Jalur Tak Resmi di Perbatasan Sulitkan Pemantauan Covid-19
Keberadaan jalur tidak resmi Indonesia-Malaysia menyulitkan pengawasan lalu lintas manusia untuk menekan munculnya kasus Covid-19 di Kalimantan Utara. Pemerintah daerah akan membuat satgas untuk memudahkan pemantauan.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Keberadaan jalur tidak resmi Indonesia-Malaysia menyulitkan pengawasan lalu lintas manusia untuk menekan munculnya kasus Covid-19 di Kalimantan Utara. Pemerintah daerah akan membuat satuan tugas untuk memudahkan pemantauan potensi munculnya Covid-19.
Kabupaten Nunukan menjadi salah satu daerah rawan. Wilayahnya melingkupi Pulau Sebatik, Pulau Nunukan, dan daratan di Pulau Kalimantan yang berbatasan darat dan laut dengan Sabah, Malaysia. Kondisi ini memicu banyak jalur tidak resmi yang kerap digunakan warga.
Camat Sebatik Tengah Aris Nur mengatakan, salah satu pelabuhan tak resmi yang paling sibuk di wilayahnya berada di Desa Aji Kuning. Pelabuhan itu digunakan untuk lalu lintas orang dan barang dari dan ke Tawau, Malaysia, yang bisa ditempuh sekitar 20 menit menggunakan perahu bermesin.
”Kalau di Aji Kuning, petugas puskesmas dan pengamanan perbatasan TNI sudah bekerja sama mengecek suhu tubuh setiap orang di sana. Namun, kendalanya ada juga banyak perbatasan jalur darat tak resmi,” kata Aris ketika dihubungi, Jumat (13/3/2020).
Orang yang menggunakan jalur tak resmi itu sebagian besar adalah pekerja di perkebunan kelapa sawit di Pulau Sebatik wilayah Malaysia. Para pekerja biasanya pergi dan pulang melalui jalur perkebunan tanpa melalui pos lintas batas.
Aris mengatakan, pemerintah kecamatan telah berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk memberi sosialisasi di setiap pertemuan. Warga diimbau berperan aktif memeriksa suhu tubuh ke puskesmas setelah bekerja. Alat yang digunakan petugas puskesmas adalah alat deteksi suhu tubuh tembak atau thermal gun.
Selain itu, sosialisasi mengenai gejala yang timbul jika terjangkit Covid-19 juga dilakukan petugas puskesmas dalam berbagai kegiatan, termasuk di Sekolah Tapal Batas. Sekolah itu menampung anak-anak para buruh di perkebunan sawit Malaysia.
”Hasil pemeriksaan dari puskesmas, siswa kami sehat semua. Kami memaksimalkan agar anak-anak di asrama melakukan pola hidup bersih dan sehat. Karena ini asrama, pemantauannya jadi lebih mudah bagi kami,” kata Kepala Sekolah Tapal Batas Suraidah.
Hasil pemeriksaan dari puskesmas, siswa kami sehat semua. Kami memaksimalkan agar anak-anak di asrama melakukan pola hidup bersih dan sehat. Karena ini asrama, pemantauannya jadi lebih mudah bagi kami.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan Aris Suryono mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan skenario jika ada yang terindikasi Covid-19 di Pulau Sebatik. Orang yang terindikasi langsung dibawa menyeberang ke RSUD Nunukan untuk diperiksa kesehatannya.
”Pasien dalam pengawasan di Sebatik harus langsung dievakuasi ke Nunukan hari itu juga. Itu dilakukan agar tidak banyak singgah dan berinteraksi dengan orang lain. Perahu yang digunakan juga harus steril dari penumpang lain. Estimasi waktunya sekitar 45 menit sampai Nunukan,” tutur Aris.
Sejauh ini belum ada warga Nunukan yang dinyatakan terduga Covid-19. Namun, terdapat 81 orang dalam pemantauan Dinas Kesehatan Nunukan. Sebagian besar adalah mahasiswa yang pulang ke Nunukan. Mereka kuliah di China, Jepang, Korea Selatan, Filipina, dan Malaysia.
Pasien dalam pengawasan di Sebatik harus langsung dievakuasi ke Nunukan hari itu juga. Itu dilakukan agar tidak banyak singgah dan berinteraksi dengan orang lain. Perahu yang digunakan juga harus steril dari penumpang lain. Estimasi waktunya sekitar 45 menit sampai Nunukan.
Sementara itu, pemindai suhu tubuh atau thermal scanner di Kalimantan Utara sejauh ini hanya ada di Bandar Udara Juwata Tarakan dan Pelabuhan Internasional Tunon Taka di Pulau Nunukan. Selebihnya, Pemerintah Provinsi Kaltara bekerja sama dengan dinas kesehatan di setiap kabupaten dan kota untuk memaksimalkan pemantauan melalui petugas puskesmas.
Setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Covid-19 sebagai pandemi, Pemprov Kaltara akan membentuk satuan tugas penanganan virus korona jenis baru. Berbagai instansi, seperti dinas kesehatan, fasilitas kesehatan, institusi pendidikan, BPBD, TNI, Polri, serta dinas perhubungan, akan dijadikan satu tim.
”Nantinya akan ditunjuk satu juru bicara penanganan korona. Jalur komunikasi dan penanganannya akan lebih mudah. Ini juga agar pemantauan di perbatasan bisa diperketat meski banyak jalur tikus. Target kami, minggu depan satgas sudah selesai dibentuk,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kaltara Usman.