Pasien dalam Pengawasan di RS Moewardi Solo Meninggal
Pasien dalam pengawasan terkait korona, warga Indonesia, meninggal. Spesimen pasien sudah dikirim ke Badan Litbangkes Kemenkes di Jakarta. Hasilnya belum keluar. Belum bisa dipastikan negatif atau positif Covid-19.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Satu pasien dalam pengawasan terkait dengan virus korona jenis baru pemicu Coronavirus disease (Covid)-19 meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Moewardi, Kota Solo, Jawa Tengah, Rabu (11/3/2020) pukul 13.00. Spesimen pasien itu sudah diserahkan ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, tetapi hasilnya belum keluar.
Pasien itu warga Indonesia berjenis kelamin laki-laki berusia 59 tahun. Ia masuk RSUD Dr Moewardi pada Minggu (8/3/2020) dan sudah dalam kondisi gagal napas berat. Sebelum dirujuk ke RSUD Dr Moewardi, pasien dirawat di salah satu RS di sekitar Solo. Pasien sudah dimakamkan dengan kewaspadaan tinggi atau prosedur ketat.
”Sejauh ini, penyebab kematian adalah gagal napas karena pneumonia (radang paru-paru). Adapun pemicunya masih dilacak,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo, di Kota Semarang, Kamis (12/3/2020) malam.
Dokter spesialis paru RSUD Dr Moewardi Solo, Harsini, menambahkan, pengambilan sampel telah dilakukan dengan metode usap tenggorokan (swab). Hasilnya telah dikirim ke Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan di Jakarta pada Selasa (10/3/2020), tetapi hingga kini belum keluar. Dengan demikian, belum bisa dipastikan pasien tersebut positif atau negatif Covid-19.
Menurut Harsini, pasien itu masuk RSUD Dr Moewardi bersama dengan rekannya, juga laki-laki, 58 tahun, yang saat ini masih dirawat. Berdasarkan informasi yang diterima dari pihak keluarga, tidak ada riwayat perjalanan dari luar negeri ataupun kontak dengan warga negara asing. Namun, keduanya selesai mengikuti suatu seminar di Bogor, Jawa Barat, pada 25-28 Februari 2020.
”Mulai merasakan batuk pilek pada 29 Februari, lalu dirawat di rumah sakit, hingga kemudian dirujuk ke RSUD Dr Moewardi. Pasien diobservasi karena perburukan paru-parunya cepat,” ucap Harsini.
Ini merupakan kedua kalinya ada pasien yang meninggal dalam status dalam pengawasan di Jateng.
Ini merupakan kedua kalinya ada pasien yang meninggal dalam status dalam pengawasan di Jateng. Sebelumnya, pada 23 Februari 2020, satu pasien meninggal di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi Semarang. Pasien itu dinyatakan negatif Covid-19 dan meninggal karena bronkopneumonia yang dipicu virus flu babi (H1N1).
Total sudah ada 39 pasien dalam pengawasan di Jateng. Belum ada yang dinyatakan positif Covid-19. Hingga Kamis (12/3/2020) malam, masih ada dua pasien dalam pengawasan yang dirawat, yakni satu di RSUD Dr Moewardi Solo dan satu di RSUP Dr Kariadi Semarang.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memastikan ketersediaan ruang isolasi, tenaga medis, dan perlengkapan pendukung di rumah-rumah sakit yang ada di Jawa Tengah. Selain itu, pihaknya juga telah mencari pabrik masker dan pabrik alat pelindung diri (APD) bagi perawat untuk memastikan ketersediaan di Jawa Tengah.
”Sudah kami cari di mana pabriknya agar ketersediaan sarana penunjang itu aman di Jateng. Badan Penanggulangan Bencana Daerah juga kami siagakan untuk antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Ganjar.
Meski pasien positif Covid-19 terus meningkat di Indonesia, ia meminta masyarakat tenang, tetapi tetap menjaga kesehatan. ”Kultur di Indonesia sangat sulit kalau tak berjabat tangan. Tidak apa-apa, tetapi harus rajin cuci tangan menggunakan sabun untuk melindungi diri. Jangan sampai relasi antarmanusia menjadi hilang karena virus korona ini,” ujarnya.