Surabaya Antisipasi Kebutuhan Alat Pelindung Diri untuk Tenaga Medis
Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, mengirim sejumlah alat pelindung diri untuk penanganan pasien Covid-19 di Rumah Sakit Universitas Airlangga, Surabaya.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA/IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, mengirim sejumlah alat pelindung diri untuk penanganan pasien Covid-19 di Rumah Sakit Universitas Airlangga, Surabaya. Pengiriman dilakukan untuk mencegah rumah sakit tidak kekurangan alat pelindung diri dalam menangani pasien.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita di Surabaya, Kamis (12/3/2020), mengatakan, pihaknya mengirimkan pakaian gown cover all sebanyak 50 set, masker N95 sebanyak 50 buah, surgical masker sebanyak 2.500 lembar, dan kacamata goggle sebanyak 25 buah. Jumlah yang dikirim sesuai permintaan dari RS Universitas Airlangga.
”Setelah rumah sakit mengirimkan surat permohonan bantuan, kami langsung kirimkan bantuan sesuai permintaan,” katanya.
Penggunaan alat pelindung diri diperlukan untuk melindungi tenaga medis dari penularan virus SARS-CoV-2 saat merawat pasien. Seluruh tenaga medis yang menangani pasien wajib menggunakan alat pelindung diri sesuai prosedur standar operasi penanganan pasien Covid-19. Keberadaan alat-alat tersebut sangat vital dalam kondisi wabah seperti saat ini.
Setelah rumah sakit mengirimkan surat permohonan bantuan, kami langsung kirimkan bantuan sesuai permintaan.
Pakaian gown cover all adalah baju pelindung untuk mencegah masuknya kuman dan virus. Kemudian masker N95 adalah masker yang menutup hidung dan mulut yang berfungsi untuk menyaring kuman, virus, dan partikel debu.
Surgical masker adalah masker penutup hidung dan mulut yang berfungsi menyaring percikan air liur atau dahak yang dikeluarkan oleh pasien. Adapun kacamata goggle adalah kacamata untuk melindungi mata dari debu dan bahan kimia cair.
Cukup enam bulan
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, kebutuhan masker untuk tenaga medis di Surabaya dipastikan mencukupi untuk enam bulan mendatang. Sejak awal tahun, ada 9.892 boks masker dibagikan ke 63 puskesmas dan tiap-tiap kelurahan mendapatkan 10 boks. ”Masker juga dibagikan ke masyarakat saat dibutuhkan,” katanya.
Direktur Utama RS Universitas Airlangga, Nasronudin, mengatakan, kebutuhan alat pelindung diri sangat banyak seiring dengan inisiatif masyarakat untuk memeriksakan diri. Dalam tiga hari terakhir, setidaknya ada 50 orang yang datang dan ingin memastikan dirinya tidak tertular Covid-19. ”Warga banyak yang panik sehingga berinisiatif memeriksakan diri,” katanya.
Pihaknya terus berkoordinasi dengan Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya untuk pemenuhan alat pelindung diri. Selain dari Pemkot Surabaya, pihak rumah sakit telah mendapatkan 1.000 masker dari Pemprov Jatim. Sebelum bantuan dari Pemkot Surabaya tiba, stok gown cover all hanya tersisa 30 set.
Sekretaris Satgas Covid-19 RS Unair Alfian Nur Rosyid mengatakan, saat ini ada dua orang dalam pemantauan yang dirawat dengan gejala Covid-19. Mereka sudah mengikuti pengujian swab Covid-19. Hasilnya akan diketahui tujuh hari setelah pengujian yang dilakukan di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan.
Dua pasien mulai dirawat di ruang isolasi sejak Selasa (10/3/2020). Keduanya menunjukkan gejala seperti demam dan batuk berdahak. Keduanya berinisiatif memeriksakan diri ke RS Unair karena khawatir tertular virus SARS-CoV-2.
”Satu pasien baru pulang dari Jepang dan satu lainnya usai menghadiri pertemuan dengan warga negara asing di Jakarta. Mereka bukan bagian dari kluster pasien positif Covid-19,” ujarnya.