Batam dan Singapura Bergandengan Hadapi Pandemi Covid-19
Pemerintah Singapura memberi bantuan 50 alat pelindung diri kepada Pemkot Batam. Bantuan itu sebagai bagian dari upaya kerja sama mengatasi pandemi Covid-19.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Pemerintah Batam dan Singapura meningkatkan kerja sama dalam menghadapi pandemi Covid-19. Hal tersebut salah satunya ditandai dengan penyerahan bantuan 50 alat pelindung diri oleh Pemerintah Singapura kepada Pemerintah Kota Batam, Jumat (13/3/2020).
Wali Kota Batam Muhammad Rudi mengatakan, bantuan dari Singapura itu merupakan bentuk nyata kerja sama dan kebersamaan kedua wilayah untuk menghadapi pandemi Covid-19. Batam dan Singapura saling bergantung dalam banyak hal sehingga jika salah satu terdampak yang lain pasti ikut merasakan.
”Karena lebih dulu terinfeksi, Singapura sudah setengah jalan menghadapi Covid-19. Sementara Indonesia baru mulai bersiap. Salah satunya dengan membangun rumah sakit khusus penyakit menular di Pulau Galang,” kata Rudi.
Meskipun fasilitas kesehatan di Pulau Galang siap beroperasi pada akhir Maret, Pemkot Batam tetap berupaya meningkatkan kesiapan rumah sakit di daerah. Alat pelindung diri bantuan dari Singapura itu akan digunakan tenaga kesehatan yang khusus bertugas merawat pasien terduga korona.
Konsul Jenderal Singapura di Batam Mark Low mengatakan, semua negara kini harus benar-benar bersiap mengantisipasi berbagai dampak dari pandemi Covid-19. ”Kita belum tahu kapan pandemi ini akan berakhir. Mungkin bisa lebih dari setahun,” ujarnya.
Kita belum tahu kapan pandemi ini akan berakhir. Mungkin bisa lebih dari setahun.
Ia berharap Batam dan Singapura bisa terus saling bergandengan tangan untuk mengatasi dampak pandemi yang mungkin akan berkepanjangan itu. Kegiatan ekonomi di kedua wilayah harus tetap berjalan meskipun ke depan akan banyak tantangan selama pandemi Covid-19 di dunia belum berakhir.
”Sebisa mungkin tetap hidup normal, tetapi dengan tetap waspada dan mengikuti instruksi pemerintah masing-masing. Kita atasi pandemi ini bersama-sama,” kata Low.
Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan, hingga hari ini sudah 187 kasus positif Covid-19 di negara tersebut. Sebanyak 93 pasien berhasil sembuh dan sisanya masih menjalani perawatan.
Dalam keterangan pers Kedutaan Besar Republik Indonesia disebutkan, ada tujuh warga negara Indonesia (WNI) di Singapura yang positif terinfeksi virus korona baru (SARS-CoV-2). Satu orang dinyatakan sudah sembuh.
Berdasarkan ketentuan Pemerintah Singapura, sejak 7 Maret, seluruh pendatang yang mengunjungi Singapura dengan visa turis/kunjungan 30 hari yang dirawat karena Covid-19 diharuskan membayar biaya pengobatan. Adapun khusus biaya tes Covid-19 akan tetap dilakukan secara gratis.
Untuk mengantisipasi penularan semakin meluas, Majelis Agama Islam Singapura mengeluarkan imbauan bagi warga Singapura untuk sementara tidak melakukan aktivitas ibadah bersama di masjid. Hal ini menindaklanjuti temuan beberapa kasus positif baru pada pasien yang sebelumnya pernah mengikuti acara keagamaan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 27 Februari hingga 1 Maret.
”Tidak ada rencana menaikkan status waspada penyakit (DORSCON) dari oranye menjadi merah. Status merah berarti kasus terus naik dan pemerintah sudah tidak bisa melacak alur penularan, tetapi sampai saat ini penyebarannya masih bisa terkontrol,” ujar Low.
Sementara itu, Rudi juga mengimbau agar warga Batam mengurangi aktivitas berkumpul dalam jumlah banyak di dalam ruangan tertutup. Petugas di tempat ibadah dan fasilitas umum lainnya diimbau keras untuk selalu menjaga kebersihan agar potensi penularan penyakit bisa diminimalisasi.