Kunjungi Kampoeng Cyber, Raja Belanda Beli Kemeja Batik Bergaya Kontemporer
Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu Maxima mengunjungi Kampoeng Cyber di RT 036 RW 039, Taman Kelurahan Patehan, Kecamatan Keraton, Kota Yogyakarta.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu Maxima mengunjungi Kampoeng Cyber di RT 036 RW 039, Taman Kelurahan Patehan, Kecamatan Keraton, Kota Yogyakarta. Raja Willem-Alexander membeli selembar batik dari salah satu galeri yang berada di kampung tersebut.
Batik itu dibeli dari galeri bernama Batik’e Lok Iwon. Galeri itu dikelola kakak beradik Tri Wahyono (49) dan Iwan Setiawan (47).
Batik ini jadi dalam waktu yang cepat sekali. Butuh waktu tidak sampai seminggu. Kurang lebih hanya lima hari.
Kemeja batik yang dibeli Raja Willem-Alexander berbahan kain katun. Warna kemeja itu biru tua dengan percikan warna terang yang menambah indah batik itu. Desain batik tersebut mirip lukisan abstrak. Goresan cantingnya melengkung indah. Harga batik tersebut Rp 950.000.
”Batik ini jadi dalam waktu yang cepat sekali. Butuh waktu tidak sampai seminggu. Kurang lebih hanya lima hari,” kata Iwan saat ditemui di galerinya sebelum kunjungan Raja Willem-Alexander, Rabu.
Iwan menceritakan, semula, pesanan batik dari Raja Willem-Alexander itu diterima saat kunjungan dari Kedutaan Besar Kerajaan Besar Belanda guna meninjau kampung siber. Ketua Bidang Politik Kedutaan Besar Kerajaan Besar Belanda Roel van der Veen tertarik melihat kreasi batik di galeri itu. Roel meminta Iwan membuat dua kemeja batik. Satu kemeja untuk Roel, satu kemeja lainnya untuk Raja Willem-Alexander.
”Nah, yang buat Raja (Willem-Alexander), minta buat diambil sendiri. Waktu kunjungan ini tepatnya,” kata Iwan.
Iwan sangat senang mendapat kesempatan membuat kemeja batik bagi seorang raja. Kesempatan seperti itu cukup langka bagi perajin batik seperti dia. Pengalaman tersebut menjadi hal yang tak terlupakan baginya.
Dalam kunjungan itu, Raja Willem-Alexander dan Ratu Maxima didampingi Ketua RT 036 RW 039, Taman Kelurahan Patehan, Antonius Sasongko Wahyu Kusumo, yang akrab disapa Koko. Mereka berkeliling di kampung itu selama lebih kurang 30 menit.
”Raja bilang, kampung ini cukup unik. Dari luar terlihat seperti kampung biasa, tetapi di dalamnya ada jaringan internet yang ternyata membuat warganya bisa berkembang dengan pesat,” kata Koko.
Awalnya, Kampoeng Cyber ada karena keinginan sejumlah warga di kampung itu untuk memasang jaringan internet sekitar tahun 2008. Usulan itu dikomunikasikan kepada warga dan disetujui untuk membangun jaringan internet kampung.
Saat ini, semua warga di kampung itu tersambung ke internet. Setiap warga mempunyai akun untuk bisa menggunakan jaringan tersebut.
Koko menuturkan, jaringan internet digunakan warga untuk mengembangkan usahanya. Ada warga yang semula menjalankan usaha makanan, tetapi warga itu beralih berjualan kaus yang bisa dijadikan cendera mata bagi wisatawan. Sebab, letak kampung itu berdempetan dengan destinasi wisata Tamansari. Tidak jarang wisatawan dari Tamansari juga berjalan-jalan berkeliling ke kampung tersebut.
Sendratari Ramayana
Sore harinya, Raja Willem-Alexander bersama Ratu Maxima berkunjung ke Candi Prambanan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Di sana, mereka menyaksikan sendratari Ramayana.
Pertunjukan itu berupa tarian yang menceritakan kisah Rama merebut Shinta yang diculik Rahwana. Pertunjukan berlangsung selama 30 menit.
Senyum Raja Willem-Alexander tersungging kala melihat anak-anak kecil yang menari memerankan kijang emas pada salah satu adegan. Tampak wajah puas Raja Willem-Alexander dan Ratu Maxima seusai menyaksikan pertunjukan itu. Ia juga bercakap-cakap dengan para penampil seusai pertunjukan.
”Raja dan Ratu memberikan apresiasi kepada kami atas pertunjukan tadi. Saya mendengar, beliau bilang kepada kami bahwa pertunjukan tadi spektakuler,” kata Endra Wijaya (29), salah seorang penari yang memerankan Hanuman pada pertunjukan itu.