Festival Manggis di Purwakarta Jadi Wisata Alternatif
Kabupaten Purwakarta akan menggelar Festival Manggis pertengahan Maret. Selain mengenalkan potensi lokal, ajang ini diharapkan menjadi destinasi wisata alternatif.
Oleh
MELATI MEWANGI
·4 menit baca
PURWAKARTA, KOMPAS — Menyambut awal masa panen raya, Festival Manggis digelar di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, pada 14 dan 15 Maret 2020. Selain mengenalkan potensi daerah, kegiatan ini diharapkan menjadi salah satu destinasi wisata alternatif.
Festival tersebut bakal diadakan di sentra manggis Kampung Margaluyu, Desa Parakan Garokgek, Kecamatan Kiarapedes, Purwakarta. Pengunjung diperbolehkan makan manggis sepuasnya secara gratis. Berbagai lomba akan diadakan, antara lain lomba sortir buah manggis, merangkai buah manggis, dan sambung pucuk bibit manggis.
Yang membedakan manggis di wilayah ini dengan manggis dari tempat lain adalah daya simpan yang mencapai 28 hari. Tidak salah jika manggis menjadi komoditas unggulan ekspor dari Purwakarta.
Buah manggis (Garcinia mangostana L) menjadi salah satu produk perkebunan unggulan di Purwakarta. Buah ini tumbuh di daerah dataran tinggi di empat kecamatan, yakni Wanayasa, Bojong, Darangdan, dan Kiarapedes. Dinas Pangan dan Pertanian Purwakarta mencatat, luas perkebunan manggis di Purwakarta mencapai 1.500 hektar dengan produksi rata-rata mencapai 47 ton per hektar pada panen raya.
Ciri khas manggis Wanayasa tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 571/Kpts/SR.120/9/2006. Dari segi bentuk, manggis Wanayasa berukuran besar dengan diameter 4,5-5 sentimeter dan bobot 90-110 gram per buah. Rasa dagingnya manis dan asam. Yang membedakan manggis di wilayah ini dengan manggis dari tempat lain adalah daya simpan yang mencapai 28 hari. Tidak salah jika manggis menjadi komoditas unggulan ekspor dari Purwakarta.
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika, Jumat (13/3/2020), mengatakan, pariwisata di Purwakarta perlahan mengarah pada sektor produksi perkebunan. Pasalnya, mayoritas destinasi wisata unggulan di Purwakarta bergantung pada kondisi cuaca. Kondisi cuaca yang tak menentu dinilai memengaruhi jumlah wisatawan. Angka kunjungan wisatawan di Purwakarta pada 2019 mencapai 2,8 juta orang dari target 4 juta wisatawan.
Anne mencontohkan, musim kemarau panjang membuat debit air di sejumlah wisata air berkurang, antara lain Air Mancur Sri Baduga, Leuwi Cidomas, di Kecamatan Kiarapedes, Curug Tilu di Kecamatan Sukasari, dan Curug Cipurut di Kecamatan Wanayasa. ”Tidak tercapainya target kunjungan itu menjadi evaluasi bersama dalam menentukan angka target tahun ini,” ucapnya.
Untuk itu, pihaknya berupaya mengembangkan wisata alternatif dengan memanfaatkan potensi yang ada di Purwakarta, yakni menggelar berbagai kegiatan festival, Taman Air Mancur Welas Asih di Tajug Gede Cilodong, dan diorama sejarah gerabah Plered di Galeri Menong 2.
Festival Manggis ditargetkan mencapai jumlah target kunjungan 5.000 orang. Adapun pada 2020, target kunjungan wisatawan yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten Purwakarta sekitar 3 juta orang.
Anne mengimbau agar masyarakat Purwakarta lebih banyak meramaikan festival ini. Mereka tidak perlu pergi berwisata ke luar kota di tengah penyebaran virus korona jenis baru.
Sekretaris Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan Purwakarta Heri Anwar menjamin ketersediaan fasilitas parkir dan toilet bagi pengunjung. Selain itu, ada stan khusus yang menjajakan makanan dan minuman dengan harga terjangkau.
Sementara itu, Hadi Ibnu Sabilillah, Ketua Komunitas Pena dan Lensa Purwakarta, berharap festival ini semakin memajukan petani manggis di Purwakarta. Generasi muda petani manggis perlu dikenalkan kepada masyarakat umum.
Ia juga berencana membuat film tentang sejarah komoditas manggis dan kisah para petani yang setia bergelut di bidangnya. Video ini selanjutnya akan menjadi materi promosi potensi wisata Purwakarta.
Menurut Hadi, film merupakan media yang tidak dapat dipisahkan dengan tempat wisata. Pengangkatan suatu tempat dalam latar film dapat menjadikan lokasi itu sebagai wisata baru dan meningkatkan jumlah wisatawan. Ia mencontohkan, wisata pantai dan sekolah di Belitung menjadi kian terkenal karena menjadi latar dalam film Laskar Pelangi.
Dalam sebuah film atau video lagu, pemilihan lokasi juga dapat menarik kunjungan wisata. Misalnya, akun Youtube penyanyi Hanin Dhiya mengunggah video lagu berjudul ”Bukan Untukku”. Video berdurasi sekitar delapan menit itu mengambil sejumlah lokasi di Purwakarta sebagai latar.
Video yang diunggah tahun 2018 itu mengambil lokasi mulai dari sentra gerabah dan keramik di Plered, menaiki kapal sambil menikmati senja di Danau Jatiluhur, hingga keindahan Air Mancur Sri Baduga. Jika diperhatikan pada kolom komentar, sejumlah penonton mengomentari keindahan lokasi yang ditampilkan dan tertarik berwisata atau sekadar berswafoto di tempat-tempat tersebut.