensi kebakaran hutan dan lahan tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Daerah yang rawan kebakaran adalah Aceh Jaya, Nagan Raya, Aceh Barat, dan Aceh Barat Daya. Kawasan itu didominasi rawa gambut yang sebagian besar telah dijadikan kebun sawit warga dan perusahaan.
Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aceh Muhammad Daud mengatakan, perlu dibentuk satuan tugas khusus terkait dengan kebakaran di Aceh. Daud mengusulkan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan agar segera dibentuk tim Manggala Agni.
”Manggala Agni memiliki peralatan memadai dan personel yang terlatih. Kami berharap di Aceh juga dibentuk tim ini,” kata Daud.