Aspek Keselamatan di Kawasan Danau Toba Jadi Prioritas
Aspek keselamatan di kawasan pariwisata Danau Toba ditingkatkan seiring statusnya sebagai destinasi superprioritas. Basarnas membangun pos pencarian dan pertolongan di wilayah Parapat.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
BALIGE, KOMPAS — Badan SAR Nasional meresmikan Pos Pencarian dan Pertolongan Parapat guna meningkatkan aspek keselamatan di kawasan pariwisata Danau Toba. Aspek keselamatan lalu lintas dan wisata di wilayah Danau Toba menjadi vital seiring statusnya sebagai destinasi superprioritas.
”Danau Toba merupakan destinasi superprioritas yang dikembangkan pemerintah. Kami mendukung sepenuhnya program ini dengan meningkatkan kemampuan pencarian dan pertolongan di kawasan pariwisata Danau Toba,” kata Sekretaris Utama Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Dianta Bangun di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Rabu (11/3/2020).
Dianta mengatakan hal tersebut di sela-sela peresmian Pos SAR Parapat di Kabupaten Toba. Kabupaten Toba, sebelumnya dikenal dengan nama Kabupaten Toba Samosir. Perubahan nama wilayah mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2020 tentang Perubahan Nama Kabupaten Toba Samosir menjadi Kabupaten Toba di Provinsi Sumatera Utara. Ibu kota wilayah ini yakni Balige.
Dianta mengatakan, sarana dan prasarana yang memadai di Pos SAR Danau Toba akan memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Pos SAR itu pun diperkuat 17 personel dengan sejumlah prasarana pendukung, seperti satu kapal SAR, dua jet ski, dua perahu karet, dan satu perahu luncur.
”Sebuah helikopter juga sudah kami siagakan di Pangkalan TNI Angkatan Udara Soewondo, Medan, yang siap siaga melakukan pencarian dan pertolongan di Sumut, termasuk kawasan Danau Toba. Kami juga akan menambah prasarana kapal dan personel untuk Danau Toba,” kata Dianta.
Dianta mengatakan, kawasan Danau Toba merupakan kawasan penting yang harus dijaga. Penyelamatan dan pertolongan untuk kecelakaan perairan sangat penting dilakukan. Dalam catatan Kompas, kecelakaan kapal yang terbesar terjadi pada 18 Juni 2018.
Kapal Motor Sinar Bangun tenggelam saat berlayar dari Pelabuhan Simanindo di Kabupaten Samosir ke Pelabuhan Tigaras di Simalungun. Kapal itu diperkirakan membawa 188 penumpang meski kapasitas maksimal hanya 45 orang. Sebanyak 164 orang hilang dan 3 orang ditemukan tewas. Dalam kecelakaan itu, hanya 21 orang yang bisa diselamatkan tim SAR dan sejumlah kapal yang melintas.
Perbaikan aspek keselamatan pelayaran pun terus dilakukan sebagai bagian dari evaluasi kasus tenggelamnya KM Sinar Bangun. Selain membangun Pos SAR, Kementerian Perhubungan juga telah mengoperasikan dua kapal motor penyeberangan (KMP), yakni KMP Ihan Batak dan KMP Pora-Pora. Sebanyak 12 pelabuhan juga dibenahi di kawasan Danau Toba.
Dianta mengatakan, selain peningkatan sarana dan prasarana, mereka meningkatkan kemampuan semua potensi SAR di kawasan Danau Toba. Peresmian Pos SAR itu pun dibarengi dengan pembukaan pelatihan penyelamatan di perairan.
”Pelatihan ini kami harapkan bisa meningkatkan kemampuan personel untuk melakukan pencarian dan pertolongan di kawasan Danau Toba,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Toba Hulman Sitorus mengatakan, berbagai peningkatan aspek keselamatan di kawasan Danau Toba sangat mendukung peningkatan industri pariwisata di kawasan Danau Toba sebagai kawasan destinasi prioritas. ”Kami optimistis pariwisata Danau Toba akan terus meningkat seiring pembangunan yang terus dilakukan,” ujarnya.
Hulman mengatakan, berbagai destinasi baru kini muncul di kawasan Danau Toba. Hotel, restoran, dan toko suvenir terus bermunculan. Peningkatan jumlah wisatawan juga didorong penerbangan langsung dari Jakarta ke Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara.