Seminggu Tidak Hujan, Lahan Gambut di Kalbar Mulai Terbakar
Lahan gambut di Kalimantan Barat mulai terbakar setelah seminggu terakhir sejumlah wilayah di Kalbar tidak diguyur hujan. Bahkan, dalam dua hari terakhir terjadi peningkatan jumlah titik panas.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Lahan gambut di Kalimantan Barat mulai terbakar setelah seminggu terakhir sejumlah wilayah di provinsi itu tidak diguyur hujan. Bahkan, dalam dua hari terakhir terjadi peningkatan jumlah titik panas.
Kebakaran terjadi di lahan gambut di Kelurahan Bansir Darat, Kecamatan Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalbar. Luas lahan yang terbakar sekitar 2 hektar. Lokasi kebakaran sekitar 4 kilometer dari jalan utama. Kedalaman gambut berkisar 3-4 meter.
Hingga Kamis (12/3/2020) menjelang sore, kebakaran yang terjadi sejak Rabu (11/3/2020) siang itu masih terjadi. Kobaran api dan asap masih keluar dari lahan gambut. Kebakaran terus meluas karena api telanjur membesar.
Puluhan petugas gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pontianak, kepolisian, dan TNI terus berupaya memadamkan api. ”Pemilik lahan sejauh ini belum diketahui. Pihak kepolisian masih menyelidiki,” ujar Kepala BPBD Kota Pontianak Saptiko.
Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Pontianak Selatan Komisaris Anton Satriadi di lokasi kejadian mengatakan, petugas masih fokus memadamkan api karena ada kemungkinan api meluas. Namun, pihaknya bersama TNI berupaya mencari saksi dan pelaku terkait kebakaran lahan tersebut. Lahan gambut yang terbakar itu diduga akan digunakan untuk lahan pertanian karena jaraknya sangat jauh dari jalan utama.
”Kami mengimbau masyarakat sekitar untuk turut mencegah kebakaran lahan. Saya berterima kasih kepada masyarakat yang memberikan informasi awal terkait lokasi kebakaran. Jika melihat oknum yang membakar lahan laporkan saja. Saksi akan dirahasiakan,” ungkap Anton.
Pihaknya juga sudah membuat jadwal patroli pencegahan kebakaran lahan. ”Jadwalnya bergiliran sehingga tidak mudah lelah. Satu regu terdiri atas 5 hingga 10 personel. Personel siaga 24 jam,” ujarnya.
Jika melihat oknum yang membakar lahan laporkan saja. Saksi akan dirahasiakan.
Komandan Rayon Militer Pontianak Selatan Mayor (Inf) Muhammad Eko Prasetyo menyampaikan, pihaknya juga telah mengatur jadwal patroli untuk bergabung dengan lintas sektor. Kamis pagi terlihat ada 10 petugas dari TNI yang membantu pemadaman api.
Camat Pontianak Tenggara Rendrayani mengatakan, untuk mengetahui pemilik lahan yang terbakar itu, akan dilakukan kerja sama dengan Badan Pertanahan Nasional Kota Pontianak. Saat pemilik lahan sudah diketahui, tidak tertutup kemungkinan lahan akan disegel dan tidak boleh digunakan selama tiga tahun ke depan.
Pihaknya bersama TNI-Polri pada awal Februari lalu juga sudah melakukan sosialisasi kepada warga di Pontianak Selatan dan Tenggara agar mencegah kebakaran lahan. Imbauan kepada masyarakat agar tidak membakar lahan juga sudah dilakukan.
”Ke depan akan dilaksanakan sosialisasi lagi untuk pendalaman sehingga jajaran di tingkat kelurahan, RT, dan RW lebih sigap lagi dalam mengantisipasi kebakaran lahan,” kata Rendrayani.
Berdasarkan data sebaran titik panas dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), jumlah titik panas di Kalbar dua hari terakhir meningkat. Pantauan tanggal 10 Maret 2020 pukul 07.00 hingga 11 Maret 2020 pukul 07.00 terdapat 38 titik panas. Titik panas terbanyak berada di Kabupaten Kubu Raya yang mencapai 26 titik.
Pada pantauan tanggal 11 Maret 2020 pukul 07.00 hingga 12 Maret 2020 pukul 07.00 terdapat 63 titik panas. Titik panas terbanyak juga terdapat di Kubu Raya yang mencapai 30 titik.