Kasus DBD di Temanggung Diprediksi Tertinggi Tiga Tahun Terakhir
Sejak awal tahun hingga 10 Maret, jumlah penderita demam berdarah dengue di Temanggung, Jawa Tengah, sebanyak 161 orang. Mengacu tren terakhir, angka DBD tahun ini diprediksi adalah yang tertinggi tiga tahun terrakhir.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
TEMANGGUNG, KOMPAS - Hanya dalam waktu sekitar dua bulan, sejak awal Januari hingga 10 Maret 2020, jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, sebanyak 161 orang. Jumlah penderita ini melampaui kondisi selama satu tahun pada 2018 sebanyak 150 orang.
“Dengan melihat kondisi saat ini dan tren kasusnya yang cenderung meningkat, diprediksi jumlah kasus DBD tahun ini akan menjadi jumlah kasus terbanyak selama tiga tahun terakhir,” ujar Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung, Khabib Mualim, Rabu (11/3/2020).
Jumlah kasus selama Januari hingga Maret 2020 ini juga sangat mengejutkan karena sudah melebihi separuh dari capaian di tahun lalu. Pada 2019, total penderita DBD terdata mencapai 297 orang.
Selama dua bulan lebih ini, juga terdapat tiga penderita DBD yang meninggal dunia. Dua orang di antaranya meninggal murni karena DBD, sedangkan satu orang lain meninggal akibat penyakit penyerta lain, yaitu gangguan pada hati.
Selain yang sudah terdata positif DBD, Khabib mengatakan, sejak 1 Januari hingga 10 Maret 2020, tercatat juga terdapat 202 pasien mengalami demam dengue, dua orang mengalami dengue shock syndrome (DSS) dan 105 orang mengalami demam dengan berbagai gejala penyakit lain.
Seluruh kasus DBD, DD, DSS dan demam lainnya tersebut tersebar di 115 desa di 19 kecamatan. “Satu-satunya kecamatan yang sama sekali tidak ada kasus DBD, hanyalah Kecamatan Bansari,” ujarnya.
Tahun ini, menurut Khabib, pihaknya juga menemukan kasus DBD di lokasi-lokasi baru, yang tiga tahun terakhir tidak pernah ada temuan. Lokasi baru tersebut adalah Kecamatan Tretep, Selopampang, dan Wonoboyo.
Dengan mempertimbangkan kondisi cuaca yang masih sering hujan, Khabib mengatakan, kasus DBD diprediksi masih akan terus muncul. Mengantisipasi hal itu, masyarakat pun diminta untuk terus waspada dan berupaya mencegah penyebaran virus dengan menjaga kebersihan. Selain itu, warga juga diminta melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah-rumah serta tempat atau fasilitas umum seperti sekolah.
Khabib mengatakan, masyarakat Kabupaten Temanggung tidak boleh lengah karena rata-rata angka bebas jentik (ABJ) di Kabupaten Temanggung, terdata 96 persen.
“Seluruh masyarakat harus waspada dan terus menjaga kebersihan lingkungan karena masih ada empat persen wilayah yang masih menjadi tempat perkembangbiakan jentik nyamuk,” ujarnya.
Fokusnya untuk mencegah keberadaan genangan air atau tempat kotor yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan jentik nyamuk.
Tenaga promosi kesehatan di Puskesmas Selopampang, Kabupaten Temanggung, Ariyani Lestari, mengatakan, pihaknya terus aktif memberikan penyuluhan tentang menjaga kebersihan dan pemberantasan sarang nyamuk ke berbagai tempat.
“Kami memberikan penyuluhan dan memberikan contoh PSN mulai dari lingkungan perkampungan, permukiman, hingga ke sekolah-sekolah,” ujarnya.
Seluruh kader, tenaga kesehatan dari Puskesmas Selopampang, saat ini juga terus menggandeng warga untuk membersihkan lingkungan. Fokusnya untuk mencegah keberadaan genangan air atau tempat kotor yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan jentik nyamuk.