Sembilan kota dan kabupaten di Jawa Barat ditetapkan sebagai zona merah kasus demam berdarah dengue. Sebagian besar korban meninggal karena terlambat dibawa ke pusat layanan kesehatan.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Sembilan kota dan kabupaten di Jawa Barat ditetapkan sebagai zona merah kasus demam berdarah dengue. Sebagian besar korban meninggal karena terlambat dibawa ke pusat layanan kesehatan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, hingga akhir Februari 2020, tercatat lebih dari 4.600 kasus demam berdarah dengue (DBD) dengan kematian hingga 16 jiwa. Kabupaten Bogor menjadi daerah dengan kasus tertinggi, mencapai 443 kasus dengan dua korban jiwa.
”Pengawasan demam berdarah di Jabar akan dilakukan di tiga zona, yaitu merah, kuning, dan hijau. Hal itu dilakukan untuk memudahkan pemantauan kasus,” kata Kepala Dinkes Jabar Berli Hamdani di Bandung, Jumat (13/3/2020).
Berli mengatakan, penetapan zona merah dilihat dari kasus kematian atau jumlah kasus di daerah tersebut melonjak dua kali lipat daripada pada tahun sebelumnya. Sembilan daerah ini yaitu Kota Depok, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Kota Bandung, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Ciamis, dan Kota Tasikmalaya.
”Untuk zona kuning, kasus DBD-nya tidak sampai dua kali lipat dan tidak memiliki angka kematian. Sementara suatu daerah ditetapkan sebagai zona hijau jika kasus DBD-nya tidak lebih dari 50 kasus,” katanya.
Ada 16 daerah yang masuk zona kuning. Beberapa di antaranya Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi, serta Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi.
Selain itu, ada juga Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, dan Kota Banjar. Hanya Kota Cirebon dan Kabupaten Pangandaran yang masuk zona hijau.
Berli menuturkan, penyakit DBD merenggut korban jiwa akibat penanganan medis yang terlambat. Oleh karena itu, dia meminta warga lebih cepat melaporkan atau membawa pasien ke RS jika terjadi gejala demam berdarah, di antaranya demam tinggi lebih dari 40 derajat celsius.
DBD merenggut korban jiwa akibat penanganan medis yang terlambat.
”Sebaiknya, apabila terdapat gejala demam tinggi, segera dibawa ke pelayanan kesehatan untuk ditangani. Selain itu, kebersihan pemantauan jentik nyamuk juga dilakukan di lingkungan rumah, termasuk talang-talang air,” ujarnya.
Kepala Dinkes Kota Bandung Rita Verita menyatakan, korban jiwa akibat DBD di Kota Bandung mencapai empat orang. Keempat korban jiwa ini berusia balita dan terlambat ditangani secara medis karena masuk dalam kondisi syok.
Oleh karena itu, dia meminta warga tidak menunda pemeriksaan atau perawatan di rumah sakit jika terdapat gejala DBD, terutama bagi anak-anak. Selain itu, kebersihan lingkungan anak juga diminta lebih diperhatikan.