Prototipe Rumah Susun Ramah Lingkungan Diuji Coba di Tegal
Prototipe rumah susun ramah lingkungan yang dibangun di Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal, Jateng akan diuji coba dalam waktu dekat.
Oleh
KRISTI UTAMI
·4 menit baca
TEGAL, KOMPAS - Prototipe rumah susun ramah lingkungan yang dibangun di Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal, Jateng akan diuji coba dalam waktu dekat. Formulasi yang diperoleh dari hasil uji coba ini akan digunakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai standar acuan pembangunan rumah susun dan apartemen di Indonesia.
Rumah susun yang mulai dibangun sejak 2018 tersebut terdiri dari 12 unit. Ada dua jenis ukuran unit yang ada di rumah susun tersebut yakni, 4 meter x 5 meter dan 5 meter x 4 meter. Masing-masing unit terdiri dari dua lantai dengan satu pintu yang memiliki lebar 1 meter dan tinggi 2 meter.
"Rumah susun ini menggunakan teknik perancangan pasif yang memanfaatkan energi matahari dan angin. Jendela dan ventilasi yang berada di masing-masing unit disusun sedemikian rupa untuk menangkap sinar matahari dan angin dari luar," kata Ketua Tim Peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Muhammad Nur Fajri Alfatar, Kamis (12/3/2020) di Kota Tegal.
Menurut Fajri, penyusunan jendela dan ventialasi di rumah susun ini mempertimbangkan hasil kajian iklim Kota Tegal selama kurun waktu 10 tahun terakhir. Kajian iklim tersebut meliputi, suhu udara, kelembapan, arah angin, dan arah sinar matahari.
Rumah susun ini menggunakan teknik perancangan pasif yang memanfaatkan energi matahari dan angin. Jendela dan ventilasi yang berada di masing-masing unit disusun sedemikian rupa untuk menangkap sinar matahari dan angin dari luar (Muhammad Nur Fajri Alfatar)
Fajri menjelaskan, material yang digunakan dalam pembangunan ini adalah material yang mampu mengisolasi panas sinar matahari seperti, bata ringan. Bata ringan dipilih karena memiliki pori-pori halus yang mampu mengisolasi panas matahari agar tidak masuk ke dalam rumah. Jika dibandingkan dengan bata merah misalnya, bata ringan hanya menghantarkan seperlima dari panas yang dihantarkan bata merah.
Penggunaan material dan penyusunan tata letak ventilasi tersebut diklaim mampu menurunkan suhu ruangan hingga 4 derajat dari suhu di luar ruangan. Hal ini diharapkan mampu menekan penggunaan penyejuk ruangan.
"Prototipe ini akan diuji coba selama 2 tahun ke depan. Selama masa uji coba itu tim peneliti akan memantau efektivitas material yang digunakan, tata letak jendela dan ventilasi, serta komponen-komponen lainnya," ujar Fajri.
Selama masa uji coba, sebagian unit akan ditempati sejumlah keluarga yang ditentukan oleh Pemerintah Kota Tegal. Adapun sebagian lagi tidak ditempati dan akan otak-atik. Tim peneliti akan terus mengevaluasi ketepatan tata letak jendela dan ventilasi serta efektivitas material bangunan. Tujuannya agar peneliti bisa mendapatkan formulasi yang presisi dalam membangun rumah susun dan apartemen ramah lingkungan.
"Prinsip-prinsip umum dari hasil uji coba ini akan menjadi standar dalam pembangunan rumah susun dan apartemen di Indonesia. Namun, hal-hal khusus seperti tata letak serta jumlah jendela dan ventilasi tetap harus mengacu pada kajian iklim masing-masing daerah," imbuh Fajri.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Tegal Eko Setyawan mengatakan, uji coba ini akan dilakukan dalam waktu dekat. Peserta uji coba di rumah susun ini adalah aparatur sipil negara (ASN) Kota Tegal.
Sekeluarga
"Berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Kementerian PUPR, setiap unit diisi oleh satu keluarga yang terdiri dari bapak, ibu, dan dua anak. Para ASN yang akan menjadi peserta dalam uji coba rumah susun ini akan kami seleksi terlebih dahulu," kata Eko.
Selama masa uji coba, keluarga yang menghuni rumah susun ini tidak dibebani biaya sewa. Mereka hanya dibebani biaya iuran listriknya, iuran keamanan, dan iuran kebersihan.
Eko menambahkan, Pemerintah Kota Tegal akan menggunakan hasil formulasi uji coba sebagai acuan dalam pembangunan rumah susun bagi masyarakat Kota Tegal, khusunya yang berpenghasilan rendah. Rencananya, pembangunan rumah susun tersebut akan dilakukan di sebelah rumah susun prototipe yang saat ini sedang diuji coba tersebut.
Di sela-sela peresmian rumah susun ramah lingkungan, Wakil Wali Kota Tegal Muhamad Jumadi mengatakan, pembangunan rumah susun ramah lingkungan ini dinilai sebagai salah satu bentuk dukungan pemerintah terhadap Perjanjian Paris 2030 untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Menurut Jumadi, pembatasan penggunaan penyejuk ruangan bisa membantu mereduksi polusi karbon yang tergolong sebagai gas rumah kaca hingga 30 persen setiap tahunnya.