Obyek Wisata di Solo Ditutup, Aktivitas Ekonomi Tetap Berjalan
Sejumlah obyek wisata di Solo, Jawa Tengah, ditutup sementara, Sabtu (14/3/2020), menyusul penetapan kejadian luar biasa Covid-19. Namun, sejauh ini, aktivitas perekonomian warga tetap berjalan normal.
Oleh
erwin edhi prasetya
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS — Sejumlah obyek wisata di Solo, Jawa Tengah, ditutup sementara, Sabtu (14/3/2020), menyusul penetapan kejadian luar biasa Covid-19. Namun, sejauh ini, aktivitas perekonomian warga masih tetap berjalan normal.
Berdasarkan pantauan Kompas, sejumlah obyek wisata, seperti Museum Keris, Museum Radya Pustaka, dan Museum Keraton Surakarta, ditutup bagi umum. Pintu gerbang obyek-obyek wisata itu ditutup rapat.
Penutupan obyek wisata ini menindaklanjuti perintah Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo. Jumat malam, Pemerintah Kota Solo menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) Covid-19. Selain menutup obyek wisata, siswa SD, SMP, dan madrasah diminta belajar di rumah mulai Senin, 16 Maret, setidaknya hingga 14 hari ke depan.
Kepala Dinas Pariwisata Solo Hasta Gunawan mengatakan, penutupan obyek wisata merupakan salah satu langkah darurat mencegah penularan Covid-19. Hal itu harus dilakukan meski bakal memengaruhi pencapaian target kunjungan wisata tahun 2020.
Akan tetapi, pihaknya belum bisa memprediksi tingkat penurunan kunjungan wisatawan. Alasannya, belum bisa dipastikan berapa lama penutupan itu dilakukan.
Penutupan obyek wisata mulai berdampak, setidaknya bagi Tarno (71), penarik becak di depan Museum Keraton Surakarta. Sabtu siang, ia belum mendapat uang. Tidak ada wisatawan yang biasa menggunakan becaknya. Apabila sebelumnya bisa mendapat 5-6 penumpang, kali ini dia pulang dengan tangan kosong.
Sementara itu, aktivitas perekonomian warga Solo masih berjalan seperti biasa. Toko-toko tetap buka. Pasar tradisional juga tetap dikunjungi banyak warga.
Samini (54), pedagang di Pasar Gede Solo, mengatakan, tidak ada penurunan pembeli setelah Solo ditetapkan KLB. Tingkat penjualan bahan pangan, seperti bawang merah, bawang putih, dan cabai, di kiosnya pun tetap sama.
”Cabai rawit, misalnya, sehari habis 30 kilogram per hari. Hari ini, kemungkinan sama. Tidak ada penurunan pembeli. Masih tetap banyak yang datang,” katanya.