Penyakit DBD Renggut 3 Nyawa, Sumsel Belum Tetapkan KLB
Kasus demam berdarah dengue menelan tiga korban jiwa di Sumatera Selatan. Belum ada penetapan status kejadian luar biasa, penambahan kasusnya berpotensi terjadi hingga akhir bulan ini.
Oleh
Rhama Purna Jati
·2 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Kasus demam berdarah dengue menelan tiga korban jiwa di Sumatera Selatan. Belum ada penetapan status kejadian luar biasa, penambahan kasusnya berpotensi terjadi hingga akhir bulan ini.
Berdasarkan data dinas kesehatan Sumatera Selatan, tiga orang meninggal berasal dari Musi Rawas Utara, Banyuasin, dan Muara Enim. Periode Januari- Februari 2020, total kasus demam berdarah dengue sebanyak 819 orang. Penderita DBD terbanyak berasal dari Musi Banyuasin (128 orang), Palembang (122 orang), dan Muara Enim (111 orang).
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular di Dinkes Sumsel Muyono, Kamis (12/3/2020), mengatakan, peningkatan jumlah penderita DBD mulai terasa pada Oktober 2019. Saat itu, kasusnya mencapai 80 kejadian. Jumlahnya meningkat pada Januari 2020 menjadi 562 kasus. Sebulan kemudian, kasusnya turun menjadi 257 kasus.
”Kami sudah mengeluarkan surat edaran kesiapsiagaan peningkatan kasus DBD. Hal ini diperkuat surat edaran Gubernur Sumsel yang diterbitkan Februari 2020,” katanya.
Jumlah total kasus DBD di Sumsel periode Januari-Februari 2020 sebanyak 819, misalnya, masih lebih kecil ketimbang periode sama setahun lalu. Pada Januari-Februari 2019, ada 1.307 kasus dengan lima orang meninggal. Status KLB terakhir dikeluarkan Pemkot Lubuk Linggau pada tahun 2016.
Muyono menjelaskan, belajar dari kecenderungan tahun sebelumnya, DBD akan mengalami puncaknya pada Januari-Maret. Namun, pada April akan kembali menurun. ”Kondisi ini relevan dengan meningkatnya curah hujan pada bulan tersebut,” ungkapnya.
Menurut Muyono, pihaknya telah menyalurkan 116 unit insektisida, 15 unit biolarvasida, dan 30 unit alat pelindung diri kepada 17 kabupaten/kota di Sumsel untuk membunuh nyamuk atau jentiknya. ”Terkait pembagiannya bergantung pada kebijakan masing-masing kabupaten/kota,” ucapnya.
Kepala Dinkes Sumsel Lesty Nurainy mengatakan, kasus DBD juga perlu diperhatikan di samping Covid-19. Dia berharap masyarakat berperan aktif mencegah penyebarannya. Salah satu kuncinya adalah penerapan pola hidup bersih dan sehat.
”Tak kalah penting, segera lakukan pemeriksaan dini ke puskesmas terdekat jika ada gejala DBD. Jangan sampai terlambat diobati akibatnya bisa fatal,” katanya.